Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Bos komersial F1 akui sepak bola lebih sulit diprediksi

Bos komersial Formula 1, Sean Bratches, mengakui bahwa olahraga sepak bola lebih sulit diprediksi.

Lewis Hamilton, Mercedes AMG F1 W09, leads Valtteri Bottas, Mercedes AMG F1 W09, Sebastian Vettel, Ferrari SF71H, and Kimi Raikkonen, Ferrari SF71H, at the start of the race

Steven Tee / Motorsport Images

Alonso menyebut hasil balapan yang terlalu mudah diprediksi sebagai salah satu alasannya tidak ikut membalap di F1 2019. Pasalnya, selain Mercedes, Ferrari, dan Red Bull, tim-tim lain tidak memiliki peluang realistis untuk bersaing memperebutkan kemenangan atau bahkan podium.

"Jika saya yang menjadi humas dia, mungkin saya akan menyarankan dia untuk menggunakan kata-kata yang berbeda," ujar Bratches.

"Tapi menurut saya ada potensi F1 akan lebih sulit untuk diprediksi. Hal penting seperti ini yang ingin kami capai.

"Jika anda melihat sejak musim 2015, hanya ada tiga tim yang mampu memenangi balapan. Jadi ya untuk saat ini masih mudah diprediksi."

Baca Juga:

Bratches kemudian membandingkan F1 dengan sepak bola, di mana tim papan bawah bisa mengalahkan tim unggulan.

"Jika Anda melihat Liga Primer [Inggris] sejak musim 2014-2015, tercatat ada 29 persen di mana tiga tim terbawah di klasemen berhasil mencetak hasil imbang atau bahkan menang saat melawan tim enam besar."

"Jadi misalnya jika Anda seorang fans Cardiff, maka Anda tidak akan berpikir bahwa tim Anda punya peluang meraih titel – kecuali jika Anda orangnya sangat optimistis, atau Anda fans Leicester City.

"Tapi setidaknya saat melawan Chelsea atau Manchester City, Anda tahu tim Anda punya peluang untuk menang, karena itu pernah terjadi.

"Sementara hal yang sama tidak bisa terjadi di F1. Jadi bisa dibilang perkataan dia benar, dan kami harus memperbaikinya.

Bratches menganggap Alonso sebagai "pahlawan" dan "legenda". Ia menilai kepergian sang dua kali juara dunia tersebut dari balap jet darat menjadi sebuah kehilangan bagi F1.

"Dari segi bisnis, saya kecewa. Karena dia sudah membalap di F1 sejak lama, dan berada di puncak-puncaknya.

"Tapi saya menghormati keputusannya, dan ke depannya mudah-mudahan kami bisa mengajak dia untuk menjadi duta olahraga ini."

Sean Bratches, Formula One Managing Director, Commercial Operations
Jean Todt, FIA President, Sean Bratches, Formula One Managing Director, Commercial Operations
Sean Bratches, Chase Carey, Ross Brawn, Formula One Group
Aksi start
Aksi start
Aksi start
Aksi start
Fernando Alonso, McLaren MCL33
Aksi start
Fernando Alonso, McLaren
10

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Tim-tim unggulan sulit dikejar, Perez: Ini sangat merusak F1
Artikel berikutnya Proses pembelian Force India dipertanyakan

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia