Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

10 Pembalap F1 dengan Karier Terpanjang

Keputusan Fernando Alonso menerima pinangan Aston Martin mulai Kejuaraan Dunia Formula 1 2023 membuatnya berpeluang menjadi pembalap dengan karier terpanjang sepanjang masa di F1.

World Champions Jenson Button, McLaren MP4-25 Mercedes, Felipe Massa, Ferrari F10, Michael Schumacher, Mercedes GP W01 and Lewis Hamilton, McLaren MP4-25 Mercedes pose for a photo in the press conference

Foto oleh: Andrew Ferraro / Motorsport Images

Fernando Alonso belum berniat mundur dari Formula 1 dalam waktu dekat. Hal itu terlihat dari keputusannya menerima pinangan Aston Martin Aramco Cognizant mulai musim balap 2023. Kontraknya pun lebih dari setahun.

Alonso kembali ke F1 pada 2021, setelah hiatus pada 2019 dan 2020, dengan memperkuat BWT Alpine F1, skuad yang pada musim sebelumnya bernama Renault. Bagi pembalap yang kini berusia 41 tahun tersebut, F1 2022 menjadi musim kedua bersama Alpine atau yang ke-19 secara keseluruhan.

Sejak debut di GP Australia 2001 sampai GP Hungaria 2022 pada akhir pekan lalu, Alonso sudah turun dalam 347 Grand Prix dengan 32 kemenangan, 22 pole position, 98 podium, 23 fastest lap, dan tentu saja dua gelar juara dunia yang semua dibuat bersama Tim Renault pada 2005 dan 2006.

Fernando Alonso, Alpine F1 Team

Fernando Alonso, Alpine F1 Team

Foto oleh: Carl Bingham / Motorsport Images

Sepanjang 19 musim berkarier di F1 antara 2001 sampai 2022, Alonso sudah memperkuat lima konstruktor, yakni Minardi, Renault, McLaren, Ferrari, dan Alpine.

Musim depan, Fernando Alonso dipastikan menjadi pembalap dengan musim terbanyak di F1 melewati tiga pembalap lain yang semua sudah gantung helm: Kimi Raikkonen, Michael Schumacher, dan Rubens Barrichello.

Lantas, siapa 10 pembalap lain di luar Fernando Alonso yang memiliki karier sangat lama di Kejuaraan Dunia Formula 1? Motorsport.com Indonesia mencoba merangkumnya.

Lewis Hamilton –  16 Musim, 2007-2022

Lewis Hamilton, Mercedes-AMG, memamerkan trofi podium kedua di F1 GP Hungaria 2022.

Lewis Hamilton, Mercedes-AMG, memamerkan trofi podium kedua di F1 GP Hungaria 2022.

Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images

Apa yang terjadi di F1 tanpa Lewis Hamilton? Pembalap yang kini membela Mercedes-AMG Petronas F1 itu sudah menjadi simbol sekaligus ikon F1 dalam satu dekade terakhir. Ia mampu memenangi enam dari tujuh gelar juara dunianya antara 2014 sampai 2020 (hanya gagal pada 2016 dari Nico Rosberg).

Saat ini, Hamilton menjalani musim ke-16. Sesuai kontrak di Mercedes, pemenang 103 Grand Prix, 103 pole position, 188 podium, dan 61 fastest lap dalam 301 balapan (sampai GP Hungaria 2022) itu masih akan tetap di grid F1 sampai 2023.

Lewis Hamilton kini menjadi satu-satunya pembalap yang berpeluang bersaing dengan Alonso terkait rekor karier terlama di F1.  

Sebastian Vettel –  16 Musim, 2007-2022

Sebastian Vettel, Aston Martin, berbincang dengan mantan pembalap F1 Ralf Schumacher, di sela-sela F1 GP Hungaria.

Sebastian Vettel, Aston Martin, berbincang dengan mantan pembalap F1 Ralf Schumacher, di sela-sela F1 GP Hungaria.

Foto oleh: Carl Bingham / Motorsport Images

Rasanya tidak ada yang membantah bila Sebastian Vettel merupakan salah satu pembalap terbaik yang pernah ada di F1. Salah satunya berkat empat gelar juara dunia beruntun pada 2010 sampai 2013 yang direbut pria asal Jerman tersebut bersama Red Bull Racing.

Vettel saat ini masih memegang rekor juara dunia F1 termuda (23 tahun dan 134 hari saat merebut gelar pada 2010), posisi ketiga untuk jumlah kemenangan Grand Prix (53) dan jumlah finis podium (122), serta keempat untuk pole position (57).

Senin (1/8/2022) lalu Vettel mengumumkan bakal mundur dari F1 pada akhir musim 2022. Posisinya di Aston Martin pada 2023 bakal digantikan Alonso.

Jo Bonnier –  16 Musim, 1956-1971

Jo Bonnier memimpin atas Dan Gurney yang sama-sama menggeber Porsche 718, diikuti Innes Ireland, Lotus 21-Climax, Giancarlo Baghetti, Ferrari Dino 156, dan Bruce McLaren, Cooper T55-Climax, pada F1 GP Prancis 1961.

Jo Bonnier memimpin atas Dan Gurney yang sama-sama menggeber Porsche 718, diikuti Innes Ireland, Lotus 21-Climax, Giancarlo Baghetti, Ferrari Dino 156, dan Bruce McLaren, Cooper T55-Climax, pada F1 GP Prancis 1961.

Foto oleh: Motorsport Images

Joakim "Jo" Bonnier menghabiskan 16 musim di F1. Lahir pada 31 Januari 1930, pembalap asal Swedia itu melakukan debut F1 pada Grand Prix Italia 1956. Tiga tahun kemudian, ia merebut kemenangan pertama dan satu-satunya di F1 pada GP Belanda di Zandvoort.

Kariernya di F1 berakhir pada 1971, untuk selanjutnya turun di ajang balap ketahanan selama beberapa bulan. Pada Le Mans 24 Hours 1972, Jo Bonner mengalami kecelakaan fatal yang mereggut nyawanya.

Jack Brabham –  16 Musim, 1955-1970

Jack Brabham, Brabham, saat turun di F1 GP Jerman 1966.

Jack Brabham, Brabham, saat turun di F1 GP Jerman 1966.

Foto oleh: Rainer W. Schlegelmilch / Motorsport Images

Jack Brabham menjadi salah satu pembalap top F1 di era tahun 1960-an. Pria asal Australia yang tiga kali memenangi gelar juara dunia: 1959, 1960, dan 1966, itu melakukan debut F1 di GP Inggris 1955 tanpa mampu merebut poin.

Sepanjang 16 musim berkarier di F1 bersama empat konstruktor, yakni Maserati, Lotus, Cooper, dan timnya dengan namanya sediri, Brabham menorehkan 14 kemenangan Grand Prix, 31 finis podium, dan 13 pole position. Balapan terakhirnya di F1, yang ke-123, dilakukan di Meksiko pada 1970. Sayang, saat itu Jack Brabham tidam mampu finis karena masalah mesin.

Riccardo Patrese –  17 Musim, 1977-1993

Podium F1 GP Inggris 1993: pemenang lomba Alain Prost, diapit Michael Schumacher yang finis kedua (kiri), dan peringkat ketiga Ricardo Patrese.

Podium F1 GP Inggris 1993: pemenang lomba Alain Prost, diapit Michael Schumacher yang finis kedua (kiri), dan peringkat ketiga Ricardo Patrese.

Foto oleh: Sutton Images

Satu-satunya pembalap Italia yang menembus 10 besar daftar driver dengan karier terpanjang di F1 adalah Riccardo Patrese.

Debut F1 di GP Monako 1977 dan finis di luar zona poin, Patrese baru berhasil merebut kemenangan pertamanya lima tahun kemudian di tempat yang sama, sirkuit jalan raya Monte Carlo pada 1982.

Sepanjang 17 tahun berkarier di F1, Patrese merebut 6 kemenangan, 8 pole position, dan 37 finis podium. Hasil akhir musim terbaiknya adalah runner-up F1 1992 di bawah rekan setimnya di Williams, Nigel Mansell.

Setahun kemudian, Patrese bergabung ke Benetton mendampingi Michael Schumacher. GP Australia 1993 menjadi start ke-256 yang juga Grand Prix terakhir Ricardo Patrese.

Jenson Button – 18 Musim, 2000-2017

Jenson Button, Brawn GP, saat memenangi GP Turki 2009.

Jenson Button, Brawn GP, saat memenangi GP Turki 2009.

Foto oleh: Andrew Ferraro / Motorsport Images

Jenson Button melakukan debut F1 pada 2000, sesuai janji dari Tim Williams. Dari GP Australia tahun tersebut sampai GP Abu Dhabi 2016, Button tidak pernah absen di F1.

Selama 18 musim, paling tidak pria asak Inggris itu turun di satu Grand Prix, termasuk pada 2017, saat diminta McLaren turun di GP Monako.

Sampai GP Monako 2017, Button sudah turun dalam 306 Grand Prix dengan 15 kemenangan, 8 pole position, dan 50 podium, serta satu gelar juara dunia pada 2009 bersama Tim Brawn GP.

Graham Hill – 18 Musim, 1958-1975

Bon Tim Brabham Bernie Ecclestone dan Graham Hill di sela-sela F1 GP Inggris 1972.

Bon Tim Brabham Bernie Ecclestone dan Graham Hill di sela-sela F1 GP Inggris 1972.

Foto oleh: David Phipps

Menjadi salah satu protagonis pada era awal F1. Salah satu pembalap F1 dengan bakat alami, pembalap asal Inggris – ayah juara dunia 1996 Damon Hill – itu menjadi juara dunia dua kali pada 1962 dan 1968.

Selama 18 musim turun di F1 menjadi pencapaian fantastis di era Hill karena saat itu sistem keselamatan balap masih minim. GP pertama Hill adalah Monako 1958 dan terakhir, atau yang ke-175, dibuat di Brasil pada 1975. Pada tahun itu pula ia wafat akibat kecelakaan pesawat.

Graham Hill 14 kali memenangi Grand Prix dengan yang terbanyak Monako, lima (1963, 1964, 1965, 1968, 1969). Di Monako, Hill hanya kalah satu kemenangan dari Ayrton Senna. Hill juga mampu merebut 13 pole position, 10 fastest lap, dan 36 podium.

Kimi Raikkonen – 19 Musim, 2001-2021

Kimi Raikkonen, Ferrari, saat memenangi F1 GP Australia 2007, awal langkahnya merebut gelar juara dunia.

Kimi Raikkonen, Ferrari, saat memenangi F1 GP Australia 2007, awal langkahnya merebut gelar juara dunia.

Foto oleh: Steven Tee / Motorsport Images

Selama 19 tahun, tidak beruntun karena ia sempat hiatus pada 2010 dan 2011, Kimi Raikkonen selalu turun penuh di F1. Pembalap asal Finlandia itu melakukan debut F1 di GP Australia 2001 bersama Sauber sebelum kemudian mencuat bersama McLaren dan Ferrari.

Merebut gelar juara dunia pada 2007, total Raikkonen melakoni 350 Grand Prix dengan 21 kemenangan, 18 pole position, 46 fastest lap, dan 103 podium. Raikkonen menjalani GP terakhirnya pada 2021 di Abu Dhabi bersama Alfa Romeo.

Rubens Barrichello – 19 Musim, 1993-2011

Rubens Barrichello, Brawn GP, di podium F1 GP Italia 2009.

Rubens Barrichello, Brawn GP, di podium F1 GP Italia 2009.

Foto oleh: Charles Coates / Motorsport Images

Rubens Barrichello juga menjadi bagian dari grup “highlander” di F1. Debut pada 1993 di Afrika Selatan, Barrichello menjalani balapan terakhirnya pada lomba kandangnya, GP Brasil 2011.

Dalam 323 Grand Prix yang diikutinya selama 19 musim, 11 di antaranya berakhir dengan kemenangan. Barrichello menjadi salah satu protagonis di periode magis Ferrari antara tahun 2000 sampai 2004. Hasil akhir musim terbaik Barrichello adalah runner-up F1 2002 dan 2004 di bawah rekan setimnya di Ferrari, Michael Schumacher.

Michael Schumacher – 19 Musim, 1991-2012

Michael Schumacher, Ferrari, merayakan kemenangan F1 GP Prancis 2002 bersama Prinsipal Tim Ferrari Jean Todt.

Michael Schumacher, Ferrari, merayakan kemenangan F1 GP Prancis 2002 bersama Prinsipal Tim Ferrari Jean Todt.

Foto oleh: Ercole Colombo

Tujuh gelar juara dunia (1994, 1995, 2000, 2001, 2002, 2003, 2004) dalam 19 musim menjadikan Michael Schumacher salah satu legenda di F1.

Sebagai salah satu pembalap dengan karier terlama di F1, Schumacher sempat bersaing sengit dengan Raikkonen, Barrichello, dan Alonso muda.

Debut pada 1991 bersama Tim Jordan di Spa, GP Belgia, Schumacher lalu selalu turun minimal satu balapan di F1 sampai 2006 bersama Benetton dan Ferrari.

Setelah tidak turun selama tiga musim – 2007, 2008, 2009 – Schumacher memutuskan kembali pada 2010 memperkua tim baru saat itu, Mercedes.

Saat turun di GP Brasil 2012, Schumacher sudah menjalani 307 Grand Prix dengan merebut 91 kemenangan, 68 pole position, 77 fastest lap, dan 155 podium.

Baca Juga:

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Mattia Binotto Melihat Ferrari Tak Butuh Perubahan
Artikel berikutnya Resmi: Alpine Tarik Oscar Piastri untuk F1 2023

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia