Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia

Lucas di Grassi Tegaskan DTM Tak Perlu Beralih ke Tenaga Listrik

Bintang Formula E, Lucas di Grassi, meyakini DTM tak perlu beralih ke tenaga listrik untuk tetap relevan dengan kondisi motorsport saat ini.

Start action

Di Grassi merupakan salah satu pendukung kuat mobilitas nol-emisi melalui perannya sebagai duta besar dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan terutama dalam kejuaraan Formula E yang berstatus netral karbon sejak awal.

Pembalap asal Brasil itu mendapat kesempatan wildcard dalam dua seri terakhir DTM di Hockenheim, dan menjadi penanda kembalinya Di Grassi ke ajang balap yang menggunakan bahan bakar fosil.

Tapi, Lucas di Grassi mengatakan masih harus melihat penggunaan bahan bakar untuk memastikan tetap bebas karbon.

Setelah mendapatkan pengalaman secara langsung, Di Grassi mengatakan DTM dapat mencari cara lain untuk tetap sejalan dengan perubahan dalam industri motorsport untuk lebih ramah lingkungan.

“Kami harus memahami bahwa teknologi yang berbeda memiliki aplikasi yang berbeda dan oleh karena itu DTM tidak harus sepenuhnya menggunakan listrik agar relevan,” ucapnya.

“Saya percaya setiap kategori harus fokus pada cara spesifik untuk mengembangkan teknologi masa depan, misalnya e-fuel atau biofuel.

“Atau mereka bisa fokus pada mobil produksi, keselamatan atau hiburan murni. Ada banyak cara bagi Anda untuk tetap relevan sebagai olahraga.

“Jadi, saya pikir DTM seharusnya tidak sepenuhnya menggunakan listrik pada tahap ini. Itu hanya akan meningkatkan biaya. Tim dan pabrikan saat ini belum siap, dan teknologinya belum ada dalam hal keterjangkauan, yang dapat diperkenalkan secara efektif.

“Tapi, Anda masih bisa bebas emisi buang. Sebenarnya, ini adalah cara yang bagus untuk motorsport mempertahankan kebisingan dan suara, dan sebagainya. Bahkan, tetap menggunakan bahan bakar fosil, namun mengimbangi karbon buangnya.

“Tentu saja, teknologi yang sama sekali berbeda, cara yang sangat berbeda untuk mengembangkan masa depan. Tapi saya yakin DTM bisa mengikuti rute ini.”

Mobil listrik DTM

Mobil listrik DTM

Foto oleh: DTM

DTM sedang bekerja untuk membuat kelas pendukung, di mana seluruh peserta diwajibkan menggunakan mobil yang sepenuhnya bertenaga listrik pada 2023. Mobil juga akan memiliki kecepatan lebih dari 300 km/jam melalui motor 1000bhp.

Lucas di Grassi mengatakan teknologi drive-by-wire menunjukkan bagaimana DTM dapat tetap relevan di jalan raya tanpa segera beralih ke penggerak listrik, yang diyakininya hanya akan meningkatkan biaya.

“Suatu hari saya mendiskusikan konsep Schaeffler dengan drive-by-wire. Dengan sistem drive-by-wire, jika dikembangkan sepenuhnya, Anda dapat memiliki kemudi empat roda secara independen satu sama lain,” ujarnya.

“Anda bisa mengerem dengan berbelok, menikung dengan kecepatan tinggi dengan roda belakang berputar ke arah yang sama, dan di tikungan hairpin bergerak ke arah lain.

“Ini bisa menjadi cara DTM menjadi super road-relevant karena semua mobil jalan akan memiliki sistem ini di masa depan, terutama mobil otonom. Ini bisa menjadi cara untuk berkembang dan tetap relevan.

“Ada banyak cara agar DTM bisa relevan, tanpa menambah biaya besar, Anda sebenarnya bisa menemukan caranya. Jadi, masa depan DTM akan cerah.”

Baca Juga:

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Kalender DTM 2022 Dirilis, Assen Tak Lagi Jadi Tuan Rumah
Artikel berikutnya Rene Rast Comeback ke DTM bersama Abt Sportsline

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia