Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Alguersuari: Horner Bukan Sosok yang Ramah

Sikap kaku para petinggi Red Bull Racing tampaknya sudah jadi rahasia umum. Kali ini, yang mendapat komentar miring adalah Christian Horner, sang prinsipal tim.

Christian Horner, Team Principal, Red Bull Racing

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Jaime Alguersuari berkiprah di Formula 1 antara musim 2009 hingga 2011, bersama Scuderia Toro Rosso. Musim debutnya berakhir mengecewakan karena duduk di dasar klasemen pembalap akibat tak punya poin sama sekali.

Lalu pada tahun kedua, pembalap Spanyol tersebut memperbaiki kinerja pada peringkat ke-19 dengan raihan lima poin. Meski bisa menanjak ke posisi ke-14 dan koleksi 26 poin, ia tak dipertahankan.

Alguersuari angkat kaki dari Formula 1 dan balapan sepenuhnya karena menggeluti dunia musik. Baru-baru ini, ia mengumumkan kembali balapan di go-kart. Beberapa mantan rekannya memberi dukungan bagi Alguersuari berlaga dengan para pembalap remaja.

Pembalap 31 tahun tersebut mengisahkan alasannya hengkang dari kejuaraan. Salah satunya adalah atmosfer kerja di Toro Rosso, tidak menyenangkan.

 “Saya tidak dalam kondisi baik. Saya sangat marah, tertekan dan membenci Red Bull dan sistem Formula 1 secara umum. Saya perlu mengubah hidup,” ia menjelaskan.

Ia mengingat kritik keras Helmut Marko yang dialamatkan kepadanya. “Dia mulai berteriak. Saya mencoba menjelaskan segala sesuatu dengan tenang kepadanya, tapi jika orang di depan Anda seperti dinding, maka apa yang Anda katakan akan kembali kepada Anda,” katanya.

Kendati garang, Alguersuari mampu membangun hubungan lebih baik dengan konsultan motorsport Red Bull itu daripada prinsipal Christian Horner dan Adrian Newey.

Baca Juga:

“Kami tidak punya relasi dengannya, sama seperti dengan Adrian Newey. Tapi meski di trek, Christian kurang ramah,” pria 31 tahun itu mengungkapkan.

Alguersuari kurang senang dengan modernisasi yang merambah ajang adu balap jet darat itu.

“Sejujurnya, saya tidak menikmati menonton Formula 1 modern. Saya ingin kembali ke masa lalu, ketika mobil punya grip rendah, kurang downforce dan menggunakan mesin yang lebih keras. Seperti musim 2003-2004. Tapi saya juga mengerti berbagai hal berubah seiring waktu,” tuturnya.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Verstappen Pede dengan Proyek Red Bull untuk F1 2022
Artikel berikutnya Seidl Tegaskan McLaren Belum Pikirkan Titel F1

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia