Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Alpine Masih Pusing jika Turun di Suhu Tinggi

Alpine ingin mengetahui mengapa mobil Formula 1 mereka seperti tidak kompetitif saat turun di suhu panas seperti di Bahrain, akhir Maret lalu.

Fernando Alonso, Alpine A521

Fernando Alonso, Alpine A521

Zak Mauger / Motorsport Images

Tim Alpine F1 tidak mampu menuai poin pada Grand Prix Bahrain, lomba pertama Kejuaraan Dunia Formula 1 2021, akhir bulan lalu. Turun untuk kali pertama menggantikan nama Renault, mereka tidak mampu bersaing dengan tim-tim menengah ke atas.

Esteban Ocon menghabiskan sebagian besar balapan di Sirkuit Internasional Bahrain yang berdurasi 56 lap (302,826 km) itu di luar zona poin setelah tersisih di kualifikasi pertama (Q1) dan dihantam Sebastian Vettel (Aston Martin) di pengujung kualifikasi.

Start dari gri 16, pembalap Prancis itu hanya mampu naik tiga level saat menyentuh finis sehingga tidak mampu merebut poin (zona 10 besar).

Fernando Alonso sedikit lebih baik di kualifikasi dengan berhasil start dari grid kesembilan. Namun, juara dunia 2005 dan 2006 itu mundur di lap 32 karena kerusakan pada rem.

Seusai GP Bahrain, para teknisi Alpine mengungkapkan performa sasis A521 di bawah ekspektasi karena suhu yang lebih hangat di Bahrain. Dari situ bisa disimpulkan bila sasis A521 yang bermesin Renault Renault E-Tech 20B tersebut sensitif terhadap suhu tinggi.

“Kami tidak senang dengan performa mobil saat turun di sesi-sesi yang panas. FP3 di Bahrain agak menyulitkan sehingga kami baru bisa kembali kompetitif pada sore menjelang malam, saat digelarnya FP4 dan kualifikasi,” ucap Marcin Budkowski, Direktur Eksekutif Alpine.

“Temperatur cukup ekstrem, lebih panas ketimbang saat kami tes pramusim. Saat di pit di awal FP3, suhu ruangan saat itu 38ºC. Saya kira di trek bisa mencapai 47-48ºC. Itu lebih panas daripada dua pekan sebelumnya, saat kami tes di sana.”

Baca Juga:

Budkowski menambahkan, setiap tim pasti merasakan hal yang sama dengan Alpine. Namun, mereka tentu memiliki cara untuk mengatasi suhu tinggi karena karakter mobil dan mesin yang berbeda.

Budkowski mengakui, kondisi sasis Alpine A521 yang peka terhadap suhu tinggi ini membuatnya sedikit khawatir. “Saat ini kami masih 0,2 atau 0,3 detik per lap di belakang mobil milik tim-tim yang menjadi target untuk kami kalahkan,” kata Budkowski.

Alpine berencana melakukan pembaruan (upgrade) beberapa komponen untuk menghadapi GP Emilia Romagna di Sirkuit Imola, Italia, akhir pekan depan (16-18 April). Modifikasi itu tentu untuk mendapatkan performa ideal untuk bertarung dengan tim-tim medioker.

Di Imola, Budkowski sepertinya bisa sedikit bernapas lega. Meskipun saat ini sedang musim semi, suhu udara di Italia diyakini takkan sepanas Bahrain. Ia pun berharap Alpine bisa segera menemukan solusi untuk mengatasi lomba-lomba pada musim panas nanti.

“Kami memiliki pekerjaan rumah untuk mencari solusi mengapa A521 seperti kurang kompetitif di suhu tinggi seperti yang terjadi di Bahrain,” tutur Budkowski.

“Saya kira di Imola dan Portugal (lomba berikutnya) tidak akan menjadi masalah (suhu tinggi seperti di Bahrain). Tetapi, bisa menjadi problem saat kami turun di masa musim panas nanti.”

 

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Albon Bandingkan Peran Pembalap Cadangan di F1 dengan DTM
Artikel berikutnya Russell: Williams Terlalu Sensitif dengan Angin seperti Mercedes

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia