Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Alpine Negosiasi dengan Beberapa Calon Tim Baru Formula 1

Alpine mengklaim tengah berdiskusi serius dengan sejumlah calon tim anyar di Formula 1 terkait kesediaan mereka untuk memasok mesin.

Esteban Ocon, Alpine A521

Foto oleh: Charles Coates / Motorsport Images

Renault F1 Team mengubah nama mereka menjadi Alpine F1 mulai Kejuaraan Dunia Formula 1 2021 ini. Namun begitu, power unit untuk sasis Alpine A521 tetap berasal dari Viry-Chattilon, Prancis, yakni Renault E-Tech 20B.

Salah satu alasan Renault mengubah nama tim F1 mereka adalah demi mendongkrak merek Alpine yang berambisi menjadi salah satu produsen mobil listrik top dunia di masa depan.

Kendati demikian, musim ini Renault hanya memasok power unit untuk Alpine. Costumer team mereka pada F1 2020 lalu, McLaren, kini beralih ke Mercedes.

Praktis, Renault menjadi satu-satunya pemasok mesin di F1 saat ini – lainnya: Mercedes, Honda, dan Ferrari – yang tidak memiliki customer team. Tetapi, kondisi tersebut sangat mungkin berubah.

Direktur Teknis Alpine F1 Marcin Budkowski mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan pembicaraan intensif dengan lebih dari satu tim yang sangat potensial menjadi skuad baru di Formula 1.

Marcin Budkowski, Direktur Eksekutif Alpine F1.

Marcin Budkowski, Direktur Eksekutif Alpine F1.

Foto oleh: Charles Coates / Motorsport Images

Renault berharap mampu menjadi penyuplai untuk beberapa calon tim baru di F1 tersebut agar bisa kembali mendapatkan posisi yang lebih baik dari sisi perimbangan kekuatan pabrikan.

Musim ini, selain untuk tim pabrikannya sendiri, Mercedes juga memasok power unit untuk Aston Martin, McLaren, dan Williams. Ferrari juga menyuplai Alfa Romeo dan Haas, selain untuk skuad pabrikan.

Honda yang tidak memiliki tim pabrikan di F1, mendukung Red Bull Racing dan AlphaTauri. Namun, F1 2021 menjadi musim terakhir pabrikan asal Jepang itu berkiprah di ajang balap single seater paling bergengsi di dunia tersebut.

“Ada beberapa pihak yang tertarik untuk turun di ajang balap ini,” ucap pria yang juga menjabat Direktur Eksekutif Alpine F1, seperti dikutip Formule1.nl.

“Beberapa sudah memperkenalkan diri ke publik dan berdiskusi dengan media dalam beberapa tahun terakhir. Lainnya masih belum mau melakukan publikasi.”

Fernando Alonso, Alpine A521

Fernando Alonso, Alpine A521

Foto oleh: Motorsport Images

Budkowski menjelaskan, banyaknya pihak yang tertarik untuk turun di F1 karena ajang balap jet darat ini olahraga bergengsi dan memiliki masa depan bagus.

“Mungkin akan menjadi bisnis yang menjanjikan dengan adanya batasan pengeluaran anggaran (budget cap) dan hadiah yang terus naik,” tutur Budkowski.

“Jadi, memang benar banyak pihak yang tertarik. Kami sudah bicara dengan sejumlah calon potensial. Kendati, harus kami akui bila saat ini upaya keras kami belum benar-benar terbayar.”

Renault sejatinya bukan pabrikan sembarangan di Formula 1. Melakukan debut F1 di GP Inggris 1977 sebagai tim pabrikan, Renault sudah turun dalam 400 Grand Prix sampai GP Abu Dhabi 2020 dengan menorehkan total 35 kemenangan, 103 podium, 51 pole position, dan 33 fastest lap.

Baca Juga:

Sebagai tim pabrikan, Renault sudah dua kali merebut total empat gelar di F1 – masing-masing dua untuk konstruktor dan pembalap – yang kesemuanya dibuat pada 2005 dan 2006 bersama Fernando Alonso. Musim ini, Alonso kembali ke F1 bersama Alpine.

Reputasi Renaut sebagai pemasok mesin jauh lebih mentereng ketimbang saat turun sebagai skuad pabrikan. Mereka berhasil memenangi total 169 kemenangan, 460 podium, 213 pole position, dan 176 fastest lap.

Renaut total berhasil merebut 12 gelar juara dunia konstruktor masing-masing saat memasok mesin untuk Williams (1992, 1993, 1994, 1996, 1997), Benetton (1995), Renault (2005, 2006), dan Red Bull Racing (2010, 2011, 2012, 2013).

Renault juga membantu keempat tim di atas total merebut 11 gelar juara dunia pembalap (1992, 1993, 1995, 1996, 1997, 2005, 2006, 2010, 2011, 2012, 2013).   

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Yuki Tsunoda Akui Lebih Bisa Kendalikan Emosi
Artikel berikutnya Sergio Perez: Problem dengan Red Bull Tak Mudah Diselesaikan

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia