Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Bos Peugeot sebut aturan baru Dakar “tidak sportif”

Direktur Peugeot Sport Bruno Famin mengatakan regulasi Dakar melarang peta di mobil sebagai “tidak sportif” dan merusak peluang peserta unggulan.

#308 Peugeot Sport Peugeot 3008 DKR: Cyril Despres, David Castera

Foto oleh: Peugeot Sport

Sebelumya, peserta hanya dilarang membawa “peta hasil foto satelit”. Kini, perubahan pada aturan melarang “peta jenis apapun dalam bentuk fisik (kertas, elektronika, atau dukungan lainnya)”.

Ini berarti kru harus bergantung sepenuhnya pada buku jalan dan sistem GPS disediakan penyelenggara.

Juga muncul perubahan lain untuk ponsel pintar, dengan ‘pilot elit’ dari daftar ASO tidak diizinkan membawa telepon, tablet, atau jam GPS.

Peugeot Sport tidak menerima dengan baik dihilangannya dukungan sistem navigasi canggih ini. Famin yakin adanya peraturan yang dibuat untuk menambahkan unsur acak pada hasil lomba dan menghambat peserta terdepan.

“Saya tidak menganggap perubahan regulasi ini sebagai isu pribadi. Tetapi saya menyebutnya sebagai hal tidak sportif,” ucapnya.

“Sepertinya mereka ingin mewujudkan sesuatu. Apapun itu. Mereka tidak ingin adanya pimpinan sama setiap harinya, ingin ada kemungkinan tersesatnya peserta.

“Bagi saya, ini bukan lomba.

“Dalam kategori apa pun, wajar jika ada pembatasan bagi pemenang. Banyak kategori seperti itu.

“Tetapi saya tidak mengerti apa tujuan dari peta. Menjadikan Dakar seperti undian lotere. Saya pikir mereka ingin hasil tidak terduga. Hanya ini yang membuat saya mengerti keputusan mereka.”

Navigasi sebagai bagian lomba

Menurut direktur sport Marc Coma, ubahan ini tidak ditujukan kepada Peugeot. Melainkan menjamin kecanggihan sistem saat ini tidak menghilangkan unsur navigasi sebagai bagian dari event.

“Belakangan, tim profesional hadir dengan peta detail yang membantu navigasi mereka. Dan sejak saya hadir sebagai direktur sport lomba, salah satu poin penting dalam lomba adalah unsur navigasi,” ucapnya kepada Motorsport.com.

“Tidak ditujukan kepada siapa pun. Bagi saya, tim harus memiliki elemen sama: Trip Master, GPS dan buku jalan kami berikan kepada mereka. Dan semua orang memiliki elemen tersebut.”

Coma juga menolak anggapan bahwa kru non-Elite yang masih bisa menggunakan ponsel pintar akan mendapatkan keuntungan.

“Saya tidak berpikir ini akan membuat tim privat menjadi unggul, tidak sama sekali, karena sejauh saya tahu tim privat tidak melakukan upaya khusus membuat peta detail.”

Rival sepakat

Peugeot seperti berdiri sendiri dalam hal ini, dengan perwakilan MINI dan Toyota mengatakan kepada Motorsport.com bahwa mereka setuju dengan pelarangan peta.

Alex Hero, co-driver Nani Roma dari MINI mengatakan, ”[Peugeot] memiliki sistem yang bisa dengan mudah kembali ke rute jika mereka tersesat. Saya pikir kita semua seimbang sekarang.

“Pada dasarnya Anda harus mencoba untuk tidak tersesat, strateginya seperti itu. Kami memiliki metode sendiri, tetapi hanya sedikit lebih presisi dibandingkan buku jalan.”

Manajer tim Toyota Glyn Hall menambakan, “Lebih adil untuk semua orang dan membawa tim amatir mendekati tim pabrikan. Juga akan menyamakan tingkatan tim unggulan.

“Saya paham kenapa Peugeot tidak senang karena mereka menghabiskan banyak waktu membuat peta, yang saya pikir tidak adil.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Sanz seharusnya beralih ke kategori mobil Dakar
Artikel berikutnya Van Beveren lebih percaya diri hadapi Dakar

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia