Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Dakar 2019, Loeb coba realistis

Sebastien Loeb mengungkapkan ia tak berharap banyak pada reli Dakar pertamanya sebagai privatir, yang akan dimulai pada 6 Januari mendatang.

Sébastien Loeb, Peugeot 3008DKR

Foto oleh: Sébastien Loeb Racing

Loeb akan menggunakan Peugeot 3008DKR spesifikasi dua musim lalu yang disiapkan oleh PH Sport, menyusul mundurnya pabrikan Prancis itu usai kemenangan tahun lalu.

Selain spesifikasi mobil, hal lain yang berpotensi menghambat sembilan kali juara WRC itu adalah pengalamannya dalam reli cross-country, khususnya dalam menghadapi bukit pasir.

“Bagaimana cara saya menghadapi bukit pasir? Saya belum tahu, itu masalahnya,” ujar Loeb kepada Motorsport.com.

“Kami harus menghadapinya dengan kerendahan hati, mengingat targetnya adalah melaluinya tanpa terjebak. Di bukit pasir, Anda dapat memangkas dua menit, dan juga kehilangan satu jam dengan mudah, meski hanya melakukan kesalahan kecil. Jadi, kami harus berhati-hati.

“Di sisi lain, kami memiliki mobil yang tak bisa membuat kami melambat di bukit pasir, karena kami tertahan. Kami harus menjaga momentum, dan proses pengambilan keputusan tidak selalu sederhana.

“Kesadaran akan permukaan (lintasan), adalah sesuatu yang dimiliki Peter (Stephane Peterhansel, 13 kali pemenang Dakar) atau pembalap lain miliki. Dan hal ini tidak dimiliki kami, jadi sulit bagi saya.”

Setelah tiga musim membalap dengan tim pabikan Peugeot, Loeb mengikuti Dakar keempatnya sebagai pembalap privatir.

“Secara efektif, ini adalah program privatir. Saya akan membalap dengan mobil Peugeot, namun tak ada dukungan pabrikan. Ini inisiatif saya, namun tantangannya sedikit berbeda,” tambah pembalap 44 tahun itu.

“Kami menghadapi masalah dengan cara sendiri, tidak dikendalikan pabrikan dengan segala kelebihan dan kelemahannya. Kami jauh lebih santai, namun tak bisa mempersiapkan balapan seperti sebelumnya.

“Tahun lalu, saya memiliki tes lima hari di Maroko, dan dua reli (musim lalu sebagai pembalap pabrikan Peugeot), sementara musim ini saya hanya memiliki satu hari tes.

“Tentu saja itu berbeda, namun saya memiliki pengalaman dari masa lalu, yang akan membantu saya lebih cepat menyesuaikan ritmenya.”

Ketika ditanya peluangnya memenangi Dakar, Loeb menambahkan: “Pertama-tama, saya datang untuk berkompetisi. Untuk menang, sejujurnya sulit memprediksi balapan seperti ini.

“Mengingat saya menggunakan mobil berusia dua tahun, saya tak tahu bagaimana level mobil ini dibanding mobil pabrikan. Lalu, dengan stage sepanjang 350km, dengan 100% pasir, akan benar-benar tak bisa diprediksi.”

Edisi dakar pertama yang sepenuhnya melintasi satu negara dimulai di ibukota Peru, Lima, pada 6 Januari, dan selesai di tempat sama 10 hari kemudian.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Sainz ragukan reliabilitas Mini di Dakar
Artikel berikutnya Keuntungan Dakar 2019 diprediksi mencapai Rp853 miliar

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia