Analisis teknis: Inovasi suspensi McLaren
Pekan pertama tes pramusim Formula 1 2018 menjadi kesempatan untuk melihat lebih dekat mobil baru dan inovasi yang paling menarik perhatian. Salah satunya adalah suspensi belakang McLaren MCL33.
Fernando Alonso, McLaren MCL33
Sam Bloxham / Motorsport Images
Analisis teknis Giorgio Piola
Giorgio Piola adalah jurnalis teknis Formula 1 ternama. Lahir di Genoa, Italia. Giorgio telah meliputi Kejuaraan Dunia F1 sejak tahun 1969, menghasilkan ribuan ilustrasi yang telah direproduksi di beberapa publikasi prestisius olahraga bermotor di dunia.
Saat meluncurkan foto atau gambar pertama mobil F1 2018, hampir semua tim pastinya tidak ingin membeberkan semua fitur mobil mereka kepada publik. Maka tidak heran jika saat peluncuran, mobil tampak polos atau minim dengan fitur-fitur unik.
Beda cerita dengan saat dimulainya tes pramusim. Mau tidak mau tim harus rela mobil anyar mereka menjadi target puluhan fotografer yang sudah menunggu dari pinggir trek atau dari dalam paddock. Dengan lensa panjang, satu per satu fitur mobil yang belum pernah terlihat sebelumnya mulai terungkap ke dunia luar.
Salah satu yang menarik perhatian adalah desain agresif pada suspensi belakang mobil McLaren MCL33. Berbeda dari konsep umumnya di mana wishbone terdiri dari dua lengan yang membentuk huruf 'V', McLaren justru menggabungkan wishbone atas menjadi satu dan dengan bentuk seaerodinamis mungkin.
Karena McLaren berganti pemasok mesin dari Honda ke Renault, perubahan ini juga dilakukan di saat-saat terakhir. Tapi skuat Woking itu masih bisa menemukan peluang untuk menghasilkan sebuah inovasi.
McLaren sebenarnya sudah sering memanfaatkan komponen suspensi untuk membantu performa aerodinamika mereka. Pada 2013 misalnya, McLaren menjadi tim pertama yang memperkenalkan sebuah penutup pada wishbone atas agar udara di sekitar roda belakang bisa mengalir lebih mulus.
Setahun kemudian, McLaren mengembangkan konsep ini lebih lanjut dan wishbone terlihat lebih ramping. Wishbone bagian bawah juga ditambahkan dengan sayap kecil seperti yang pernah terlihat pada 2007.
Salah satu solusi paling ekstrem dalam sejarah Formula 1 adalah suspensi berbentuk kupu-kupu pada mobil MP4/30. Karena bentuknya yang unik, aliran udara bisa tersalurkan lebih baik dan meningkatkan efisiensi komponen diffuser.
Tahun berikutnya, McLaren mengubah sudut wishbone sehingga posisi bagian atas jauh lebih ke depan dibandingkan bagian bawah. Perubahan radikal ini lagi-lagi dilakukan untuk mengalirkan lebih banyak udara bersih ke diffuser.
Akhir-akhir ini tim mencoba menjadikan suspensi sebagai perangkat aerodinamika, salah satunya seperti yang dilakukan Toro Rosso pada 2015.
Di musim 2018, McLaren membawa konsep tersebut ke tingkat lebih tinggi. Keseluruhan elemen wishbone atas kini menjadi satu dan diharapkan menambah performa aerodinamika mobil mereka. Patut diperhatikan juga bagaimana titik sambung pushrod ditempatkan sejauh mungkin dari roda belakang agar udara bisa mengalir lebih bebas.
Semua tim F1 secara konstan terus berusaha mengoptimalkan aliran udara di sekitar roda belakang. Setiap perubahan yang bisa memastikan udara tidak terhambat tentunya akan menjadi keuntungan.
Tapi inovasi yang diperkenalkan McLaren juga membawa kerugian berupa suspensi yang lebih berat dan lebih kaku. Tentunya McLaren sudah mempertimbangkan hal tersebut dan menilai bahwa keuntungan yang didapat telah melebihi kerugian.
Ikuti Motorsport.com di:
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments