Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Sprint Magny-Cours Lebih Sulit dari Perkiraan Valentino Rossi

Akhir pekan Magny-Cours berjalan lebih sulit dari perkiraan bagi Valentino Rossi dan Frederic Vervisch. Mereka keluar dari Top 10 dan beberapa hal perlu ditinjau untuk keterlibatan selanjutnya di GTWCE.

#46 Team WRT, Audi R8 LMS Evo II: Valentino Rossi, Frédéric Vervisch

Foto oleh: SRO

Jika putaran kedua GT World Challenge Europe Sprint Cup 2022 di Magny-Cours seharusnya menjadi ujian pertama bagi Valentino Rossi, maka tidak bisa dikatakan bahwa nilainya bagus.

Pasalnya, akhir pekan balapan ternyata berjalan lebih sulit bagi The Doctor dari apa yang diperkirakan sebelumnya. Untuk sekali, pembalap Tim WRT itu berada di sirkuit yang telah diketahui dan dicobanya dengan Audi R8 LMS #46.

Namun, kondisinya tentu saja berbeda ketika bekerja dalam pengujian dengan melakukan konfrontasi langsung dengan para rival di trek. Seperti biasa, tujuan Rossi adalah belajar dan meraih pengalaman, tanpa target muluk-muluk.

Jika pada putaran pertama di Brands Hatch ada premis bagus, di Magny-Cours dari sudut pandang hasil, ada sedikit langkah mundur, juga dari kesalahan pada Kualifikasi 1, yang menyebabkan Rossi mengalami crash setelah beberapa lap.

Baca Juga:

Keluar sebelum waktunya mengakibatkan pembatalan dari apa yang sejauh ini menjadi torehan waktu terbaiknya sejak awal acara dan akhirnya harus memulai dari posisi start ke-22 di grid.

“Saya sudah bilang bahwa masalah terbesar adalah matahari, karena saat itu terbenam, Anda memiliki sinarnya di wajah Anda. Itu juga membuat refleksi di aspal,” legenda MotoGP tersebut menjelaskan.

“Dalam latihan bebas, saya kesulitan untuk bisa memahami di mana saya berada, apakah di tepi lintasan (curb) atau di jalur yang tepat, karena persepsinya sulit. Tetapi kami mencoba menyelesaikannya dengan menerapkan strip pada visor helm, sehingga bisa sedikit melindungi saya, yang juga baru bagi saya.

“Saat kualifikasi saya coba menekan, namun mungkin saya melangkah terlalu jauh sehingga membuat kesalahan. Pada tahap pertama trek sangat cepat dan menantang, saya terlalu tinggi melibas curb dan sayangnya kehilangan kendali.

“Sayang sekali memang, karena itu menempatkan kami lebih jauh dari apa yang, menurut pendapat saya, menjadi potensi kami,” tambah pemilik sembilan gelar Kejuaraan Dunia Balap Motor tersebut.

#46 Team WRT, Audi R8 LMS Evo II: Valentino Rossi

#46 Team WRT, Audi R8 LMS Evo II: Valentino Rossi

Foto oleh: SRO

Pada Race 1, Valentino Rossi start dari belakang dengan hati-hati, lalu ia membuat beberapa overtake berani sebelum menyerahkan kemudi kepada rekan setimnya, Frederic Vervisch. Bahkan meski dapat penalti 10 detik di pit stop akibat satu set ban ekstra setelah keluar jalur Q1.

“Dalam Race 1 kami harus mencoba untuk mendapatkan awalan yang baik dan menemukan kecepatan bagus untuk dapat melewati mereka yang berada di depan kami, yang mana tidak mudah,” kata Rossi.

“Balapannya itu sendiri sebenarnya tidak buruk, saya bisa menikmatinya dan mampu terlibat dalam beberapa pertarungan dengan overtake, meningkatkan kecepatan lap demi lap.”

Sementara pada Race 2, Vervisch memulai lebih dulu, tetapi ia terjebak di posisi kedelapan untuk waktu yang lama tanpa bisa menyalip McLaren yang dikemudikan oleh Christien Klien, yang kuat saat bertahan.

Vervisch bisa dibilang tidak mengambil langkah yang memberinya cara untuk meyerahkan mobil kepada Rossi di posisi yang lebih baik. Pada gilirannya, The Doctor membuat dua kali overtake dan finis ke-11, yang tak memuaskan.

“Race 2 juga sulit, walau kami berhasil memulai sedikit di depan. Tujuannya adalah menembus Top 10 dan kami nyaris berhasil, setelah finis ke-11. Saya cukup menderita karena panas, mobil jadi lebih sulit dikemudikan. Saya juga kehilangan waktu dalam duel dengan Porsche,” Rossi mengungkapkan.

#46 Team WRT, Audi R8 LMS Evo II: Valentino Rossi, Frédéric Vervisch

#46 Team WRT, Audi R8 LMS Evo II: Valentino Rossi, Frédéric Vervisch

Foto oleh: SRO

Vervisch pun merasakan hal sama dengan The Doctor, bahwa balapan Sprint Magny-Cours tidak mudah. “Race 1 sulit sebab kami start dari belakang dan di pit stop kami dapat penalty. Tetapi kecepatannya bagus. Vale (Rossi) menunjukkan peningkatan hebat dengan beberapa overtake,” tuturnya.   

“Sayangnya, awal Race 2 tidak bagus, meskipun kami tidak kehilangan posisi, tetapi sulit untuk menyalip. Pada akhirnya kami tidak mencetak poin, namun itu bagian dari balapan. Yang penting adalah progress dan mendapatkan pengalaman,” pilot asal Belgia tersebut mencoba melihat dari sisi positif.

Vervisch menilai dirinya dan Rossi berada di jalur yag benar, setidaknya dalam perlombaan, dan bahwa hal-hal depat dan harus berubah dalam time trial. “Ketika kami berdua bisa menjalani kualifiaksi lebih baik, saya pikir Top 5 akan bisa dicapai.”

Sementara itu, Prinsipal Tim WRT Vincent Vosse menyoroti performa mobil. Menurutnya, milik mereka bukanlah yang terbaik di Magny-Cours. Evolusi Audi membutuhkan waktu untuk dipahami dengan baik dan ini memengaruhi dalam menemukan BoP (Balance of Performance) yang tepat.

“Itu menajdi event yang lebih sulit bagi Rossi dan Vervisch, tetapi setelah kecelakaan Q1, ada pemulihan yang baik dan Vale secara konstan meningkat,” kata Vosse.

#46 Team WRT, Audi R8 LMS Evo II: Valentino Rossi, Frédéric Vervisch

#46 Team WRT, Audi R8 LMS Evo II: Valentino Rossi, Frédéric Vervisch

Foto oleh: SRO

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Valentino Rossi Sadar Balapan Saat Sunset Tak Mudah
Artikel berikutnya GTWC | Pirelli Serahkan Helm Spesial untuk Valentino Rossi

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia