Analisis teknis: Bagaimana para rival meniru konsep Toro Rosso
Tren adalah bagian yang penting dari siklus pengembangan aeordinamika di Formula 1, karena memberi indikasi tentang betapa efektifnya desain pertama.
Foto oleh: Giorgio Piola
Analisis teknis Giorgio Piola
Giorgio Piola adalah jurnalis teknis Formula 1 ternama. Lahir di Genoa, Italia. Giorgio telah meliputi Kejuaraan Dunia F1 sejak tahun 1969, menghasilkan ribuan ilustrasi yang telah direproduksi di beberapa publikasi prestisius olahraga bermotor di dunia.
Kali ini, kami menggambar konsep yang diawali oleh Toro Rosso, sebuah tim yang memiliki dana yang cukup jika dibandingkan tim-tim lain di papan tengah, tapi bukan tim yang sudah mampu bersaing ke depan.
Artinya, kami sering melihat mereka berpikir outside the box, sesuatu yang kami perhatikan berkali-kali muncul dari tim teknis James Key dalam beberapa musim terakhir. Tidak mengejutkan lagi melihat ide-ide baru mereka ditiru ke mobil-mobil lain.
Kasus terbaru datang dari desain awal STR11, di mana tepi rear wing endplate bagian depan terbuka di sekitar irisan (louvre).
Saking yakinnya mereka dalam mengeksploitasi desain ini sampai-sampai sayap belakang high dan low downforce juga memiliki konsep serupa.
Bukan hanya itu, kursi monyet (monkey seat) versi high downforce (inset kanan) pun demikian karena slot-slot kecil tersebut membantu mengarahkan aliran udara di sekitar endplate untuk meningkatkan efisiensi dan bentuk semburan knalpot yang keluar di bawahnya.
Dampak visual konsep baru ini relatif mudah diamati dan sangat menarik perhatian tim-tim lain. Sauber, Mercedes, dan McLaren sekarang mempunyai versi mereka masing-masing.
Tentu saja, inilah desain yang bisa dibawa ke 2017, di mana irisan tradisional digunakan seperti saat sayap-sayap berukuran lebih lebar pada tahun 2008.
Oleh karena itu, waktu pengembangan untuk desain ini tidak terbuang begitu saja dan mungkin akan membentuk fondasi desain untuk musim depan. Sebuah keuntungan besar ketika memahami suatu konsep lebih awal daripada para rival.
Setelah mempelajari konsep Toro Rosso lebih lama, McLaren membawa ide mereka selangkah lebih maju dan agresif dari yang sudah ada sebelumnya.
Irisan-irisan pada MP4-31 bukan hanya terbuka di ujungnya, tapi juga lebih miring dan memanjang ke belakang sampai bertemu dengan mainplane dan top flap. Bentuk seperti ini mengubah hubungan mereka, dengan harapan mengatasi hambatan angin (drag) tambahan yang biasanya disebabkan oleh penambahan downforce dari sudut serang (angle of attack) yang curam.
Untuk memungkinkan celah (slot) sepanjang itu, tim juga menempatkan beberapa penopang beberapa centimeter dari tepi endplate, sebuah pendekatan yang berbeda dibanding tiga tim lain.
Perbedaan menonjol lainnya dari interpretasi McLaren adalah bagaimana irisan-irisan bagian bawah bukan merupakan perpanjangan dari endplate, di mana bagian sudut yang melengkung menjadi pembatas penting.
Penggunaan irisan-irisan terbuka oleh Mercedes telah memicu pemikiran-pemikiran kreatif para perancang di Brackley, di mana tim mencoba konsep sayap depan baru di Malaysia dengan kemungkinan penerapan untuk musim 2017.
Kami telah mengulas komponen baru mereka lebih detail di sini.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments