Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

10 Hal yang Terjadi Sepanjang Pekan F1 GP Belanda

Max Verstappen mempertahankan takhta tinggi dalam F1 GP Belanda. Ia membuat publiknya yang memadati Zandvoort dan Red Bull Racing bersuka cita.

Max Verstappen, Red Bull Racing RB18, Charles Leclerc, Ferrari F1-75, Carlos Sainz, Ferrari F1-75, Lewis Hamilton, Mercedes W13, Sergio Perez, Red Bull Racing RB18, George Russell, Mercedes W13, the rest of the field at the start

Foto oleh: Zak Mauger / Motorsport Images

Pembalap Belanda itu mesti melewati jalan sedikit terjal sebelum membukukan kemenangan. Sebab, duo Mercedes, Lewis Hamilton dan George Russell terus menebar teror.

Hingga The Silver Arrows harus menjalani pertaruhan dan mereka memilih mengganti ban Russell ketimbang Hamilton. Keputusan tersebut justru menjadi bumerang.

Mercedes hanya bisa menempatkan eks pilot Williams di podium kedua dan malah memberi peluang bagi Verstappen naik ke peringkat pertama, serta Charles Leclerc di P3.

Di luar rivalitas itu, ada 10 hal yang bisa dilihat dari F1 GP Belanda akhir pekan lalu.

Baca Juga:

 

 

 

 

 

Verstappen mengoleksi 10 kemenangan beruntun

Verstappen mengoleksi 10 kemenangan beruntun

Foto oleh: Erik Junius

1. Verstappen fokus pada pemecahan rekor

Pembalap Belanda itu memimpin klasemen dengan keunggulan 109 poin dari Charles Leclerc. Ia bisa bersantai sejenak dengan tujuh balapan sisa dan satu Sprint Race. Titel kedua menuju genggamannya karena hanya lima pembalap yang punya kans mengudetanya, dengan catatan putra Jos Verstappen itu melakukan kesalahan.

Dengan sukses di Zandvoort, pembalap 24 tahun itu sudah mengumpulkan 10 kemenangan. Butuh tiga lagi untuk menyamai rekor Michael Schumacher (2004) dan Sebastian Vettel (2013).

Ferrari tertinggal dari Red Bull dalam urutan kekuasaan

Ferrari tertinggal dari Red Bull dalam urutan kekuasaan

Foto oleh: Ferrari

2.Sulit memprediksi kemenangan Ferrari berikutnya

Tak berkutik di Spa-Francorchamps membuat Ferrari bertekad membalas di Zandvoort. F1-75 menunjukkan perlawanan. Mereka terlalu cepat dikesampingkan sebagai ancaman, meski hanya Charles Leclerc yang naik podium.

Sementara, Carlos Sainz gagal karena kesalahan timnya tak menyiapkan ban tepat saat pit stop. Penalti lima detik akibat memotong jalur saat meninggalkan pit box memperburuk torehannya.

Terlepas dari itu, Leclerc mampu merepotkan Verstappen sebelum akhirnya juara bertahan F1 menghilang di luar zona DRS.

Pembalap Monako mengaku bahwa kecepatan F1-75 masih kurang khususnya saat melaju dalam jarak panjang. Sirkuit Monza yang cepat belum tentu berpihak kepada favorit tuan rumah.

Perez tampil mencolok di Zandvoort

Perez tampil mencolok di Zandvoort

Foto oleh: Red Bull Content Pool

3. Sergio Perez kurang piawai tapi pandai memilih momentum

Setelah menang di Monako dan mengasapi Verstappen, Perez tampaknya kian menguasai mobil dengan ground effect. Pembalap Meksiko beruntung tidak tenggelam di bawah bayang-bayang pilot muda Belanda, seperti Daniil Kvyat, Alex Albon dan Pierre Gasly.

Ia pun pandai menempatkan diri sebagai pembalap kedua, tanpa melupakan impiannya finis di depan. Contoh nyata, ia menghambat Hamilton agar rekan setimnya bisa melaju ke depan.

Poor strategies cost Alpine at the start of the year - but the French squad has upped its game

Poor strategies cost Alpine at the start of the year - but the French squad has upped its game

Photo by: Steven Tee / Motorsport Images

4. Alpine sangat licin

Tim tersebut punya mobil tercepat keempat dan strategi sangat bagus. Anak buah Otmar Szafnauer menerapkan taktik dengan hati-hati karena kesalahan kecil bisa menguntungkan McLaren.

Dua balapan terakhir menunjukkan betapa Alpine sangat licin di trek. Fernando Alonso jadi tumpuan mendulang poin ketika Esteban Ocon start di posisi kurang menguntungkan. Mereka diminta memulai dengan ban lunak, lalu ganti ban keras untuk jarak panjang.

Ternyata pace lebih bagus sehingga menginspirasi Mercedes. Alonso berhasil mengalahkan Lando Norris dan finis P6. Ocon mampu maju tiga tingkat.

Apa Mercedes bertahan atau mengubah konsep W13?

Apa Mercedes bertahan atau mengubah konsep W13?

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

5. Mobil Mercedes untuk F1 2023 Bisa Mengejutkan

Kecepatan Mercedes W13 membuat Verstappen terkesan. Hanya Hamilton yang bisa membuatnya ketar-ketir.

Juara dunia F1 tujuh kali itu sempat mencatatkan waktu tercepat sebelum ganti ban keras. Ia unggul 1,5 detik perlap hingga periode Virtual Safety Car.  Hamilton masih punya kans juara meski tipis.

Namun, ketika ditanya apakah mereka mengorbankan pengembangan musim ini demi mobil tahun depan, skuad pabrikan Jerman tutup mulut. Jadi sulit ditebak apakah mereka akan menggunakan desain baru atau tetap menggunakan basis musim ini.

Keputusan CRB terkait kontrak PIastri diambil dengan suara bulat

Keputusan CRB terkait kontrak PIastri diambil dengan suara bulat

Foto oleh: Carl Bingham / Motorsport Images

6. Kontrak pilot McLaren lebih mengikat daripada Alpine

Oscar Piastri bakal jadi pembalap McLaren musim 2023, setelah kepastian diberikan Contract Recognition Board (CRB) kepada tim tersebut alih-alih pada Alpine.

Pernyataan CRB tentang dokumen McLaren sebagai satu-satunya kontrak yang diakui, membuat skuad Prancis gigit jari. Kursi di sebelah Ocon masih kosong.

Putusan CRB yang menegaskan bahwa Piastri telah teken kontrak pada 4 Juli silam, tentu membuat publik bertanya.

Ricciardo mengutarakan kesetiaan pada McLaren sembilan hari setelah Piastri teken kontrak

Ricciardo mengutarakan kesetiaan pada McLaren sembilan hari setelah Piastri teken kontrak

Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images

7. Ricciardo Tak Tahu Diganti Piastri

Pembalap Australia itu mendapat pukulan saat musim panas ketika mengetahui bahwa McLaren memilih Piastri. Pemenang F1 GP Italia 2021 itu pun diminta mengundurkan diri dengan kompensasi lumayan, meski kontraknya sisa satu musim lagi.

Padahal sembilan hari setelah Piastri teken kontrak, Ricciardo sempat mengungkapkan ingin terus membela McLaren.

Meski kecewa, Ricciardo menegaskan berkomitmen pada McLaren hingga akhir musim. Ia ingin tetap berada di Formula 1. 

Red Bull dan Porsche urung mencapai kesepakatan

Red Bull dan Porsche urung mencapai kesepakatan

Foto oleh: Erik Junius

8. Red Bull-Porsche Tak Capai Kesepakatan

Menurut dokumen legal dari Maroko, Red Bull dan Porsche akan mengumumkan kesepakatan pada 4 Agustus. Namun, hingga saat itu tiba, tak terjadi apa-apa. Malah Audi yang lebih dulu mengonfirmasi bakal ambil bagian di F1 mulai 2026.

Sebelumnya, prinsipal Christian Horner mengutarakan pentingnya punya mitra yang sejalan dengan filosofi mereka. Porsche yang awalnya menawarkan kesepakatan 10 tahun, malah tertarik untuk punya kekuatan lebih pada tim tersebut lewat akuisisi 50 persen saham.

Menurut konsultan motorsport Red Bull, Helmut Marko, menegaskan Red Bull tak akan melego saham.

Permukaan kerikil dengan resin membuat kerikil tidak masuk ke trek

Permukaan kerikil dengan resin membuat kerikil tidak masuk ke trek

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

9. Terobosan baru untuk track limit

Setiap kali pembalap F1 masuk ke gravel trap Zandvoort, mereka kerap membawa kerikil saat kembali ke lintasan. Dalam beberapa kesempatan, timbul bendera merah untuk memberi waktu marshal menyingkirkan batu.

Untuk menghindari kejadian tersebut, pengelola sirkuit berinisiatif melapisi kerikil yang terletak satu meter dari tepi trek, dengan resin sehingga mereka lengket satu sama lain.

Tidak ada kibaran bendera merah ketika pembalap keluar di chicane, teknik ini bisa saja ditiru oleh trek lain.

AlphaTauri ingin Colton Herta untuk 2023, dan sebuah kegagalan merekrutnya bisa memblok jalan Gasly ke Alpine

AlphaTauri ingin Colton Herta untuk 2023, dan sebuah kegagalan merekrutnya bisa memblok jalan Gasly ke Alpine

Foto oleh: Gavin Baker / Motorsport Images

10. F1 mengguncang Amerika Serikat, tapi tutup pintu untuk pembalap AS

Pamor F1 meroket di Negeri Paman Sam seiring dengan hadirnya serial Drive to Survive di Netflix. Dari satu sirkuit, mereka akan jadi tuan rumah tiga balapan untuk menampung animo penggemar baru di sana.

Tiket balapan di Texas ludes, Miami menawarkan hiburan dan Las Vegas akan menyusul musim depan. Meraup banyak keuntungan dari AS, Formula One Management tidak membalas jasa dengan membuka pintu lebar bagi pembalap dari sana.

Colton Herta, yang berlaga di IndyCar, memikat Red Bull Racing yang ingin mendudukkannya di kursi AlphaTauri, sebagai pengganti Pierre Gasly. Skenario ini disiapkan ketika pilot Prancis direkrut Alpine.

Namun, rencana tidak mudah diekskusi karena poin superlicense Herta belum memenuhi syarat. Ia baru punya 32 sedangkan batas minimum 40. CEO F1, Stefano Domenicali, ingin semua mematuhi ketentuan.

Apa Pierre Gasly bertahan di AlphaTauri?

Apa Pierre Gasly bertahan di AlphaTauri?

Foto oleh: Erik Junius

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Max Verstappen Peringatkan Ferrari Jelang F1 GP Italia
Artikel berikutnya Dapat Penalti, Vettel Akui Tak Bisa Berkutik dengan Ban Baru

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia