AlphaTauri Kecewa Gagal Kalahkan Ferrari di F1 2020
Direktur Teknis AlphaTauri, Jody Egginton, mengatakan semua orang di dalam tim kecewa karena gagal mengalahkan Ferrari di Formula 1 2020 dalam klasemen konstruktor, karena mereka merasa memiliki mobil lebih cepat.
Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images
Tahun lalu, AlphaTauri berhasil mendapatkan lebih dari 100 poin untuk pertama kalinya dalam sejarah keikutsertaan di F1.
Kemenangan Pierre Gasly di Grand Prix Italia menjadi yang paling disorot karena itu adalah yang pertama dalam 12 tahun terakhir sejak Sebastian Vettel meraih podium tertinggi pada balapan yang sama saat itu.
Gasly memang telah menunjukkan performa mengesankan sepanjang musim dengan mencetak poin secara konsisten. Sedangkan rekan setimnya, Daniil Kvyat, juga membantu tim mengamankan posisi ketujuh di klasemen konstruktor.
Namun, para petinggi AlphaTauri merasa mereka seharusnya mendapat hasil yang lebih bagus dan mengakhiri musim di tempat lebih baik.
AlphaTauri hanya berjarak 24 angka dari Ferrari di posisi keenam dengan 131 poin. Jody Egginton pun merasa timnya membuang peluang untuk mengalahkan Ferrari.
“Kami merasa seharusnya bisa finis di urutan keenam dalam klasemen konstruktor,” kata Egginton kepada Motorsport.com.
“Jika boleh berkata jujur, kami memiliki mobil yang cukup baik untuk melakukannya, tapi kami tidak mampu memaksimalkan peluang. Ada banyak hal yang telah kami lakukan, tapi sayangnya kami belum berhasil melakukannya.”
Egginton mengatakan salah satu kelemahan timnya adalah belum bisa membuat paket mobil secara keseluruhan bekerja dengan baik. Jika mereka bisa melakukannya, ia yakin AT01 akan bisa melaju lebih cepat.
“Ketika kami tidak dapat mencetak poin, kami tahu penyebabnya. Kami memahami mobil sendiri. Ketika kami tidak bisa membuatnya bekerja secara bersamaan, itu akan menyulitkan kami,” Egginton menjelaskan.
“Ferrari, khususnya Charles Lecelerc, dia berkendara dengan fantastis. Tapi kami memiliki mobil yang lebih cepat dan kami tidak mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya di setiap akhir pekan. Mungkin mereka tidak percaya kami memiliki mobil yang lebih cepat, tapi seperti itulah pandangan saya.”
Salah satu hal yang mengesakan pada AT01 adalah mobil tidak mengalami penurunan kinerja yang begitu besar pada kondisi sirkuit atau cuaca tertentu. Jody Egginton sepakat bahwa desain mobil telah membantu Gasly mengeluarkan seluruh potensinya.
“Kami berusaha meningkatkan kinerja mobil agar lebih mudah dikendarai oleh pembalap kami. Gasly meresponnya dengan baik,” ucap Egginton.
“Cukup adil untuk mengatakan dia cocok bersama kami. Dia pergi ke Red Bull, mengambil pengalaman di sana, lalu kembali dan bekerja dengan baik bersama kami. Jadi dia patut mendapat apresiasi.”
Tahun lalu, Pierre Gasly kembali menjadi pembalap sepenuhnya AlphaTauri setelah berjuang bersama Red Bull selama setengah musim di 2019. Performanya yang kurang memuaskan membuat manajemen Red Bull mengembalikannya ke tim yang saat itu masih bernama Toro Rosso.
“Dia terus belajar dan cara berkendaranya semakin baik. Cara dia mengendalikan mobil, balapan dan keahliannya, datang secara bersamaan. Kami memberinya paket terbaik dan itu memotivasinya. Dia melakukannya dengan sangat baik,” Egginton mengungkapkan.
“Saya tidak ingin membicarakan situasi saat dia berada di Red Bull, tapi dia kembali kepada kami dan dia melanjutkan pekerjaannya. Saya pikir orang-orang mengapresiasi itu. Dia memberikan 110%, dan Anda tidak bisa meminta lebih dari itu.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments