Aston Martin Dorong Grup VW Masuk Formula 1
Pemilik Aston Martin, Lawrence Stroll, bakal mendorong Volkswagen Group untuk masuk ke F1 terkait pembicaraan power unit generasi berikutnya.
Foto oleh: Steven Tee / Motorsport Images
Mesin F1 yang digunakan saat ini direncanakan bakal berakhir pada 2024, sebelum power unit baru diperkenalkan, dengan pembicaraan terakhir mengenai mesin anyar dilakukan di Austria awal bulan ini.
Pemain lama seperti Ferrari, Mercedes, Renault dan Red Bull bergabung dalam diskusi tersebut, bersama pejabat dari Audi dan Porsche sebagai tanda ketertarikan Grup VW untuk membawa salah satu mereknya ke F1.
Pertemuan secara keseluruhan berjalan baik. CEO F1, Stefano Domenicali, menyebutnya sebagai langkah yang baik ke arah yang tepat.
Aston Martin menggunakan power unit Mercedes di F1. Sejauh ini, hanya ada tiga pabrikan yang menyediakan mesin untuk tim-tim di ajang balap jet darat.
Kehadiran pabrikan mesin baru sangat disambut oleh Stroll untuk meningkatkan level persaingan Formula 1 di masa depan.
“Tentu saja saya akan menyambut dan merangkul masuknya VW Group,” kata Stroll dalam sebuah wawancara media terpilih termasuk Motorsport.com.
“Saya hanya berpikir itu akan menunjukkan kepada kami kekuatan olahraga ini. Semakin kuat grup yang ada di olahraga, semakin baik untuk semua orang, baik itu penggemar maupun pemilik tim, FOM atau FIA.
“Saya percara mereka sedang mempertimbangkan untuk kembali dengan dua atau satu mereknya. Saya sangat senang dan mendukung mereka masuk ke olahraga ini.
“Menurut saya, ini akan hebat.”
Tahun ini bakal jadi musim terakhir Honda di Formula 1 karena ingin berinvestasi di sektor lain. Proyek mesin pabrikan Jepang itu bakal dilanjutkan oleh Red Bull yang sedang membangun departemen power unit sendiri.
CEO Williams, Jost Capito, yang pernah menjabat sebagai Direktur Motorsport Volkswagen meyakini F1 butuh perubahan signifikan agar sejalan dengan industri mobil jalanan.
“Ketika Anda melihat ke mana arah industri otomotif berjalan, pembahasan CO2 menjadi isu hangat,” ujarnya.
“Saya sangat mendukung F1 harus menuju nol CO2 mulai 2025, tapi ada lebih banyak opsi teknis dibandingkan beralih ke tenaga listrik. Tenaga listrik masih harus dipelajari, dilihat dan di kombinasi dengan hybrid.
“Menurut saya, sistem dan teknologi ini memiliki masa depan dalam mobilitas. Oleh karena itu, saya merasa regulasi harus mengarah ke sana, tapi harus mempelajari semua opsi.
“Untuk itu, wajar jika produsen mobil harus menjadi bagian dari diskusi. Mereka harus tertarik pada peraturan baru atau mereka tak ingin bergabung.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments