Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

12 Pembalap Formula 1 Terbaik

Dari banyaknya pembalap yang turun di Formula 1, tentu semua orang memiliki favoritnya masing-masing. Berikut 12 pilot terbaik dalam ajang jet darat.

World Champions Jenson Button, McLaren MP4-25 Mercedes, Felipe Massa, Ferrari F10, Michael Schumacher, Mercedes GP W01 and Lewis Hamilton, McLaren MP4-25 Mercedes pose for a photo in the press conference

World Champions Jenson Button, McLaren MP4-25 Mercedes, Felipe Massa, Ferrari F10, Michael Schumacher, Mercedes GP W01 and Lewis Hamilton, McLaren MP4-25 Mercedes pose for a photo in the press conference

Andrew Ferraro / Motorsport Images

Jika berbicara mengenai siapa pembalap Formula 1 (F1) terbaik yang pernah ada, mungkin perdebatannya tidak akan pernah selesai. Namun, setidaknya ada beberapa nama yang memang mencuri perhatian fans.

Cara mereka memikat hati para penggemar pun beragam. Mulai dari rekor gelar juara, watak sang pembalap, hingga cara berpakaian pun terkadang jadi bahan obrolan.

Berikut ini 12 pembalap terbaik yang pernah menggeber jet darat versi Motorsport.com Indonesia:

1. Michael Schumacher

Podium: pemenang balapan, Michael Schumacher, dan Rubens Barrichello serta Paolo Martinelli

Podium: pemenang balapan, Michael Schumacher, dan Rubens Barrichello serta Paolo Martinelli

Foto oleh: Bridgestone Corporation

Tak bisa dipungkiri, nama Michael Schumacher sudah pasti akan masuk ke dalam perbincangan daftar pembalap F1 terbaik sepanjang masa. Pasalnya, ia merupakan salah satu pemegang titel juara F1 terbanyak saat ini.

Debut pertama kali di Grand Prix (GP) Belgia 1991, Schumi, begitu sapaannya, kemudian mengoleksi 91 kemenangan, 68 pole position, dari total 308 balapan.

Ia sukses juara F1 tujuh kali bersama dua tim, yakni Benetton (1994 dan 1995) serta Ferrari (2000 hingga 2004).

2. Lewis Hamilton

Valtteri Bottas, Mercedes dan Lewis Hamilton, Mercedes

Valtteri Bottas, Mercedes dan Lewis Hamilton, Mercedes

Foto oleh: Zak Mauger / Motorsport Images

Lewis Hamilton jadi pembalap F1 kedua yang meraih tujuh gelar juara dunia di samping Michael Schumacher. Namun, secara statistik, pilot Inggris ini bisa dibilang sedikit lebih baik.

Hamilton memegang rekor kemenangan terbanyak, yakni 103 kali. Gelar juara perdananya ia raih bersama McLaren di musim 2008, yang jadi tahun keduanya balapan jet darat.

Kemudian, pada 2013, Hamilton memutuskan untuk pindah ke Mercedes dan memulai dinasti yang luar biasa. Enam titel berhasil dikoleksi, empat di antaranya diraih secara beruntun (2017 hingga 2020).

Dominasi Hamilton pun putus pada musim 2021, di mana Max Verstappen keluar sebagai juara dunia pada balapan terakhir yang diselenggarakan di Abu Dhabi.

3. Sebastian Vettel

Sebastian Vettel, Aston Martin

Sebastian Vettel, Aston Martin

Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images

Melihat Sebastian Vettel sekarang, mungkin ia tidak layak masuk ke dalam daftar pembalap terbaik. Namun, ada masanya di mana pria asal Jerman ini ditakuti oleh rival-rivalnya.

Menjalani balapan perdananya di GP Amerika pada 2007, tak banyak yang mengira Vettel bisa meraih sukses di F1. Sampai pada akhirnya kemenangan pertama datang di musim 2008.

Sirkuit Monza menjadi saksi bagaimana Vettel menangani wet race dengan sangat baik. Saat itu ia masih memperkuat Toro Rosso (kini AlphaTauri).

Vettel kemudian bergabung dengan Red Bull Racing pada 2009, dan membangun dinastinya sendiri dari 2010 hingga 2013. Status empat kali juara dunia sukses disandangnya.

4. Alain Prost

Podium: pemenang balapan, Alain Prost, peringkat kedua, Damon Hill

Podium: pemenang balapan, Alain Prost, peringkat kedua, Damon Hill

Foto oleh: Sutton Images

Alain Prost jadi pembalap terbaik selanjutnya dalam daftar ini. Kepintaran serta kecepatannya di atas lintasan, serta kemampuan mengemudikan jet darat membuat Prost menjadi pembalap Prancis pertama yang menjuarai Formula 1 di musim 1985.

Ia kemudian mengoleksi tiga gelar juara lainnya, yakni di 1986, 1989 dan 1993. Saat ini, Prost menjabat sebagai non-executive director untuk Alpine.

5. Ayrton Senna

Ayrton Senna, McLaren MP4/8 Ford

Ayrton Senna, McLaren MP4/8 Ford

Foto oleh: Motorsport Images

Salah satu figur balap yang legendaris, mendiang Ayrton Senna memasang standar tinggi terkait pembalap bertalenta dan karismatik.

Keinginannya untuk terus mendorong diri sendiri hingga batas maksimal membuat Senna dielu-elukan oleh para penggemar balap. Dari total 161 balapan yang pernah ia lakoni, 41 kemenangan berhasil diraih, 65 pole position sukses dicatatkan, serta tiga gelar juara dunia ia bawa pulang.

Ada satu perkataan Senna yang selalu terngiang di kepala pembalap serta penggemar motorsport. "Jika Anda tidak lagi mengambil celah sekecil apapun yang ada di depan Anda, maka Anda bukan lagi seorang pembalap."

6. Fernando Alonso

Fernando Alonso, Alpine A521

Fernando Alonso, Alpine A521

Foto oleh: Alpine

Sama seperti Sebastian Vettel, jika melihat Fernando Alonso sekarang, mungkin dia tak lagi masuk ke dalam perbincangan pembalap terbaik. Tapi jangan salah, ia adalah sosok yang memutus tali dominasi di F1.

Fernando Alonso datang ke Formula 1 pada saat Ferrari sedang dipuncak kejayaannya bersama Michael Schumacher. Bagaimana tidak, lima gelar juara berhasil diraih Tim Kuda Jingkrak.

Bahkan, pada saat pindah ke Renault dari Minardi, tak ada yang memandang pembalap muda asal Oviedo, Spanyol tersebut. Hingga akhirnya kejutan terjadi di tahun 2005.

Alonso menghentikan dominasi Schumacher-Ferrari dengan menjadi juara dunia di tahun ketiganya membela pabrikan asal Prancis tersebut.

Performanya itu kemudian berlanjut di musim 2006, di mana ia kembali mengalahkan Schumi dalam perebutan gelar juara.

Selain sukses di Formula 1, Alonso juga sukses tampil kompetitif di ajang balap lain, seperti IndyCar, Reli Dakar serta WEC.

7. Niki Lauda

Toto Wolff, Mercedes AMG F1 Director of Motorsport dan Niki Lauda, Mercedes AMG F1 Non-Executive Chairman

Toto Wolff, Mercedes AMG F1 Director of Motorsport dan Niki Lauda, Mercedes AMG F1 Non-Executive Chairman

Foto oleh: Sutton Images

Niki Lauda datang ke Formula 1 dengan status pay driver. Namun, yang membuatnya sukses di jet darat bukanlah uang yang ia bawa, melainkan kemampuannya sebagai pembalap.

Lauda bergabung dengan Ferrari pada 1974, dan langsung mencatatkan dua kemenangan pada tahun pertamanya balapan untuk pabrikan Maranello.

Wawasannya mengenai mesin membantunya bertahan di Formula 1. Ia kemudian mengalami kecelakaan mengerikan di Nurburgring pada musim 1976.

Tiga gelar juara berhasil diraih pembalap asal Austria tersebut, dua kali bersama Ferrari (1975 dan 1977) serta sekali bersama McLaren (1984).

8. Nigel Mansell

Podium: peraih peringkat kedua Nigel Mansell, Williams Renault, saat sedang melakukan selebrasi

Podium: peraih peringkat kedua Nigel Mansell, Williams Renault, saat sedang melakukan selebrasi

Foto oleh: Motorsport Images

Nigel Mansell adalah salah satu pembalap Formula 1 yang 'tidak beruntung'. Kariernya dirundung masalah reliabilitas, dan seluruh musim 1988-nya terdiri dari dua kali finis kedua, absen dari dua balapan karena cacar air, dan 12 kali gagal finis.

Dia juga meraih peringkat kedua sebanyak tiga kali – kehilangan gelar dengan selisih dua poin pada tahun 1986 – dan saat dia menjalani program semusim penuhnya di F1 untuk ke-12 kalinya, dia terlihat akan menjadi pembalap brilian lainnya yang gagal juara. Untungnya itu tidak terjadi.

