Analisis teknis: Apa yang baru dari mobil McLaren MCL33?
McLaren MCL33 menarik perhatian dengan warna 'oranye pepaya'. Tapi apakah mereka bisa menarik perhatian dengan performa apik di Formula 1 2018? Motorsport.com memberikan analisisnya...
McLaren MCL33
McLaren Automotive
Analisis teknis Giorgio Piola
Giorgio Piola adalah jurnalis teknis Formula 1 ternama. Lahir di Genoa, Italia. Giorgio telah meliputi Kejuaraan Dunia F1 sejak tahun 1969, menghasilkan ribuan ilustrasi yang telah direproduksi di beberapa publikasi prestisius olahraga bermotor di dunia.
Untuk sebuah tim Formula 1 yang memiliki delapan gelar konstruktor dan 12 gelar pembalap, terseok-seok di rombongan papan tengah atau bahkan di belakang menjadi hal yang tidak bisa diterima. Tapi itulah yang terjadi di McLaren, terutama sejak mereka melakukan reuni dengan pemasok mesin asal Jepang, Honda pada 2015.
Drama reliabilitas dan kurangnya tenaga mesin menjadi pemicu hubungan yang semakin tegang pada pertengahan 2017. Puncaknya terjadi saat McLaren resmi mengakhiri kemitraan mereka dengan Honda dan memutuskan beralih ke Renault untuk musim 2018.
MCL33 yang diluncurkan pekan ini bisa dibilang menjadi awal baru bagi McLaren. Dengan warna 'oranye pepaya' yang khas dengan era sang pendiri, Bruce McLaren, mereka berharap bisa kembali bersaing memperebutkan podium pada tahun ini.
Jadi apakah MCL33 mampu memenuhi ekspektasi tersebut? Motorsport.com akan menganalisis mobil terbaru McLaren dan membeberkan fitur-fitur baru yang berpeluang memainkan peran di musim 2018 mendatang.
Dibandingkan dengan mobil MCL32 2017, maka salah satu fitur terpenting yang ada pada MCL33 terletak di bagian belakang mobil, tepatnya pada unit mesin. Selama ini McLaren mengklaim progres mereka kerap terhambat oleh performa Honda. Karena berganti pemasok mesin, maka McLaren harus memikirkan ulang desain bagian belakang mobil mereka di 2018.
Filosofi McLaren mulai berubah sejak kedatangan Peter Prodromou dari Red Bull pada 2014. Perlahan-lahan McLaren juga ikut menerapkan konsep rake tinggi seperti yang dipakai skuat minuman berenergi tersebut.
Pada musim 2017, kedua tim seperti memiliki pokok konsep yang serupa. Namun sekarang, McLaren dan Red Bull mulai mengembangkan konsep mereka masing-masing ke arah yang berbeda.
Dalam kasus McLaren misalnya, bagian dalam sayap depan kini dipenuhi dengan slot-slot dan ujung flap yang runcing. Ini dilakukan untuk mempengaruhi sedemikian rupa vorteks Y250 (disebut 250 karena berjarak 250 mm dari titik tengah/netral sayap depan).
Sayap depan MCL33 sebenarnya masih merupakan kelanjutan dari desain MCL32 dan ini akan menjadi referensi awal untuk McLaren sepanjang tes pramusim di Barcelona dan di awal musim.
McLaren tampak sibuk menggarap bagian depan sidepod mereka, melanjutkan pengembangan yang dilakukan sepanjang musim 2017 lalu. Ujung splitter kini memiliki banyak gerigi [1]. Bagian lantai mobil juga direvisi dan diperbesar [2], sementara tampak empat bilah kecil di belakangnya [4]. Bargeboard mini berbentuk setengah bulan purnama [3] juga terpasang di samping bargeboard utama.
Namun desain-desain yang ditampilkan pada area ini sebenarnya masih belum terlalu agresif. Hal yang masuk akal karena McLaren tentunya ingin membandingkan performa aerodinamika mereka saat masih memakai Honda dengan mobil baru yang kini memakai mesin Renault.
Walaupun demikian, mobil baru McLaren juga tidak bisa disebut sebagai MCL32 bermesin Renault saja. Karena McLaren memiliki sejumlah solusi yang akan membedakan MCL33 dengan mobil mereka tahun lalu.
Tahun 2017 merupakan musim pertama diperkenalkannya regulasi baru dan ban Pirelli yang berukuran lebih besar. Oleh karena itu, tim-tim F1 masih bermain aman soal desain suspensi mobil mereka. Tentunya di musim 2018, tim mulai mencari cara menghilangkan bobot-bobot yang tidak perlu. Hasilnya, desain suspensi sekarang terlihat lebih ramping.
McLaren menerapkan solusi unik pada bagian belakang MCL33. Mereka memindahkan titik koneksi lengan atas suspensi belakang dan di saat yang sama mengubah bentuknya sedemikian rupa agar performa aerodinamika bisa semakin efisien.
Namun McLaren terlihat tidak banyak mengubah desain sidepod. Padahal mayoritas kompetitor lain mulai menerapkan inlet sidepod yang lebih sempit, meniru solusi yang pertama kali diperkenalkan Ferrari pada 2017. McLaren kemungkinan belum ingin terlalu fokus di area ini mengingat besarnya tugas yang baru saja mereka selesaikan dengan pergantian mesin ke Renault.
Di atas sidepod, kita bisa melihat dua baris yang masing-masing terdiri dari empat bilah vertikal [5]. Ini merupakan penambahan dari satu baris (di sisi terluar) yang sudah ada sejak mobil 2017. Sementara winglet horizontal berbentuk segitiga terlihat terpasang di samping kokpit [6]. Kedua fitur ini akan membantu mengalirkan udara dari sidepod ke bagian belakang mobil.
Kemudian di sisi samping sidepod kita juga bisa melihat adanya dua lubang yang sangat panjang dan membentang hampir di seluruh bagian lantai mobil [7].
Secara keseluruhan, timbul kesan bahwa MCL33 tidak mengalami banyak perubahan visual dari mobil tahun sebelumnya. Tapi bagaimanapun juga mobil McLaren kini ditenagai dengan mesin baru, dan banyak yang menilai bahwa sasis McLaren 2017 sudah menjadi salah satu yang terkuat.
Terus ikuti berita terbaru Formula 1 2018 di sini.
Dengan bantuan pakar F1, Giorgio Piola dan Matt Sommerfield
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments