Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Dibanding F1, Extreme E Lebih Mengintimidasi Button

Juara dunia F1 2009, Jenson Button, menekankan betapa Extreme E memberi tekanan sangat besar daripada Formula 1.

Mikaela Ahlin-Kottulinsky, Jenson Button, JBXE Extreme-E Team

Colin McMaster / Motorsport Images

Button lebih lama kenal F1 daripada Extreme E. Ia berkecimpung di ajang balap jet darat selama 17 tahun. Masing-masing sekali jadi juara dunia, runner-up (2011) dan peringkat ketiga klasemen (2004). Pria Inggris itu start 306 kali dan naik podium dalam 50 edisi.

Di akhir musim 2016, ia memilih mundur tapi menerima panggilan sebagai pengganti McLaren. Button mencicipi kompetisi lain, seperti Super GT, World Endurance Championship, Le Mans, DTM, British GT Championship dan tahun ini berpartisipasi dalam Extreme E.

Ia tertarik dengan konsep balapan mobil listrik sekaligus kampanye pelestarian lingkungan. Pria 41 tahun itu jadi pemilik tim JBXE sekaligus pembalap.

Button tampil dalam balapan pembuka, Desert X-Prix, di Arab Saudi. Dari sana, ia merasa lebih terintimidasi ketimbang saat berkecimpung di F1.

“Saya tertinggal kala itu, tapi bagi saya, itu tentang belajar. Saya ingin mencapai hal-hal menantang,” ujarnya kepada Reuters. “Meskipun menakutkan, saya ingin balapan dengan mobil ini.”

“Anda tahu batas pada mobil F1, tapi mobil ini (ODYSSEY 21 SUV) dapat melempar Anda ke semak. Ya, itu bisa saja, tapi di sisi lain, mungkin ada batu raksasa. Itu sedikit menakutkan dibanding F1.”

Baca Juga:

Extreme E menarik beberapa pabrikan. JBXE mendapat rekanan Lotus Engineering yang khusus memproduksi mobil listrik. ABT bermitra dengan Cupra dan membentuk BT Cupra.

“Ini adalah tempat yang bagus bagi pabrikan untuk belajar sungguh-sungguh dan mencoba sistem mereka. Itu cara yang menyenangkan untuk melakukannya,” tuturnya.

“Sungguh bagus kalau Extreme E punya pabrikan seperti Lotus dan saya kira itu akan menarik banyak pabrikan. Apakah tahun depan atau setahun dari sekarang, Anda akan melihat OEMs (pabrikan kendaraan), datang ke jangkauan, dan ketika itu terjadi (Extreme E) akan tumbuh lebih cepat.”

Jenson Button, JBXE Extreme-E Team
1

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Menyesal Kritik Wolff, Rosberg Baru Sadar Beratnya Jadi Bos
Artikel berikutnya Comeback Mengesankan Jutta Kleinschmidt bersama CUPRA

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia