10 Pembalap Muda yang Berpotensi ke Formula 1
Tak banyak pembalap muda yang beruntung bisa naik kelas ke Formula 1. Musim lalu, ada tiga pilot Formula 2 promosi, yakni Yuki Tsunoda, Mick Schumacher dan Nikita Mazepin. Sedangkan untuk 2022, hanya Guanyu Zhou semata wayang.

Namun sejatinya, jika melihat peta persaingan dan talenta para pembalap Formula 2, masih ada beberapa yang juga layak diorbitkan.
Karena slot yang sangat terbatas musim depan, bukan berarti kesempatan tertutup sepenuhnya. Bisa saja akan ada perubahan komposisi di masa mendatang.
Formula 1 merangkum deretan pembalap muda yang pantas berlaga di level tertinggi. Berikut daftarnya.
1. Robert Shwartzman (22 tahun)
Rencana 2022 : pembalap tes Ferrari
Pembalap Prema itu menjadi runner-up Formula 2 2021 dengan koleksi 192 poin. Ia membukukan 2 kemenangan, 8 podium dan 3 lap tercepat dari 23 laga.
Pemuda Rusia itu menduduki peringkat ketiga dalam debutnya di Formula 3. Butuh satu musim baginya untuk merebut gelar.
Sayangnya, musim 2022, tidak ada tempat untuknya di grid utama. Ia hanya akan fokus bekerja di Maranello sebagai pembalap tes Ferrari.

2. Logan Sergeant (21 tahun)
Rencana 2022 : Formula 2 dengan Carlin
Ia baru mencicipi Formula 2 saat diminta tampil HWA Racelab di GP Arab Saudi 2021. Kendati demikian, peringkat kedua F3 2020 itu menunjukkan kemampuan mengemudi dengan bagus.
Pembalap itu merupakan bagian dari Akademi Pembalap Williams. Berasal dari Amerika Serikat, Sergeant bisa jadi magnet tim kalau mau memasuki pasar Negeri paman Sam.

3. Oscar Piastri (20 tahun)
Rencana 2022: Pembalap cadangan Alpine
Piastri sungguh fenomenal dengan raihan tiga titel beruntun dari Formula Renault Eurocup (2019), Formula 3 (2020) dan Formula 2 (2021). Musim lalu, ia mendulang 252 poin, 6 kemenangan, 5 pole position dan 11 podium.
Walau mencatatkan performa super, bukan berarti pembalap Australia itu mudah dapat akses ke F1. Ia tak punya sponsor yang bersedia menggelontorkan dana besar. Sialnya, ada aturan juara F2 tak bisa berlaga lagi musim depan.
Jadi musim 2022, ia harus terima peran sebagai pembalap tes Alpine saja.

4. Victor Martins (20 tahun)
Rencana 2022: belum diumumkan
Setelan menang di Formula Renault 2020 dengan ART, ia melompat ke F3 dan bertengger di peringkat kelima dalam debutnya. Ia merebut 1 kemenangan dan 6 podium.
Bernaung dalam keluarga Alpine, ia mungkin akan mencari tim kompetitif di F2 atau F3. Hingga mendekati pembukaan musim baru, Martins belum dapat kontrak apa pun.

5. Frederik Vesti (20 tahun)
Rencana 2022: Formula 2 dengan ART Grand Prix
Didikan program junior Mercedes itu menjuarai Formula Regional Eropa 2019 dan dua kali duduk di peringkat keempat F3, bersama Prema dan ART.
Pembalap Denmark berusaha meyakinkan Toto Wolff agar diberi peluang ke Formula 1. Namun sebelum ke sana, Vesti harus melewati F2 dulu.

6. Liam Lawson (19 tahun)
Rencana 2022: Formula 2 dengan Carlin.
Selandia Baru merupakan asal salah satu pendiri tim penting dalam sejarah F1, Bruce McLaren. Lawson tampaknya ingin mengembalikan nama besar negaranya di kancah balap elite. Namun, perjalanan ke sana masih sangat panjang.
Pada 2019, ia berdebut di F3 dengan MP Motorsport dan hanya bisa sampai posisi ke-11. Kemudian, naik ke urutan kelima, dengan tiga kemenangan, saat pindah ke Hitech tahun berikutnya.
Pada 2021, Lawson tampil dalam dua kejuaraan, yakni F2 di mana meraup 193 poin sehingga berdiri di posisi kesembilan, dan DTM, di mana jadi runner-up dengan tiga kemenangan. Pilot muda itu akan bertahan di F2 bersama Carlin.

7. Jack Doohan (19 tahun)
Rencana 2022: Formula 2 dengan Virtuosi
Nama besar Mick Doohan, jawara balap motor kelas 500cc, sedikit membebani putranya meski mereka bertarung di kompetisi berbeda. Jack lebih memilih kendaraan roda empat ketimbang roda dua.
Remaja Australia itu finis P2 dalam klasemen F3 Asia 2019 dan 2020, lalu pindah ke FIA F3 dan merebut peringkat kedua setelah menang empat kali. Pembalap Australia itu berdebut di F2 dan mencetak 7 poin dari enam balapan dengan MP Motorsport.
Musim depan, Doohan masih berada di level kedua. Hanya saja, ia akan bernaung di bawah Virtuosi.

8. Dennis Hauger (18 tahun)
Rencana 2022: Formula 2 dengan PREMA
Ia mampu membuktikan jadi pembalap paling konsisten di depan pada F3 2021. Pada duel pembuka di Barcelona, pembalap Norwegia itu meraih kemenangan dan diulang tiga kali lagi.
Hauger melakukan lompatan besar dari P17 F3 2020 menjadi juara edisi berikutnya. DI usia masih, 18 tahun, tentu masa depannya masih panjang. Anggota Red Bull junior itu mesti unjuk gigi.

9. Theo Pourchaire (18 tahun)
Rencana 2022 : Formula 2 dengan ART Grand Prix
Pembalap Prancis menunjukkan grafik menanjak sejak 2018. Ia menguasai F4 Prancis dengan 16 kemenangan dalam 21 balapan, dan ADAC Formula 4, lalu runner-up F3 pada 2020, yang berbonus debut F2 di tahun yang sama.
Pilot termuda di grid F2 2021 itu hanya mampu mendarat di urutan kelima. Ia sudah pernah menguji Alfa Romeo di Hungaroring.

10. Andrea Kimi Antonelli (15 tahun)
Rencana 2022: belum diumumkan
Remaja Italia ini masih sangat muda tapi sudah digadang-gadang menjadi bintang masa depan. Setelah malang melintang di dunia go-kart, Antonelli berdebut di F4 negaranya dan menginjak tiga podium.
Ibarat berlian, ia masih mentah belum digosok. Bukan tak mungkin Antonelli akan mengikuti Max Verstappen atau Lando Norris.

Ada beberapa nama lain yang sebenarnya pantas diperhitungkan, yakni Juri Vips, Arthur Leclerc, Jak Crawford atau Ugo Ugochukwu. Namun, mereka masih perlu diasah lagi.
Trek Gokart Milik Michael Schumacher Akan Dimodernisasi
Stefano Domenicali: Mick Schumacher seperti Sang Ayah
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.