Job van Uitert: Sim Racing Sarana Latihan Terbaik
Ketika banyak pembalap malas berlatih menggunakan simulator, pilot Kejuaraan Dunia Balap Ketahanan (WEC), Job van Uitert punya pandangan berseberangan. Menurutnya, sim racing sangat berguna.

Pandemi Covid-19 yang mengguncang dunia dua tahun terakhir, membuat para pembalap tak bisa sering mengaspal di trek. Namun, hal itu bukan alasan untuk tak berlatih karena kompetisi jalan terus.
Akhirnya, keterbatasan itu disiasati dengan mengebut dalam dunia virtual. Para pembalap muda malah menikmati esports, bahkan mengikuti turnamen balap.
Salah satunya adalah van Uitert yang berpartisipasi dalam Le Mans Virtual Series untuk kedua kalinya. Kejuaraan tersebut diselenggarakan Motorsport Games, Le Mans dan promotor WEC ACO.
“Terdapat perbedaan besar dibanding dua tahun lalu. Banyak gangguan yang terjadi saat itu, bahkan event tersebut beberapa kali terhenti. Namun, sekarang berbeda, semua menjadi sangat mulus. Dunia esports secara cepat menjadi profesional,” ujarnya.
Melakoni dua dunia secara paralel, van Uitert sangat mengenal perbedaan di antara balap virtual dan yang sesungguhnya. Pemuda 23 tahun itu memperkuat Racing Team Netherland pada WEC 2021 kelas LMP2.
Sedangkan, di 24 Hours of Le Mans virtual, ia membela R8G, tim milik mantan pembalap F1, Romain Grosjean.
“Itu tidak bisa dibandingkan. Balapan di dunia nyata lebih mengandalkan insting. Jika Anda mengemudi melewati curb pada balap virtual, itu lebih bisa dikontrol. Terutama, saat Anda menurunkan gaya umpan balik, resistensi handlebars,” ia mengungkapkan.
“Dalam mobil sebenarnya, ada peluang kehilangan kontrol atau merusak mobil. Pada simulator, Anda tidak punya banyak masalah dengan kotoran dan ban. Jika Anda menyimpang dari jalur dalam 24 Hours of Le Mans, itu akan berimbas dua lap. Mereka detail, tapi sangat penting.”
Kendati demikian, bukan berarti esports tidak seru. Para peserta juga sama memiliki tujuan untuk menang.
Pilot Belanda itu yakin ke depannya konsep tersebut makin populer di kalangan para pembalap. Tim-tim esports juga kian serius mempersiapkan balapan seperti di dunia nyata.
“Ketika esports keluar pertama kali, banyak orang yang skeptis. Bisa dipahami. Banyak kompetisi dan simulator menjadi terlihat amatir. Itu adalah kisah berbeda sekarang. Dari sudut pandang saya, sim racing bukan lagi anak yang terbuang seperti sebelumnya,” tuturnya.
“Teknisi saya telah menghabiskan libur Natal untuk mencoba menemukan ketinggian berkendara yang tepat di mobil. Tim kami terdiri dari empat mobil dengan 16 pembalap. Sebagai tambahan, kami punya dua manajer dan tiga atau empat teknisi.
“Para teknisi itu bukan hanya sekadar penghobi, melainkan teknisi yang sesungguhnya. Mereka juga harus bekerja selama periode musim dingin. Itu menunjukkan betapa mereka profesional.”
Van Uitert menganggap masih ada ruang besar untuk sim racing ke depannya.
“Esports berkembang jadi jauh lebih profesional dan karena itu, kian populer. Sim racing merupakan cara yang paling baik untuk berlatih sekaligus bersenang-senang,” ucapnya.
“Di samping itu, nilai pasar juga luar biasa dan biaya pendaftaran relatif rendah. Siapa yang tahu di mana kami berada dalam 10 tahun. Mungkin tidak ada sirkuit nyata lagi.”

Job van Uitert dalam Le Mans Virtual 2022
Foto oleh: R8G eSports
DLC China Sprint Horizon Chase Hadirkan Lintasan dan Mobil Baru
Gran Turismo 7 Sediakan Fitur Impor Livery
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.