Mansell mencatatkan lima kemenangan berturut-turut di awal musim 1992, yang kemudian meraih empat kemenangan lagi, serta mengambil tambahan tiga finis kedua. Ini cukup bagi 'Il leone' untuk mengambil gelar pada usia 39 tahun, menjadi orang tertua kelima yang melakukannya.

9. Jackie Stewart

Jackie Stewart, Tyrrell 001

Jackie Stewart, Tyrrell 001

Foto oleh: Sutton Images

Peraih 27 kemenangan dan 17 pole position ini merupakan pembalap yang bisa dibilang berjasa untuk Formula 1. Pasalnya, ia selalu menyerukan peningkatan kualitas keamanan pengemudi.

Setelah melihat banyaknya rekan dan koleganya kehilangan nyawa di ajang balap, Stewart kemudian menjadi pilot jet darat yang memperkenalkan helm full-face, seatbelt, travelling medical units, safety barrier, run-off area dan masih banyak lagi.

Selain berbicara banyak hal mengenai keamanan dan keselamatan pembalap, Stewart merupakan pembalap yang ditakuti di atas lintasan. Buktinya, tiga gelar juara berhasil ia raih (1969, 1971, 1973).

10. Jim Clark

Jim Clark, Lotus

Jim Clark, Lotus

Foto oleh: Motorsport Images

Jim Clark menghindari pusat perhatian dan hanya tertarik untuk menang. Dari tahun 1962-65, jagoan Skotlandia itu bisa dibilang hanya dikalahkan dalam gelar juara dunia ketika ia mengalami masalah mekanis dan pada saat kematiannya pada tahun 1968 – secara tragis selama balapan F1 di Hockenheim – ia sempat memegang rekor kemenangan terbanyak.

Memiliki bakat yang tak tertandingi, Clark unggul delapan mil dari lawan terdekatnya dalam balapan yang diguyur hujan deras di Spa pada tahun 1963. Balapan tersebut menyoroti keberanian seorang pembalap yang berlomba dalam periode paling berbahaya dalam sejarah motorsport.

11. Kimi Raikkonen

Kimi Raikkonen, Alfa Romeo Racing

Kimi Raikkonen, Alfa Romeo Racing

Foto oleh: Charles Coates / Motorsport Images

Sikapnya yang tenang dan tak acuh dengan sekelilingnya selalu mengundang decak kagum para penggemar F1. Tak jarang pada momen-momen tertentu, situasi yang tadinya tegang malah berbuah tawa dari fans.

Kimi Raikkonen mungkin jadi salah satu pembalap paling karismatik di grid Formula 1. Momen paling ikonik 'The Iceman' di F1 tentu saja terjadi di GP Monako 2006.

Saat mobilnya terbakar dan membuatnya gagal finis, Raikkonen langsung berjalan keluar lintasan. Namun, alih-alih kembali ke pit, justru Raikkonen langsung berjalan ke yacht pribadinya.

Pun kerap memperlihatkan sifat yang dingin, pembalap asal Finlandia tersebut merupakan juara dunia F1 2007. Ia juga menjadi bagian dari angkatan rookie emas Formula 1 2001, yang terdiri dari Juan Pablo Montoya, Fernando Alonso serta Enrique Bernoldi.

12. Mika Hakkinen

Mika Hakkinen melakukan selebrasi saat menjadi juara dunia Formula 1

Mika Hakkinen melakukan selebrasi saat menjadi juara dunia Formula 1

Foto oleh: Steve Etherington / Motorsport Images

Mika Hakkinen telah mencatatkan 20 kemenangan sepanjang kariernya di Formula 1. Terbilang sedikit memang untuk seseorang yang masuk ke dalam perbincangan pembalap terbaik, namun setidaknya ia adalah sosok yang patut dikalahkan saat masih aktif balapan.

Hakkinen memiliki julukan yang unik, yakni The Flying Finn. Ia mendapatkan nickname tersebut karena selalu tampil mengesankan di sesi kualifikasi.

Ya, Hakkinen selalu sukses membuat banyak orang terkejut saat sedang mencatatkan waktu single-lap. Ini terbukti dengan dirinya tergabung dalam klub 10 pembalap dengan pole position terbanyak.

Hakkinen juga jadi satu-satunya pembalap asal Finlandia yang menjadi juara Formula 1 lebih dari satu kali. Kimi Raikkonen yang baru saja pensiun, hanya bisa menjadi juara di musim 2007, sementara Hakkinen di 1998 dan 1999.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Mercedes Layangkan Protes soal Kontroversi F1 GP Abu Dhabi
Artikel berikutnya FIA Tolak Protes Mercedes atas Max Verstappen

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia