Musim Depan, Bos DTM Targetkan 20 Mobil Peserta
Bos DTM, Gerhard Berger, mengharapkan setidaknya 20 mobil dari lima pabrikan berbeda untuk bersaing pada tahun perdana era seri GT3 pada 2021.
Foto oleh: Alexander Trienitz
Meski keputusan Audi keluar dari DTM menyebabkan berakhirnya Class One, hal itu justru mendorong promotor ITR untuk mengadopsi regulasi GT3 bagi pabrikan dan tim yang tak dapat berkompetisi karena tingginya biaya.
DTM musim 2020 hanya menampilkan dua pabrikan, yakni Audi dan BMW, menyusul keluarnya R-Motorsport Aston Martin - menjadikan jumlah peserta 16 mobil yang merupakan catatan terendah.
Sementara partisipasi BMW pada awal musim depan masih diragukan sampai mobil baru M4 GT3 sepenuhnya dikembangkan, Berger telah menjanjikan setidaknya ada empat pelanggan Audi di grid, dengan dua dari slot tersebut sudah terisi usai Abt mengumumkan tetap mengikuti DTM.
Perwakilan dari dua pabrikan lagi juga telah dikonfirmasi. GruppeM (Mercedes), 2 Seas Motorsports dan Jenson Team Rocket RJN (keduanya menggunakan McLaren), yang semuanya menyatakan balap DTM tahun depan.
Dalam wawancara dengan situs resmi DTM, Berger mengatakan, bahwa dia menargetkan grid diisi 20 mobil pada 2021. Angka ini lebih tinggi dari target sebelumnya, yaitu 18 peserta.
“Untuk 2021, tujuan utama saya adalah memiliki 20 mobil dari setidaknya lima merek berbeda di grid,” kata Berger. “Juga termasuk pembalap yang kuat, keseimbangan performa dan pertarungan gelar hingga balapan terakhir.
“Tujuan utamanya adalah untuk menyatukan kelas atas dengan pembalap papan atas dan tim terkait. Tapi sulit dilakukan mengingat adanya situasi pandemi saat ini.
“Namun, kami bekerja keras untuk mencapainya. Kerja keras juga sedang berlangsung terkait BoP dan konsep paddock. Di sini, juga, tentang menemukan mitra yang tepat dan melanjutkan kemitraan yang ada.
“Tentu saja, kami berharap pandemi lebih atau kurang terkendali saat musim yang direncanakan dimulai, sehingga, jika memungkinkan, kami juga dapat menghadirkan penonton di sirkuit lagi.”
ITR sebenarnya telah menyiapkan peta jalan untuk DTM yang melibatkan penambahan elemen hibrida pada 2022, sebelum beralih ke mobil listrik musim 2025. Tetapi rencana ini batal ketika Audi keluar, sekaligus mengakhiri Class One.
DTM sendiri telah mengembangkan prototipe listrik 1000bhp yang akan memiliki rasio power-to-weight dari mobil Formula 1, untuk peluncuran seri pendukung awal 2023 nanti.
Berger mengatakan, DTM terus mengevaluasi berbagai teknologi untuk masa depan yang lebih berkelanjutan, termasuk rencana menjadikan seluruh platform netral karbon dalam lima hingga 10 tahun ke depan.
“Kami secara khusus mengerjakan teknologi yang layak untuk masa depan. Dalam prosesnya, kami menggabungkan pendekatan yang paling bervariasi, mulai dari teknologi hibrida dengan mesin pembakaran internal yang sangat efisien melalui bahan bakar sintetis atau kendaraan listrik sepenuhnya sampai teknologi hidrogen,” tutur Berger.
“Motorsport selalu memainkan peran utama dalam mempercepat pengembangan inovasi teknis. Oleh karena itu, penting untuk dapat menampilkan teknologi sebanyak mungkin di platform DTM. Elemen penting lainnya adalah sedekat mungkin dengan teknologi dapat mengidentifikasi teknologi mana yang akan memimpin di masa depan.
“Tujuan kami adalah menerapkan lebih banyak keberlanjutan selangkah demi selangkah. Antara 2025 dan 2030, kami ingin menjadi netral karbon, dan tidak hanya terkait dengan mobil balap di trek, namun di seluruh platform, termasuk mitra yang terwakili di sana.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments