Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia

Kisah Fernando Alonso Mulai Balapan Saat Usia 3 Tahun

Dua kali juara dunia F1 Fernando Alonso mengenang bagaimana dirinya sampai bisa menggeluti dunia balap sejak usia tiga tahun. Namun prosesnya tak semudah yang dibayangkan.

Circuito y Museo Fernando Alonso, Karting Campus

Fernando Alonso meraih gelar Formula 1 (F1) pada 2005 dan 2006. Ketika itu, ia menjadi pembalap termuda dalam sejarah yang mampu dua kali keluar sebagai juara dunia jet darat, dalam usia 25 tahun.

Tetapi untuk melakukannya, Alonso harus memulai dari kategori terendah, yakni gokart. Pria Spanyol ini mengungkap perkenalannya dengan karting terjadi saat ia usia tiga tahun.

“Ayah saya membuat kart kecil untuk kakak perempuan saya, Lorena. Namun dia tidak suka, sementara saya sebaliknya. Pada akhir pekan berikutnya ada balapan. Mereka mendaftarkan saya dan saya pun melakoni balapan pertama saya,” tutur Alonso.

“Saya ada di urutan belakang, balapan itu berlangsung 20 lap dan saya baru membuat dua putaran, saya pikir saya di overlap 18 kali. Tetapi begitulah semuanya dimulai. Untungnya kakak saya tidak menyukai karting,” katanya menambahkan sambil tertawa.

Baca Juga:

Fernando Alonso lahir pada 1981, dan seperti yang dikatakannya, telah memulai balapan otomotif sejak usia dini. Sekarang, di usia 40 tahun dengan total 334 Grand Prix F1, ia ingin membangun sebuah legasi.   

Karena itu ia membangun kompleks olahraga, di mana Alonso tak cuma memamerkan semua koleksinya selama menjadi pembalap, namun juga memiliki kampus untuk anak-anak bisa mulai menekuni gokart.

“Saya memiliki sekolah yang berisi anak usia 8 hingga 12 tahun. Saya memulai dari umur 3 tahun, kini itu ilegal karena minimal usia adalah 8 tahun. Tetapi tiga dekade lalu memungkinkan,” ia menuturkan.

Alonso menyadari kesulitan yang dihadapi dan juga faktor terpenting bagi mereka yang ingin menjadi pembalap profesional, termasuk dalam Formula 1, karena olahraga otomotif bukan sesuatu yang murah.

“Untuk anak-anak yang ingin memulai dan menjadi pembalap F1, Anda tidak ingin menghilangkan ilusi mereka, tetapi Anda butuh serangkaian hal seperti keberuntungan atau sponsor,” kata pembalap tim Alpine itu.

“Ini olahraga paling mahal yang pernah ada. Di antara seragam, bahkan kart, yang bagus bisa berharga hingga 10.000 euro (sekitar Rp161,5 juta), setara mobil. Selain itu, Anda perlu bahan bakar, rantai dan ban. Semua itu tidak bertahan lebih dari satu pekan.”

Fernando Alonso mengemudikan gokart

Fernando Alonso mengemudikan gokart

Fernando Alonso meraih gelar perdananya saat berusia tujuh tahun, ketika memenangi kejuaraan balap anak-anak di Asturias. Selang lima musim, ia menjadi juara Spanyol di kategori junior.

Pada 1996, ia berhasil menyabet titel kejuaraan karting dunia di Belgia. Kemudian tahun 2001, Alonso sudah tiba di Formula 1, membalap untuk tim Minardi. Setelah itu semuanya adalah sejarah.

Kecintaannya pada olahraga otomotif membawa Alonso untuk meresmikan museum dan sirkuit dengan namanya di Asturias pada 2015. Selain itu, ia juga meluncurkan lini karting-nya sendiri, FA Kart.

Setahun berselang, ia mendirikan FA Racing Kart, sebuah tim yang memungkinkan bakat-bakat muda untuk bersaing dalam kategori berbeda. Dan pada akhir 2016, ia membentuk tim FA Racing yang berpartisipasi dalam F4 Spanyol.

Fernando Alonso dan timnya saat mengikuti Dubai Kartdrome 24 Hours

Fernando Alonso dan timnya saat mengikuti Dubai Kartdrome 24 Hours

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Max Verstappen Terbaik, Lewis Hamilton Brilian
Artikel berikutnya Max Verstappen Tak Senang Sergio Perez Disebut Pembalap Kedua

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia