Sainz ragukan reliabilitas Mini di Dakar
Carlos Sainz Sr. merasa cemas dengan minimnya pengalaman tim X-raid Mini di Reli Dakar dengan model buggy.
Foto oleh: X-Raid Team
Ayah pembalap Formula 1, Carlos Sainz Jr. tersebut menjadi kampiun musim lalu bersama Peugeot. Akibat hengkangnya pabrikan Prancis berlogo singa, ia hijrah ke tim X-raid, tim dengan empat gelar di kelas mobil pada 2012 hingga 2015.
Mini John Cooper Works X-raid 2018 dikembangkan secara tergesa-gesa tahun sebelumnya, dan baru sampai di menit-menit akhir sebelum dimulainya Dakar 2019. Sainz dan tim pengembang X-raid merasa puas sejak tes pertama, meski tak memiliki pengalaman sebanyak Toyota, rival utama mereka musim ini.
“Saya bilang kami punya setiap peluang,” ucap Sainz yang juga menjajal Toyota Hilux sebelum bergabung ke X-raid. “Lucas [Cruz, co-driver] dan saya merasa senang sejak kami bekerja sama dan masuk proyek baru untuk membalap bersama [mobil] buggy Mini.
“Sejak tes pertama di Maroko, Juni lalu sampai sekarang, mobil telah berevolusi sangat banyak. Tapi kami harus camkan bahwa mobil ini sangat baru di ajang ini, mengingat debutnya di Dakar tahun lalu. Itu berarti tidak adanya pengembangan tahunan seperti Toyota atau [saat memakai] four-wheel drive Mini.
“Itu, apakah Anda suka atau tidak, adalah salah satu yang membuat saya khawatir, reliabilitas. Bukan karena kurangnya kerja, tapi karena kurangnya pengalaman mobil itu di kompetisi,” simpul juara dua kali World Rally Championship.
Sainz menambahkan meski tahun ini akan menempuh rute lebih pendek -hanya berlangsung di Peru dan lima hari lebih singkat dibanding sebelumnya- ia tetap berekspektasi balapan akan berlangsung keras.
“Saya berharap Dakar yang intens dan rumit,” tuturnya. “Meski lebih pendek, persentase gundukan pasir mendekati 100 persen, jadi stage berjarak 300 kilometer akan membutuhkan waktu lima jam, ditambah jebakan tiap menit dan tekanan besar di tiap stage.
“Tekanan tahun ini akan lebih tinggi, begitu pula jumlah insiden. Setiap hari, setiap kilometer, akan terjadi berbagai hal. Sampai kilometer akhir dan sampai Anda menyentuh garis finis, Anda tidak akan bisa rileks. Jika Anda punya keunggulan 20 menit di hari terakhir dan ada gundukan pasir di depan, Anda tidak bisa rileks.
“Akan ada banyak kejutan. Tahun lalu kami melihat betapa kerasnya Peru pada lima hari pertama, saat hanya tersisa dua kandidat pembalap untuk merebut gelar,” kenang pembalap 56 tahun itu.
Sainz masuk ke lini X-raid bersama Cyril Despres dan Stephane Peterhansel, sesama alumnus tim pabrikan Peugeot, ditambah Nani Roma.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments