SIC888, balap ketahanan dengan tujuh kelas
Tiga pembalap Indonesia, Andrew Haryanto, Anderson Tanoto, serta Rio Haryanto akan mengikuti SIC888, balap ketahanan terbaru di Tiongkok Daratan. Seperti apa balapan sepanjang 888 km ini?
Setelah terakhir kali membalap di Formula 1 2016, Rio sempat melakukan tes dua kejuaraan balap tahun lalu, Formula E dan Super Formula.
Kali ini, mantan rekan setim Pascal Wehrlein di Manor F1 itu kembali akan unjuk gigi pada invitational SIC888 bersama skuat Absolute Racing di kelas GT4. Sebelumnya, ia telah menguji coba tiga mobil balap Audi, yaitu A4 DTM R14 plus, serta kelas GT3 dan GT4 mobil Audi R8 LMS.
Sejak pertama kali diperkenalkan pada September 2017, Motorsport Asia Limited selaku pihak promotor ingin menarik minat pabrikan kelas dunia untuk melirik Tiongkok, pasar otomotif terbesar di dunia.
Dari segi hiburan dan motorsport, pihak promotor ingin kejuaraan tersebut menjadi balap ketahanan utama kawasan Asia yang menarik minat berbagai tim balap wilayah lainnya.
Shanghai International Circuit, salah satu venue penyelenggaraan Formula 1, didapuk sebagai tuan rumah gelaran perdana pada 5-7 Oktober.
Sebanyak tujuh kelas akan memeriahkan SIC888, mulai dari GT3 hingga TCR. Simak penjelasan lebih lanjut berikut ini.
GT3
Menggunakan aturan homologasi FIA kategori Grand Touring pada 2015, kelas ini cukup sering ditemui di berbagai kejuaraan, salah satunya adalah Blancpain GT Series kawasan Asia, Eropa, dan Amerika Utara (bertajuk Pirelli World Challenge).
Selain itu, beberapa negara dengan latar belakang motorsport kuat, seperti Jerman, Inggris, dan Jepang, menghelat beberapa kejuaraan dengan kategori GT3 sebagai salah satu kelas yang dilombakan.
ADAC GT Masters Jerman murni melombakan GT3 buatan pabrikan beberapa negara, sementara British GT dan Super Taikyu Jepang menggabungkan beberapa kelas dalam sekali balapan.
Tiap tahun, pabrikan-pabrikan kenamaan selalu berlomba-lomba supaya tim balap berbagai kejuaraan mau menggunakan produk mereka. Di Negeri Sakura, GT3 memiliki kelas setara, yakni JAF-GT dan Mother Chassis yang berlaga di Super GT kelas GT300.
GT4
Meski sudah menggelar GT4 European Cup, 11 tahun silam, pada kenyataannya kategori ini baru mendapat tempat di kawasan lain belakangan ini.
Beberapa pabrikan seperti Audi, Aston Martin, dan McLaren membuat turunan dari mobil balap GT3 mereka. Sisanya, seperti Ginetta, Lotus, dan KTM fokus untuk bermain di ranah ini.
Berbeda dengan GT3 yang penuh dengan modifikasi, GT4 cenderung minim modifikasi dari mobil versi komersialnya.
GTM dan GTC
Bagi tim yang belum mampu membeli mobil GT3 terbaru dengan kisaran harga mencapai Rp9 miliar, kelas GTM bisa menjadi alternatif.
Berbagai mobil balap GT3 buatan sebelum 2014, seperti BMW Z4 GT3, Ferrari 458 GT3, serta Lamborghini Gallardo GT3 masuk dalam kategori ini.
GTC diisi berbagai mobil balap GT dari ajang one make race, seperti Lamborghini Huracan Super Trofeo, Porsche 991 GT3 Cup, dan Ferrari 488 Challenge. Kedua kelas ini hadir di ajang Thailand Super Series.
TCR, TP1, dan TP2
Kategori anyar balap turing ini juga tengah naik daun, terutama setelah resmi menjadi mobil balap World Touring Car Cup (WTCR).
Akhir pekan nanti, SIC888 akan menjadi ronde pamungkas dari TCR Asia dan Tiongkok, dengan Luca Engstler dan Mitchell Tjeah dari Liqui Moly Team Engstler sebagai kandidat utama juara.
Kelas Touring Production 1 dan 2 menjadi paket hemat bagi para pembalap yang ingin merasakan sensasi persaingan di sirkuit. Kejuaraan lain yang menyertakan kelas ini adalah Malaysia Championship Series.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.