Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Mundurnya Mercedes buka jalan DTM bergabung Super GT

Eks bos Audi Motorsport Dr Wolfgang Ulrich mengatakan bahwa mundurnya Mercedes dari DTM membuka jalan bagi penggabungan dengan Super GT Jepang.

Audi RS5 DTM, BMW M4 DTM, Honda NSX-GT, Lexus LC500, Mercedes-AMG C 63 DTM, Nismo GT-R

Audi RS5 DTM, BMW M4 DTM, Honda NSX-GT, Lexus LC500, Mercedes-AMG C 63 DTM, Nismo GT-R

ITR eV

DTM sempat menyetujui transformasi ke mesin Super GT 2 liter, 4-silinder turbo mulai 2017 sebagai bagian dari kesepakatan mewujudkan regulasi ‘Class One’.

Tetapi, langkah ini ditentang Mercedes atas alasan biaya sehingga seri balap turing Jerman ini harus mempertahankan format mesin 4 liter V8 yang lebih besar, namun kalah tenaga.

Kini, dengan mundurnya Mercedes dari DTM menuju Formula E, Ulrich meyakini bahwa seri tengah mengarah untuk mengadopsi mesin Super GT mulai 2019.

“Dengan monokok sama, dengan komponen sama antara mobil Jepang dan Jerman, kami semakin mendekat antara satu dengan lainnya,” ucap Ulrich yang dulu mewakili Audi pada pertemuan antara kedua kejuaraan, kepada Motorsport.com.

“Perbedaan sepanjang dua tahun terakhir utamanya hanya pada mesin, dimana ini karena salah satu pabrikan Jerman [Mercedes] tidak ingin beralih ke mesin 4 silinder. Pada dasarnya kami ingin hal sama dengan pihak Jepang.”

“Jadi hanya karena ada satu pihak di Jerman tidak ingin meneruskan, kami pun tetap memakai V8, dimana pihak ini sekarang akan pergi. Kurang pantas, tetapi inilah yang terjadi. Sekarang kami bersiap bahwa pada ’19 akan menggunakan mesin 4 silinder dan kami sudah dekat denga hal tersebut.”

Ulrich menambahkan bahwa Audi berada dalam tahapan akhir pengembangan mesin 2019, dengan unit sudah dijalankan di dyno.

Kami memiliki mesin 4 silinder sejak satu tahun setengah silam,” tambahnya. “Dan kami tengah melakukan pengembangan mesin ini. BMW pun demikian. Jadi saya pikir mesin ’19 akan cenderung serupa.”

Masa depan DTM terjamin

Ulrich menepis anggapan bahwa masa depan DTM tengah terancam akibat mundurnya Mercedes pada akhir musim 2018. Ia yakin bahwa akan ada pabrikan lain mengisi tempatnya.

“Kami pikir tidak akan ada masalah karena ada pabrikan akan tertarik. Dan akan sangat menolong jika Anda memiliki peraturan sama dengan GT500,” ucap Ulrich yang turun dari posisinya tahun silam.

“Mungkin, seseorang baru akan datang dan ingin berlaga di kedua kejuaraaan. Akan jauh lebih efisien.”

Wawancara oleh Kunihiko Akai

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Tahap awal unifikasi Super GT dan DTM
Artikel berikutnya GALERI: Sejarah evolusi mobil DTM

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia