IMI resmikan Komisi Esport Simulator
Balap simulator akhirnya mendapat tempat resmi di Ikatan Motor Indonesia dengan pengesahan Komisi Esport Simulator.
Foto oleh: Uncredited Uncredited
Organisasi resmi penggiat otomotif dan balap Tanah Air tersebut baru saja merampungkan Rapat Koordinasi Teknis (RAKORNIS) di Hotel Ambhara, Jakarta, pada 18 dan 19 September.
Acara tahunan tersebut bertujuan untuk koordinasi rutin internal organisasi dan mensinergikan seluruh kewenangan guna menjalankan dua pilar utamanya, motorsport, dan wisata (mobility).
Selain membahas program kerja dan regulasi balap dalam negeri 2019, IMI juga membentuk komisi baru di bidang esport simulator balap, dengan perwakilan Sim Racer Indonesia oleh Indra Feryanto dan Andika Rama.
Indra mengaku inisiasi badan untuk menaungi para penggiat balap simulator di Indonesia telah lama dilakukan.
“Betul sekali. Inisiasi ide ini sudah berjalan cukup lama,” tulis Indra lewat pesan singkat. “Tapi baru tahun ini IMI merespon baik niatan SRI yang diawali oleh gagasan pak [Irvan] Bahran.”
Seperti yang telah diberitakan oleh Motorsport.com Indonesia sebelumnya, Irvan Bahran selaku Ketua Divisi IT IMI dan koordinator Sim Racer Indonesia telah berkolaborasi untuk membuat paper terkait rencana tersebut.
Saat ditanya rencana lebih lanjut, Indra dan pihaknya terlebih dahulu akan membuat struktur kepengurusan, sebelum merancang agenda kerja mereka.
“Kami akan menentukan struktur yang akan duduk di komisi. Setelah itu baru disusun agenda apa saja yang akan dilakukan ke depannya.”
Lewat wawancara terpisah, Didit Pamungkas, salah satu penggiat SRI, memiliki opini tersendiri mengenai rencana kerja Komisi Esport Simulator.
Menurutnya, pendekatan kepada berbagai genre balap di luar simulator juga diperlukan, dengan tambahan kode etik balap dunia maya. Cukup banyak pembalap simulator yang mengawali kecintaannya kepada balap profesional dari sub-genre balap lain, terutama arcade racing.
“Menurut saya, perlu ada pembinaan dari berbagai [penggemar] genre game balap,” ungkapnya. “Tapi kita buat dulu semacam aturan kode etik balap di dunia maya, karena tidak semua [aturan] bisa ditentukan dari game itu sendiri.”
“Banyak pemain mulainya bukan dari genre simulation, kan? Ada yang suka karena sering main game seperti Mario Kart,” pungkasnya.
Telah banyak contoh sukses pembalap dunia maya yang akhirnya menjajal mobil balap, seperti dua gamer smartphone asal Denmark dan Inggris serta Rama, lulusan GT Academy 2015.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments