Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Belum stabil, Formula 1 diminta jangan tambah tim

Haas meminta Formula 1 tidak menambah jumlah peserta sebelum bisa memastikan kondisi finansial tim-tim yang ada saat ini sudah stabil, dan terhindar dari ancaman masalah seperti yang dialami Force India.

Starting grid

Starting grid

Sam Bloxham / Motorsport Images

Akibat hutang yang semakin menumpuk, Force India akhirnya dinyatakan pailit hanya beberapa hari menjelang balapan GP Hongaria. Padahal, skuat yang bermarkas di Silverstone itu berhasil bertengger di peringkat empat klasemen pada dua musim terakhir.

Baca Juga:

Team principal Haas, Gunther Steiner, mengatakan Force India adalah "tim yang layak" untuk bertarung di F1, dan berharap rivalnya tersebut bisa segera menemukan pemilik baru.

"Saya berharap pemilik barunya adalah orang yang bijaksana," kata Steiner. "Seseorang yang memang ingin berada di F1. Dengan begitu, semua orang bisa kembali bekerja, dan F1 bisa tetap berlanjut dengan 10 tim.

“Membalap dengan 18 mobil sebenarnya tidak masalah, tapi menurut saya 10 tim adalah jumlah yang pas.

“Banyak orang ingin jumlah tim F1 ditambah menjadi 11 atau 12 tim. Tapi kenyataannya sekarang masih ada 10 tim yang kesulitan untuk bisa bertahan, jadi mengapa kita sibuk memikirkan tim ke-11?

"Bukankah lebih baik kita fokus mempertahankan 10 tim yang ada saat ini?

"Jadi mari berpikir lebih realistis, jangan asal 'ingin lebih banyak'."

Terakhir kali F1 kedatangan tim-tim baru (lebih dari satu) adalah pada 2010. Waktu itu Lotus, HRT, dan Virgin berbarengan menjadi kompetitor baru ajang jet darat. Ketiganya memutuskan bergabung setelah tertarik dengan janji pembatasan anggaran yang tidak kunjung terealisasi.

Akibatnya, HRT menjadi tim pertama yang gulung tikar pada 2012, sementara Lotus sempat berganti nama menjadi Caterham sebelum mengalami nasib yang serupa pada akhir 2014.

Di antara tiga tim tersebut, hanya Marussia (setelah berganti nama dari Virgin) yang berhasil mencetak poin berkat finis kesembilan yang diraih mendiang Jules Bianchi pada GP Monako 2014.

Namun di akhir musim, Marussia juga diputuskan pailit, dan kemudian hidup kembali sebagai Marussia/Manor pada 2015. Setelah berganti kepemilikan, Manor pada akhirnya juga bubar di akhir musim 2016.

F1 saat ini kembali menggarap ide pembatasan anggaran mulai musim 2021, yang juga merupakan tahun terjadinya perombakan regulasi besar-besaran.

"Saya tidak bisa melihat jauh ke masa depan, tapi pertama-tama yang harus kita lakukan adalah menyelamatkan Force India," jawab Steiner ketika ditanya apakah 2021 adalah tahun yang tepat bagi tim baru untuk bergabung ke F1

"Kita mungkin baru bisa memikirkannya di akhir 2020, ketika semua tim sudah stabil dan mereka semua juga aman [dari ancaman finansial].

“Masih ada banyak lisensi [untuk diberikan kepada calon tim], jadi itu memungkinkan. Saya tidak menentangnya."

“Jika kita punya 11 tim tapi satu atau dua tahun kemudian dua di antaranya bubar atau pergi dan kita balik lagi ke sembilan tim, maka itu tidak ada gunanya."

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya McLaren minati Sainz untuk musim F1 2019
Artikel berikutnya Sainz: Berduet dengan Alonso tantangan terbesar pembalap F1

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia