Demi jaga dominasi, Mercedes hadirkan psikolog
Demi menjaga dominasi di Formula 1, Mercedes tidak lupa memperhatikan kondisi fisik dan mental semua pekerja mereka.
Foto oleh: Steven Tee / Motorsport Images
Usai mengamankan gelar ganda untuk yang kelima kalinya secara beruntun di F1, Mercedes tidak lantas bersantai. Pabrikan Jerman tersebut harus siap menghadapi lawan-lawan yang terus mengancam.
Bos tim Mercedes, Toto Wolff, yakin timnya tetap mampu menjaga motivasi. Namun, yang menjadi perhatiannya adalah bagaimana memastikan setiap pekerja bekerja dalam level tertinggi dan memaksimalkan potensi.
“Saya pikir kami sebagai tim memang tidak pernah merasa puas. Kami tetap sangat termotivasi dan memasang target yang membuat kami selalu bergairah,” terang Wolff.
“Ini lebih pada bagaimana menjaga level energi tersebut. Karena terkadang bisa menyentuh titik yang tidak sehat. Area ini yang berusaha kami tingkatkan demi menjaga performa di level tinggi.
“Sebagai sebuah organisasi, kami juga memperhatikan lingkungan kerja. Kami memperhatikan nutrisi, jam tidur, kesehatan, olahraga... kami juga memberi waktu libur supaya mereka bisa tetap dalam kondisi yang baik.
“Kami juga menghadirkan psikolog ke dalam tim. Saya bisa menghabiskan waktu berjam-jam membicarakan kegiatan-kegiatan yang kami lakukan.”
Bagi Wolff, salah satu elemen penting yang tidak boleh dilupakan Mercedes adalah mengapresiasi para personel yang bekerja di balik layar, baik yang berada di trek maupun yang bertugas dari markas mereka di Brackley, Inggris.
“Dalam sebuah organisasi modern seperti tim olahraga, yang bepergian ke 21 grand prix setiap tahunnya, kita harus selalu sadar bahwa aspek manusia adalah kuncinya,” imbuhnya.
“Tidak hanya yang tampil [di depan media] dan berbicara tentang mobil dan kemudian duduk di balik kemudi. Tapi juga 1.800 orang yang bekerja di balik layar demi mengalahkan orang-orang di balik layar tim lain. Kami harus memperhatikan mereka untuk kebaikan kami.”
Menurut Wolff, salah satu kualitas yang dimiliki dan terus ditekankan Mercedes adalah kekompakan tim.
“Kami tidak ingin bekerja bagaikan sekelompok anak berumur lima tahun yang semuanya mengejar satu bola,” tukasnya.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments