Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia
Preview

Profil Blancpain World GT Challenge Asia

Setelah sekian lama, Rio Haryanto akhirnya kembali membalap semusim penuh. Kali ini eks pembalap F1 itu akan berkompetisi di Blancpain World GT Challenge Asia, seperti apa persaingannya?

Start action

Dihelat sejak dua tahun silam sebagai Blancpain GT Series Asia, 2019 akan menjadi musim pertama salah satu kejuaraan Grand Tourer paling bergengsi di kawasan Asia tersebut dijalankan dengan identitas baru, yakni Blancpain GT World Challenge Asia.

Video terkait:

Meski ada perubahan nama, regulasi tidak mengalami banyak perubahan. Berikut rinciannya...

Ragam kelas

Mobil-mobil dari kelas GT3, platform GT paling populer di penjuru dunia saat ini, akan berbagi lintasan yang sama dengan kelas GT4, mobil Supercar yang tampilan dan performanya tak jauh berbeda dari versi jalanan.

Kelas GT3 biasa diisi mobil-mobil andalan pabrikan-pabrikan besar seperti Porsche, Ferrari, Audi. Untuk memastikan performa antar mobil tetap seimbang, SRO selaku panitia penyelenggara, akan menerapkan BoP (Balance of Performance).

Meski tidak sekencang dan modifikasi mobil dari versi jalanan tidak seagresif di kelas GT3, mobil-mobil yang bertarung di kelas GT4 juga terkena BoP. Pun demikian mobil masih terlihat garang berkat tempelan komponen seperti sayap belakang, splitter, dan diffuser.

Kombinasi pembalap

Setiap mobil terdiri dari maksimal dua pembalap. Masing-masing harus ikut kualifikasi dan memulai satu dari dua balapan tiap rondenya. Mereka kemudian diharuskan melakukan pergantian pembalap di jendela pit stop wajib berdurasi 10 menit.

Ada dua jenis kombinasi pembalap yang berhak bertarung memperebutkan juara keseluruhan: Pro/Am, campuran pembalap profesional dengan amatir, dan Silver, gabungan pembalap yang memiliki lisensi FIA tidak lebih dari perak.

Musim ini, Rio akan bertarung di kategori Pro/Am bersama sesama pembalap Indonesia, David Tjiptobiantoro ( Sepang, Buriram, Fuji, dan Yeongam) dan pembalap Singapura, Gregory Teo (Suzuka dan Shanghai).

Duet pembalap amatir (Am/Am) juga diizinkan untuk berjuang menjadi yang terbaik dalam kategori tersebut. Sementara GT4 khusus dilombakan untuk pembalap amatir.

Selain itu, untuk membantu memunculkan bakat lokal dari Asia, SRO mewajibkan setiap mobil di GT3 Pro/Am dan Silver diisi oleh setidaknya satu pembalap Asia. Hanya pembalap dari Asia, Australia, dan Selandia Baru, yang diperbolehkan berkompetisi di kelas GT3 Am dan GT4.

Aturan persaingan

Untuk mencegah satu tim mendominasi sepanjang musim, SRO memberlakukan penalti pit stop. Dalam regulasi dinyatakan, para peraih tiga besar di balapan sebelumnya mendapatkan 15, 10, atau 5 detik tambahan waktu pada pit stop wajib mereka.

Mengikuti sistem seperti yang dipakai F1, poin disebar kepada pembalap yang finis sepuluh besar secara keseluruhan dan juga masing-masin kelas dengan rincian berikut: 1. 25 poin; 2. 18 poin; 3. 15 poin; 4. 12 poin; 5. 10 poin; 6. 8 poin; 7. 6 poin; 8. 4 poin; 9. 2 poin; 10. 1 poin.

Mobil-mobil GT3 berbaris di pit lane
#81 BMW Team Studie BMW M4 GT4
Aksi balapan di Buriram
#75 T2 Motorsport Ferrari 488 GT3: Gregory Teo, David Tjiptobiantoro, Christian Colombo, Matteo Cressoni
#86 OD Racing Audi R8 LMS GT3: Aditya Patel, Mitch Gilbert
Rio Haryanto
Rio Haryanto, Audi R8 LMS GT3
Rio Haryanto
Rio Haryanto
Rio Haryanto
10

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Review GT 2018: Andrew Haryanto
Artikel berikutnya Spek mobil balap Ferrari Rio Haryanto

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia