Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Wawancara

Gerry Salim bicara soal proses adaptasi di CEV Moto3

Mewujudkan mimpi menembus kejuaraan dunia MotoGP tidaklah mudah. Gerry Salim pun menyadarinya betul. Karenanya, ia tak pernah lelah untuk selalu belajar dari pengalamannya sejauh ini.

Gerry Salim, Astra Honda Racing Team

Foto oleh: Astra Honda Racing Team

Usai sukses merengkuh gelar juara ARRC kelas Asia Production 250cc pada 2017, Gerry melakoni debut di ajang CEV Moto3 Junior World Championship musim 2018. Tantangan berat langsung dihadapinya, mengingat para rival bukan dari kalangan sembarangan.

Jika sebelumnya banyak bertarung melawan barisan pembalap Asia, Gerry kini harus berjibaku dengan kompetitor dari seluruh penjuru Eropa. Sebut saja Oncu bersaudara asal Turki, atau deretan petarung Spanyol-Italia yang terkenal tangguh kala membalap.

Lima balapan CEV Moto3 telah dilalui pembalap asal Surabaya itu. Ia memang belum mendulang perolehan poin, namun Gerry berhasil mengemas finis ke-16. Modal yang jelas terbilang baik demi menatap tiga putaran tersisa (Jerez, Albacete dan Valencia).

Baca Juga:

“Saya sangat bersyukur atas kesempatan dari Astra Honda untuk berpartisipasi di Moto3 Junior World Championship. Membalap di sini merupakan langkah sebelum mewujudkan mimpi saya ikut kejuaraan dunia. Sebelumnya saya membalap di Asia, sekarang saya balapan di Eropa, dan saya ingin suatu saat bisa ikut MotoGP,” papar Gerry.

“Proses adaptasi berjalan cukup cepat bagi saya. Saya tidak menemukan masalah besar, meskipun para pembalap lain sangat kuat dan agresif. Saya mencoba untuk mempelajari sirkuit baru dengan cepat, serta mencatat segala informasi seputar pembalap lain.

“Tampil di CEV Moto3 bukan pengalaman yang mudah, karena seringnya saya tidak tahu sirkuitnya, dan kami harus mulai dari awal. Saat ini, perkembangan kami cukup baik dan saya terus mencari ilmu pada setiap balapan. Contohnya, di Aragon kami bisa membuat langkah besar berkaitan feeling dengan motor, dan kami semakin dekat dengan perolehan poin. Itu merupakan akhir pekan balapan terbaik saya sejauh ini,” imbuhnya.

Walau sudah membuat kemajuan, pembalap berusia 21 tahun itu mengaku masih memiliki kekurangan yang harus diperbaiki, yakni lebih agresif saat balapan. Ia merujuk kepada para rival yang menempuh racing line dengan sangat bagus.

“Saya harus beradaptasi dengan cepat jika ingin kompetitif. Saya harus mencari titik pengereman yang pas. Kami mendapatkan kemajuan dan semakin dekat dengan pembalap-pembalap tercepat, dan di sisi lain, motor semakin bagus dan saya menikmati ketika memacunya,” tandasnya.

Lalu, apakah Gerry merasa semakin dekat dengan mimpi untuk ikut MotoGP? Ia menjawab: “Tentu saja. Ikut ajang FIM CEV dan bisa balapan di Spanyol artinya satu langkah semakin dekat untuk mencapai target saya ikut kejuaraan dunia!”

Gerry Salim, Astra Honda Racing Team
Gerry Salim, Astra Honda Racing Team
Gerry Salim, Astra Honda Racing Team
Gerry Salim, Astra Honda Racing Team
Gerry Salim, Astra Honda Racing Team
Gerry Salim, Astra Honda Racing Team
Gerry Salim, Astra Honda Racing Team
Gerry Salim, Astra Honda Racing Team
Gerry Salim, Astra Honda Racing Team
Gerry Salim, Astra Honda Racing Team
10

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya CEV Moto3 Aragon: Finis ke-16, Gerry Salim catat kemajuan
Artikel berikutnya CEV Moto2 Albacete: Dimas Ekky podium ketiga

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia