Peugeot akhiri program Reli Dakar

Seperti sudah diduga sebelumnya, berita ini datang setelah kemenangan Peugeot di 2016 dan 2017, serta ketidakpuasan Peugeot akibat perubahan regulasi yang akan membatasi mobil berpenggerak roda belakang.

“Karena ini adalah Dakar terakhir Peugeot, kami ingin menyelesaikan program luar biasa ini dengan sempurna,” bilang Bruno Famin, direktur Peugeot Sport.

“Tetapi seperti saya selalu bilang, Anda tidak bisa memastikan apa pun kedepannya. Hal terberat setelah menang adalah, mengulanginya kembali.”

Peugeot mempertahankan pemenang dua Dakar terakhir Stephane Peterhansel, bersama juara dunia WRC Sebastian Loeb dan Carlos Sainz Sr., serta lima pemegang gelar sepeda motor Cyrl Despres.

“Masalahnya, begitu Anda sering menang akan kepengin memenangkannya lagi,” ucap Peterhansel, yang telah menjadi juara kategori motor enam kali dan mobil tuju kali. “Tahun ini akan sangat istimewa, dengan merupakan edisi ke-40 dan ke-29 kali partisipasi saya.”

“Siapa tahu ini akan menjadi reli terakhir saya.”

“Tujuan kami semua adalah membawa Peugeot menang lagi sehingga dapat mengakhiri program dengan kepala tegak.”

Model terkini Peugeot 3008DKR Maxi telah melakukan pengetesan sejauh 11 ribu mil. Lebih lebar dari pendahulunya dan Peugeot juga melakukan perbaikan pada suspensi dan daya tahan.

Loeb sempat memimpin Dakar pada dua kali keikutsertaannya. Namun insiden dan gangguan mekanis membuat ia belum berhasil memenangkan reli cross-country.

“Saya senang dengan kecepatan saya ketika beradaptasi dengan reli ini, tapi masih butuh menunjukkan konsistensi dan mengubahnya menjadi hasil kemenangan,” tambahnya.

“Kami tahu sudah berada di sana, dan membuktikannya tahun ini di Dakar, Reli Silk Way dan juga Reli Maroko.”

“Tetap, kami baru mengikuti enam reli. Ini artinya masih kurang berpengalaman jika dibandingkan peserta lainnya.”

“Mobil telah berevolusi dan saya serta Daniel juga mengalami perbaikan. Kami lebih baik dalam segala hal.”