Analisis teknis: Halo buka peluang aerodinamika tambahan
Bagi tim Formula 1, adanya Halo menjadi sebuah tantangan struktural di awal-awal. Tapi ternyata perangkat ini juga membuka ruang baru untuk pengembangan aerodinamika.
Marcus Ericsson, Alfa Romeo Sauber C37
Mark Sutton
Sebagai bagian dari regulasi yang mewajibkan terpasangnya sistem pelindung kokpit, tim juga diberikan ruang untuk memasang fitur aerodinamika kecil pada Halo. Ini sudah bisa kita lihat pada pekan tes pramusim di Barcelona.
Selama tidak berdampak pada area helm pembalap (terutama saat kecelakaan), para desainer F1 diperbolehkan menambah permukaan Halo dengan batas tinggi maksimum 20mm dari struktur utama yang berbahan titanium.
Ruang untuk berkreasi ini mengundang ide-ide yang beragam dari setiap tim karena aliran udara akan berubah secara dramatis di sekitar mobil.
Setelah tes pascamusim di Abu Dhabi tahun lalu, ini menjadi kenyataan. Ketimbang menjadi rintangan, tim justru bisa menciptakan fairing yang semakin rumit pada Halo. McLaren terlihat memasang tiga sayap berbentuk boomerang di atas Halo. Setiap elemennya berakhir di sisi samping Halo, dan tentu saja ini akan memberikan efek aerodinamika khusus.
Sementara pendekatan yang dilakukan Force India sedikit berbeda, tapi mereka juga memasang tiga sayap berbentuk boomerang di atas VJM11 untuk memandu aliran udara yang mengarah ke airbox dan sayap belakang.
Toro Rosso juga memberikan cuplikan pertama fairing aerodinamika mereka pada tes Abu Dhabi. Ketimbang tiga, mereka hanya memasang satu sayap boomerang di atas Halo.
Sementara pada tes Barcelona, konsep ini sedikit berevolusi dan STR14 terlihat dipasangi sayap tambahan yang terletak sedikit di luar zona terlarang area helm pembalap.
Toro Rosso juga memiliki solusi elegan untuk area titik sambung Halo dengan sasis. Dengan winglet kecil (panah merah), komponen ini diyakini juga akan memberikan manfaat aerodinamika.
Ketika sebagian besar tim sepertinya lebih memilih bentuk melengkung untuk sayap pada Halo mereka, tim Haas justru punya ide lain. Halo pada mobil VF-18 terlihat dipasangi dengan elemen-elemen kecil untuk menghasilkan vorteks atau pusaran udara.
Konfigurasi serupa juga sudah terlihat pada tes pascamusim tahun lalu, dan konsep ini dikembangkan lebih lanjut. Patut diperhatikan juga, Haas memasang kaca depan yang bergerigi seperti yang pernah dipakai Nico Rosberg, dan kemudian dipakai Mercedes pada beberapa tahun terakhir.
Tujuannya adalah untuk mengubah interaksi aliran udara dengan helm pembalap. Karena sejak kemunculan Halo, aliran udara di sekitar helm juga menjadi berbeda dari biasanya.
Modifikasi tidak hanya dilakukan di atas struktur Halo itu sendiri, tapi juga di area sekitarnya. Williams dan Renault sama-sama memasang winglet di tepi sasis (panah merah) untuk mengubah aliran udara di sekitar pinggiran kokpit yang mengarah ke titik sambung Halo.
Renault juga mencoba bentuk winglet yang berbeda pada hari keempat tes, yang ditempatkan di bawah airbox (panah putih). Ini membantu aliran udara yang keluar dari helm pembalap dan kemudian memuluskannya masuk ke dalam inlet airbox.
Sebagian tim sepertinya memang belum membeberkan semuanya. Untuk saat ini, Ferrari dan Sauber juga baru memasang satu sayap boomerang di atas Halo mereka.
Sementara Mercedes, Red Bull, dan Renault, hampir pasti akan menampilkan solusi mereka pada tes pekan ini sebagai persiapan menjelang balapan pembuka di Australia.
Ikuti Motorsport.com di:
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments