Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Alejandro Agag: F1 Perlu Merger dengan Formula E

CEO Formula E (FE) Alejandro Agag berpendapat Formula 1 (F1) pada akhirnya harus bergabung dengan kubunya jika ingin menyukseskan kampanye ramah lingkungan.

Alejandro Agag, Chairman of Formula E on the podium

Foto oleh: Sam Bagnall / Motorsport Images

Dalam wawancara dengan Car Advice baru-baru ini, Agag menyoroti pentingnya keberlanjutan atau sustainability dalam olahraga otomotif, termasuk Formula 1.

"Mobilitas listrik juga perlu diperhatikan oleh kategori premier dalam olahraga (otomotif) ini. Karena itu, Formula 1 harus beralih ke elektrik," ujar Agag.

"Mesin pembakaran, meskipun sangat disukai oleh penggemar, harus segera ditinggalkan dan saya pikir itu akan segera menjadi masa lalu," ia menambahkan.

Pernyataan keras Agag itu muncul di saat F1 mulai mengevaluasi rencana adopsi bahan bakar biofuel pada 2025 untuk memenuhi target emisi nol mulai 2030.

"Ada banyak pembicaraan tentang E-Fuel. Tetapi, itu hanya penemuan artifisial, sejenis bahan bakar yang dipelajari di dalam laboratorium," tutur Agag.

"Bahan bakar baru tersebut tidak masuk akal, kecuali Anda memang benar-benar berniat ingin mengubahnya," kata pria 50 tahun asal Spanyol itu lagi.

Bagi Agag, satu-satunya cara untuk mengubah visi olahraga adalah dengan merusak mesin dan mungkin perlu menggabungkan dua kejuaraan dunia tersebut.

Baca Juga:

Permasalahannya, Formula E telah terikat kontrak eksklusif dengan FIA untuk menggelar kelas single-seater listrik selama 19 tahun ke depan.

Dan apabila F1 tidak mau bergabung, mereka harus menunggu sangat lama untuk bisa beralih ke energi listrik alias sampai lisensi Formula E habis.

"Merger adalah ide yang sangat menarik, namun tidak mungkin selama 19 tahun ke depan. Menunggu selama itu bisa berakibat fatal bagi lingkungan," ucap Agag.

Jadi, jika Formula 1 ingin beralih ke motor listrik, dan Agag melihat itu sebagai hal yang tak bisa dihindari, maka bergabung dengan Formula E adalah satu-satunya cara.

Tentu tidak akan mudah, terutama dalam hal kinerja. Mustahil menggabungkan kedua kelas dalam waktu yang singkat. Diperlu berbagai penyesuaian.

"Jelas, dalam hal prestise dan penonton, Formula E masih berada di level yang sangat berbeda dengan Formula 1," ujar Agag mengakui.

"Tetapi saya yakin bahwa merger antara dua kategori ini akan terjadi di masa depan. Saya tidak tahu kapan dan apakah para petinggi menginginkannya."

CEO Formula E, Alejandro Agag, bersama Prinsipal Tim Mercedes-AMG Petronas, Toto Wolff (kiri) dalam sebuah kesempatan.

CEO Formula E, Alejandro Agag, bersama Prinsipal Tim Mercedes-AMG Petronas, Toto Wolff (kiri) dalam sebuah kesempatan.

Foto oleh: Alastair Staley / Motorsport Images

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Siklus Homologasi Dikhawatirkan Untungkan Tim Besar Formula E
Artikel berikutnya Aitken Tak Tutup Kemungkinan Jajal Formula E

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia