Berger Pesimistis dengan Masa Depan Aston Martin di Bawah Krack
Mantan pembalap Formula 1, Gerhard Berger, pesimistis dengan masa depan Aston Martin di bawah kepemimpinan Mike Krack.
Suksesi terjadi di pucuk pimpinan tim asal Inggris tersebut. Otmar Szafnauer meletakkan jabatan sebagai prinsipal dan Krack direkrut dari BMW untuk menggantikannya. Pria Luksemburg itu mulai bekerja Maret ini.
Dari sisi pengalaman di dunia balap mobil, Krack tak perlu diragukan. Ia merupakan insinyur tim balap dan dilantik sebagai pemimpin divisi motorsport BMW pada 2014.
Pria 50 tahun itu menangani program Formula E, Kejuaraan Dunia Balap Ketahanan (WEC) dan IMSA. Formula 1 merupakan sesuatu yang baru baginya.
Sayangnya, profil tersebut tak membuat Berger terkesan karena mengetahui kinerja Krack semasa di BMW. Skuad Jerman itu selalu gigit jari setelah terakhir kali Marco Wittmann menjuarai DTM pada 2016. Mereka hanya menang empat balapan dalam dua tahun terakhir.
“Lihat saja apa yang bisa dilakukannya. Ketika saya melihat apa yang dikerjakannya di DTM, saya tidak melihat Aston Martin bergerak maju dengannya,” bos DTM itu mengungkapkan kepada Motorsport-Total.
“Selama bertahun-tahun, saya pernah di sana, BMW tidak pernah kompetitif secara konsisten. Anda selalu bisa melihat, bahwa mereka ada di posisi bagus starting grid satu hari dan mereka tidak tahu kenapa ada di sana hari ini.
“Hari berikutnya, mereka di bagian belakang grid dan mereka tidak tahu kenapa pada posisi akhir. Ketika Anda menonton itu dan Anda lihat hal ini terjadi untuk periode lebih lama.
“Anda mempertanyakan orang-orang di balik itu. Dia memimpin proyek. Ini DTM! DTM bagus. Namun, ini adalah liga berbeda. Di sini, Anda memerlukan yang terbaik dari yang paling baik di dunia. Saya tidak melihat ini.
“Maaf, kalau saya terlalu terus terang, tapi ini hanya karena seseorang menanyakan. Itu opini pribadi saya.”
Nico Hulkenberg, Aston Martin AMR22
Photo by: Zak Mauger / Motorsport Images
Salah seorang yang pindah dari DTM ke F1 adalah Niels Wittich. Ia berbagi peran sebagai direktur balap dengan Eduardo Freitas, mantan race director WEC. Keduanya harus mendengarkan saran penasihat senior F1 Herbie Blash, mantan tangan kanan Charlie Whiting.
“Herbie mengerti tentang bisnis di dalam dan luar, jadi kalau mereka mendengarkan mereka, mereka akan belajar. Kita lihat seperti apa hasilnya. Ini tidak akan mudah,” ucapnya.
“Charlie Whiting brilian. Namun, FIA membuat kesalahan selama bertahun-tahun dengan Charlie, mereka tidak pernah membangun orang lain.
“Sangat, sangat sulit untuk mendapat direktur balap bagus. Tidak banyak ahli dengan pengalaman. Formula 1 sekarang melihatnya, mereka dalam kesulitan besar untuk menemukan orang yang tepat.
“Jadi itu kesalahan tidak sekarang. Itu adalah kesalahan (yang dibuat) lima tahun lalu, masih dengan Charlie (mereka harus) membangun satu, dua, tiga orang.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.