Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Kris Meeke Ungkap Perbedaan WRC dan Dakar

Untuk kali pertama, Kris Meeke akan berlaga di Reli Dakar 2021, ajang yang bakal jadi perbedaan dan tantangan baru baginya.

Kris Meeke, PH Sport

PH Sport

Kris Meeke akan turun di kategori lightweight vehicles (T3/T4) dengan menggunakan Zephyr yang diturunkan Team PH Sport. Bertindak sebagai navigator adalah Wouter Rosegaar, telah tampil 13 kali dalam 14 edisi terakhir Reli Dakar.

Januari 2019 lalu, Meeke sudah mengunjungi Reli Dakar di Arab Saudi, dan dia langsung terpikat sejak pertama kali melihatnya. Rencana agar bisa ambil bagian kemudian segera disusunnya. Namun persiapannya terganggu pandemi Covid-19.

“Sejujurnya, saya selalu terpesona dengan Dakar,” kata Meeke.

“Saya selalu mengendarai motor enduro. Pada 2012, saya memenangi Baja 1000 dengan motor. Setelah omong kosong dengan MINI, saya memutuskan untuk ikut balap motor.

“Saya tidak cepat. Saya tidak berbakat mengendarai motor. Tapi saya menikmati tantangan fisik dan mental. Di Wales, saya berkompetisi dalam event enduro 24 jam. Saya juga melakukan beberapa balapan enduro di Irlandia.”

Tak Ada Persiapan Reli

Pada 2019, Kris Meeke melakoni musim terakhirnya di WRC untuk Toyota. Total, dia mengoleksi lima kemenangan sepanjang karier relinya. Tetapi kini, pembalap berusia 41 tahun itu bakal debut Dakar.

Bisa dibilang, Meeke minim persiapan. Awalnya dia akan tampil di Abi Dhabi Desert Challenge pada Maret, serta Dubai Baja pada April. Sayangnya, lagi-lagi wabah virus corona membatalkan kedua event tersebut.

“Fakta bahwa saya sekarang berlaga di Dakar tanpa pernah melakukan reli sebelumnya adalah tantangan besar,” tuturnya.

Baca Juga:

Ditanya kenapa memiliki turun di kelas T3 dengan SSV, Meeke menjawab: “Saya mencari peluang di kelas T1, tentu saja - mungkin Toyota atau MINI. Tapi tahun ini agak ketat dengan anggaran dan segalanya. Itu sangat sulit.

“Dalam hati saya, akan sangat menyenangkan balapan T1. Namun sejarah telah menunjukkan, bahwa pembalap WRC hanya membawa kendali satu mobil ke Dakar. Kecepatan tidak begitu penting dan bisa menjadi masalah terbesar bagi pembalap WRC.

“Kita melihat (Sebastien) Loeb dan (Carlos) Sainz, bahwa mereka kesulitan pada awalnya. Saya pikir seorang pereli memiliki masalah dalam menemukan ritme. Melakukan Dakar dengan mobil yang lebih lambat mungkin cara yang lebih baik untuk belajar.”

Soal perbedaan antara WRC dan Reli Dakar, Meeke menjelaskan, terletak pada kendali atas mobil yang dikemudikan.

“Dakar adalah tentang mata. Kadang-kadang Anda harus mengatur situasi dengan gigi pertama pada kecepatan 10 km/jam,” ucapnya.

“Itu tidak biasa bagi para pembalap reli. Tapi (Ari) Vatanen adalah seorang pembalap yang selalu menyerang dengan maksimal dalam reli, dan kemudian beberapa kali memenango Dakar karena dia mampu beradaptasi. Carlos Sainz sekarang menjadi master Dakar seperti (Stephane) Peterhansel."

“Tantangan terbesar bagi setiap pembalap reli di Dakar adalah Anda harus mengurangi kecepatan.”

Kris Meeke, PH Sport

Kris Meeke, PH Sport

Foto oleh: PH Sport

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Barreda Ingin Pensiun dari Kategori Motor Reli Dakar
Artikel berikutnya Nani Roma Pasang Target Realistis untuk Dakar 2021

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia