Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Insiden Kontroversial Norisring Telah Merusak DTM

Bos DTM, Gerhard Berger, mengakui bahwa putaran final di Norisring telah menodai reputasi ajang balap turing ini.

Start action, Nick Cassidy, AF Corse Ferrari 488 GT3 Evo, Liam Lawson, AF Corse Ferrari 488 GT3 Evo, Kelvin van der Linde, Abt Sportsline Audi R8 LMS GT3

Start action, Nick Cassidy, AF Corse Ferrari 488 GT3 Evo, Liam Lawson, AF Corse Ferrari 488 GT3 Evo, Kelvin van der Linde, Abt Sportsline Audi R8 LMS GT3

Alexander Trienitz

DTM menuai kecaman dari penggemar di media sosial. Standar mengemudi pembalap dipertanyakan, termasuk team order secara mencolok yang memainkan peran kunci dalam menentukan hasil kejuaraan.

Pertama, Kelvin van der Linde (Team Abt Sportsline) menabrak Liam Lawson (Red Bull AF Corse) lantaran manuver overtaking yang terlalu agresif di Tikungan 1. Bahkan sang rival memotong racing line anak didik Red Bull itu.

Kemudian, bagian kedua, Mercedes meminta Lucas Auer dan Philip Ellis untuk melambat pada lap terakhir guna menyerahkan keunggulan kepada Maximilian Gotz, yang akhirnya pembalap Jerman itu merebut gelar dengan selisih tiga poin.

Setelah menyaksikan titel lepas dari genggaman timnya, bos Red Bull AF Crose, Ron Riechert menyebut seri Norisring sebagai aib bagi DTM. Sementara itu, Lawson menegaskan tak ingin kembali ke kejuaraan tahun depan.

“Sejujurnya, saya tidur sangat buruk dalam beberapa malam terakhir. Saya telah menjadi penggemar motorsport selama 40 tahun dan hati olahragawan saya tidak dapat mengatasi perubahan posisi buatan seperti itu,” tutur Berger mengutip Bild.

“Tentang team order Mercedes dan manuver Van der Linde, tidak hanya memicu diskusi, tetapi juga merusak DTM.

“Saya sangat menyesal untuk semua yang terlibat, yang telah berkontribusi pada daya tarik DTM musim ini. Dan yang telah melakukan segalanya untuk memastikan DTM adalah keras, serta adil hingga balapan terakhir, di mana yang terbaik menang.

“Sayangnya, kami tidak berhasil melakukannya di final dan itu merupakan pukulan besar bagi kami di mata para penggemar.”

Gerhard Berger, ITR Chairman

Gerhard Berger, ITR Chairman

Photo by: Gruppe C GmbH

Team order sebenarnya terhitung familier di DTM sejak dihidupkan lagi musim 2000 silam. Namun, penerapannya dilarang pada awal 2020 dengan dukungan dua pabrikan, Audi dan BMW.

Tahun ini, team order dikeluarkan dari regulasi olahraga karena dengan DTM yang fokus kepada balap pelanggan, pabrikan tidak akan memanipulasi hasil seperti di masa lalu.

Kendati mengecam team order, Gerhard Berger akan mengevaluasinya untuk mencegah pengulangan insiden kontroversial di Norisring. Tetapi, dia tidak secara eksplisit mengatakan apakah bakal kembali dilarang lagi pada 2022.

Baca Juga:

“Jika seorang pembalap membuat keputusan atas inisiatifnya sendiri demi kepentingan tim, tidak apa-apa. Tapi itu juga ada batasnya. Apa yang benar-benar tidak dapat diterima, bagaimanapun, adalah ketika tim atau pembalap diperintahkan untuk menyerahkan posisi mereka untuk menggeser keunggulan di tempat lain,” tuturnya.

“Tentu saja, masalah ini bukan hal baru dalam olahraga. Khususnya di Formula 1, ada banyak contoh yang tidak dapat diterima dari sudut pandang olahraga, baik dari sudut pandang penggemar maupun tim lain.

“Saya hanya perlu mengingatkan Anda tentang gelombang kemarahan yang dihadapi Ferrari dari para penggemar ketika Rubens Barrichello menyerahkan kemenangan untuk Michael Schumacher (di GP Austria 2002).

“Dalam kasus kami, bagaimanapun, kami berbicara tentang pengaturan lintas tim (antara Winward dan HRT). Itu adalah kualitas yang sama sekali berbeda lagi, yang tidak dapat saya terima baik secara olahraga maupun pribadi di platform kami.

“Itu berarti masalahnya masih berlangsung dan saya pribadi akan berjuang untuk mencari solusi. Kami akan melihat fakta dari dekat dan kemudian mudah-mudahan menarik kesimpulan yang tepat berdasarkan apa yang kami temukan.

“Terserah para penggemar untuk memutuskan apakah mereka melihat sesuatu yang positif dalam langkah seperti itu. Sebagai seorang olahragawan, saya tentu tidak bisa, karena telah terjadi pengenceran gelar pembalap.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Liam Lawson Tak Ingin Ambil Bagian DTM Musim Depan
Artikel berikutnya Salah Satu Bos Mercedes Ingin Max Verstappen Juara F1 2021

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia