Respons Penyelenggara Dakar 2021 tentang Kasus Bensin Campur Air

Direktur Dakar, David Castera, menjelaskan bahwa kendala dalam suplai bahan bakar menimbulkan masalah itu.

“Kemarin, kami mengalami problem kecil dengan pasokan. Tampaknya ada air dalam tanki. Itu adalah tanki besar dengan kapasitas 30 ribu liter. Saya tak mengerti karena kami telah melakukan prosedur dengan sangat baik  dan meski ini telah terjadi,” kata Castera.

“Semua jadi rumit dengan ditinggalkannya Andrew Short, yang tak tahu apa yang terjadi dengan motornya. Kalau Anda mengeluarkan air, motor Anda bisa bertahan dan Anda melanjutkan balapan. Mesinnya tidak rusak, hanya berhenti.

“(Bahan bakar) yang lain juga mengandung air, tapi jumlahnya kecil sehingga tak memengaruhi pergerakan motor.”

Ia berjanji akan melakukan perbaikan sistem terutama dalam distribusi bahan bakar. “Kami melihat dan mengubah prosedur sistem bensin sehingga hal itu tidak terjadi lagi,” Castera menuturkan.

Andrew Short jadi korban ketidaktahuannya dan kecerobohan penyelenggara, di etape kedua, Senin (5/1/203). Pembalap Monster Energy Yamaha tersebut terpaksa melepas impian jadi juara Dakar 2021 karena WRF450 Rally yang  mogok di tengah jalan.

Usut punya usut, ternyata bensinnya tercampur air. Rider tersebut berupaya menghidupkan motornya namun sia-sia. Hingga ia pun dijemput helikopter.

Motor baru tiba di garasi Yamaha pada pukul 7 malam waktu setempat. Para mekanik melakukan pengecekan, sumber Motorsport.com mengaku mengumpulkan dua liter air dalam tanki motor nomor 7 itu.

Pabrikan Jepang itu melayangkan keluhan kepada FIM agar stage dihapuskan pada kilometer 267, yang merupakan tempat pengisian bahan bakar, dan komisioner olahraga reli.

Setelah mengetahui kandungan air dalam bensin pada pukul 09.00, ASO pun mengabarkan kepada kontestan Dakar kategori motor dan meminta untuk memeriksa tanki dan mesin.

Pemenang etape ketiga, Toby Price (KTM), juga menghadapi masalah serupa beberapa kilometer jelang akhir special stage.

Foto terbaik etape 3 Dakar 2021

39