Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Bos Alpine Takut Banyak Tim F1 Memanipulasi Tekanan Ban

Direktur eksekutif Alpine, Marcin Budkowski, khawatir kalau ada tim-tim Formula 1 yang ‘memainkan’ tekanan ban sebelum Federasi Otomotif Internasional (FIA) memberlakukan larangan.

Pirelli tyres

Pirelli tyres

Glenn Dunbar / Motorsport Images

Insiden pecahnya ban Max Verstappen (Red Bull Racing) dan Lance Stroll (Aston Martin) di F1 GP Azerbaijan, Baku, diinvestigasi. Otoritas mengirim aturan teknis agar kejadian itu tidak terulang.

Mereka menekankan agar mobil beroperasi dengan ban di atas tekanan minimal yang disyaratkan oleh Pirelli. Red Bull dan Aston Martin bersikukuh telah mematuhi aturan dari produsen ban Italia tersebut.

Ban akan lebih sering diperiksa dengan lebih teliti terutama ketika pembalap keluar dari mobil. Tekanan harus tetap lebih tinggi dari batas ketika meluncur di trek.

Budkowski mendukung ditegakkannya aturan oleh FIA. “Tentu saja sangat penting mencapai dasar karena keselamatan adalah masalah kritis. Reaksi peningkatan tekanan ban belakang dan kesimpulan, tampaknya mengindikasikan kerusakan ban,” ujarnya kepada Motorsport.com.

“Reaksi FIA saat ini tidak ada perubahan prosedur operasi yang signifikan. Lebih banyak kejelasan dan banyak prosedur operasional yang lebih ketat. Apakah itu menunjukkan bahwa beberapa orang mengambil kebebasan dengan prosedur operasional, tapi saya tidak mau mengambil langkah itu, tapi saya tidak tahu.”

Ia mendorong agar tim-tim menjalankan apa yang ditetapkan Pirelli sebagai pemasok ban tunggal F1. Pabrikan itu pasti telah melakukan pengujian sebelum merilis ambang batas tekanan ban.

“Tapi jika itu kasusnya, sangat mengkhawatirkan karena keselamatan adalah masalah kritis. Secara umum, ada prosedur dan pemeriksaan lebih ketat yang diberlakukan. Secara fundamental tidak berbeda dari apa yang sudah ada. Pastinya, kami menyambut kalau ban akan diperiksa dengan seksama, karena itu adalah sesuatu yang tidak ingin Anda mainkan,” katanya.

“Jika Pirelli memberi saran minimum, pasti ada alasan. Jika tidak dihormati, maka bisa berujung pada kerusakan.”

Baca Juga:

Aturan teknis mencakup selimut ban juga diterapkan. Tim biasanya melepas penutup tersebut secepatnya sebelum kualifikasi agar tekanan turun ke level yang dibutuhkan sebelum pembalap mengaspal di trek.

Langkah Red Bull melepas selimut jauh sebelum mobil mengaspal menuai protes dari rival-rivalnya. Menurut regulasi anyar, penutup tersebut hanya bisa dibuka sesaat sebelum mobil meninggalkan garasi. Toleransi 30 detik diizinkan, dengan catatan ada lalu lintas di pitlane.

“Saya kira ada hal-hal berbeda dilakukan. Tidak perlu berputar dengan tekanan ban seperti yang disarankan. Anda mengelola temperatur ban untuk sesi berikutnya. Anda mengatur keseimbangan suhu antara gandar depan dan belakang.

“Terkadang bermain dengan temperatur selimut atau melepasnya lebih cepat hanya mendapat keseimbangan terbaik dari depan ke belakang. Tapi dengan TD (aturan teknis) tertulis, itu tampaknya bisa disalahgunakan untuk mengurangi tekanan dan karena itu, FIA harus lebih keras pada itu,” Budkowski menjelaskan.

Fernando Alonso, Alpine A521

Fernando Alonso, Alpine A521

Foto oleh: Zak Mauger / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Desainer Alfa Romeo Akan Gabung Aston Martin
Artikel berikutnya Hamilton: Pecah Ban Bukan Salah Pirelli

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia