Roma: Kurangnya kerja sama pupus harapan menang
Pembalap X-raid Mini 4x4, Nani Roma menilai kegagalannya merengkuh gelar Reli Dakar 2019 diakibatkan oleh ketidaksigapan rekan setim untuk membantunya.
#307 X-Raid Team: Nani Roma, Alex Haro Bravo
X-Raid Team
Juara dua kali masing-masing di kategori motor (2004) dan mobil (2014) tersebut menjadi runner-up di klasemen akhir, sekaligus meraih podium pertamanya sejak lima tahun lalu. Roma terpaut 46 menit dari Nasser Al-Attiyah, juara 2019.
Pereli Spanyol itu merasa sangat puas meski juga kecewa dengan ketidakmampuan rekan setimnya, yakni Yazeed Al-Rajhi, Jakub Przygonski, dan Boris Garafulic untuk membawa suku cadang dan berperan sebagai water carrier (pembalap pendukung).
Kondisi berbeda dialami Al-Attiyah, saat ia mendapat dukungan dari tandemnya di Toyota Gazoo Racing SA, Giniel de Villiers dan Benhard ten Brinke. Bahkan De Villiers rela berhenti 55 menit di stage terakhir untuk berkonvoi bersama pereli asal Qatar.
“Perlu untuk berkorban lebih banyak lagi,” ucap Roma. “Nasser menjalani balapan dengan menggunakan sedikit [suku cadang]. Ia selalu dibantu oleh dua mobil di belakang [De Villiers dan Ten Brinke] soal suku cadang.
VIDEO: Highlights Reli Dakar 2019 Stage 10
“Di tim saya sendirian, karena kami tidak bekerja sama, layaknya divisi buggy. Karenanya kami harus membawa lebih banyak barang. Saya harus memulai beberapa hari dengan tiga roda karena saya tidak tahu apakah mobil di belakang akan berhenti atau tidak. Kami harus sangat mandiri. Tapi kami tahu ini, jadi saya tidak bisa komplain.
“Pada akhirnya, bobot, jika Anda ingin merelakannya, sangat berpengaruh. Melalui introspeksi, kami selalu tampil lebih pintar dan melakukan hal-hal berbeda. Kami tidak bisa mengubahnya dan harus merasa puas dan bangga,” tandasnya.
Meskipun pada awalnya buggy Mini dan Peugeot difavoritkan menang, pada kenyataannya justru mobil 4x4 yang menduduki podium satu dan dua. Buggy terbaik diraih oleh Sebastien Loeb bersama PH Sport setelah memenangi empat stage. Mobil two-wheel drive tersebut rupanya mampu memuncaki tujuh dari 10 stage, dua diantaranya diraih Stephane Peterhansel sebelum mundur, serta Carlos Sainz di hari terakhir.
“Saya bangga, tapi tujuan kami adalah memenangi balapan, bukan mengalahkan Mini lainnya,” imbuhnya. “Memang benar bahwa Anda harus mengalahkan rekan setim dulu, tapi bagi saya tetap harus menang. Tapi di tempat kedua melawan orang-orang kencang ini, dengan mobil berbeda-beda, ini rasanya Dakar untuk buggy. Karenanya apa yang telah Nasser dan saya raih dengan dua unit 4x4 perlu mendapat perhatian.
“Saya harap FIA memikirkannya dan melarang buggy untuk selamanya,” tutup Roma.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments