Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Kursinya terancam, Hartley makin berani angkat bicara

Pembalap Toro Rosso, Brendon Hartley, mengungkap alasan mengapa ia makin berani angkat bicara di Formula 1.

Brendon Hartley, Scuderia Toro Rosso

Foto oleh: Manuel Goria / Motorsport Images

Nasib pembalap asal Selandia Baru itu menjadi penuh tanda tanya menyusul keputusan Toro Rosso merekrut kembali Daniil Kvyat dan dilaporkan tengah mengincar Alexander Albon untuk kursi kedua.

Baca Juga:

Hartley menegaskan dirinya memiliki kontrak hingga 2019 dan tampak semakin gelisah dalam beberapa balapan belakangan ini. Ia bahkan mengeluarkan pernyataan yang bertentangan dengan rilis pers resmi tim.

"Saya harus terus menjawab pertanyaan seputar masa depan saya," ujar Hartley di Meksiko.

"Mungkin sekarang saya mulai menyadari bahwa saya harus bisa membela diri dan bertarung untuk meraih tujuan saya. Itu yang sedang saya lakukan.

"Saya tahu sudah tampil bagus dalam beberapa balapan terakhir, dan saya merasa berada di posisi yang baik."

Sebelum gelaran GP Meksiko, bos tim Toro Rosso, Franz Tost, mengatakan Hartley harus menyumbangkan hasil yang lebih baik jika ingin mengamankan masa depannya di skuat Faenza.

Opini berbeda disampaikan Hartley yang beberapa kali bersikeras bahwa ia sudah mampu menyaingi rekan setimnya, Pierre Gasly, yang akan dipromosikan ke skuat utama Red Bull tahun depan.

Brendon Hartley, Toro Rosso, Pierre Gasly, Toro Rosso

Brendon Hartley, Toro Rosso, Pierre Gasly, Toro Rosso

Foto oleh: Andy Hone / LAT Images

Namun dalam hal perolehan poin di klasemen, Hartley masih tertinggal cukup jauh karena sejauh ini ia baru mendulang empat poin, sedangkan Gasly sudah meraup 25 poin lebih banyak.

"Ada beberapa balapan di mana saya kurang beruntung di lap pertama," terang Hartley. "Terkadang selisih kami cukup ketat saat kualifikasi dan itu berdampak besar pada hasil balapan.

"Di Austria, saya merasa punya pace untuk merengkuh poin tapi kemudian suspensi saya mengalami kerusakan. Lalu di Hongaria, saya start sepuluh besar dan kami menerapkan strategi berbeda. Saya tidak sendirian, ada juga duo Renault, yang pit lebih awal tapi justru terkena overcut dari pembalap-pembalap lain. Itu juga karena Pierre menjalani lap pertama yang lebih baik."

Tidak seperti kebanyakan pembalap lain, Hartley memulai debut balapnya di F1 setelah tujuh tahun tidak berkompetisi di ajang formula. Setelah terdepak dari skuat junior Red Bull, Hartley beralih fokus ke balapan sportscar.

"Saya di sini sekarang, dan sudah merasa nyaman dengan lingkungannya. Saya merasa sudah melakukan pekerjaan yang bagus, tapi memang tidak selalu seperti yang diharapkan," tuturnya.

Brendon Hartley, Toro Rosso STR13
Brendon Hartley, Toro Rosso STR13
Franz Tost, Team Principal, Scuderia Toro Rosso
Brendon Hartley, Toro Rosso
Brendon Hartley, Toro Rosso STR13
Helmut Marko, Franz Tost, Team Principal, Scuderia Toro Rosso, Brendon Hartley, Scuderia Toro Rosso
Brendon Hartley, Toro Rosso STR13
Brendon Hartley, Toro Rosso STR13
Brendon Hartley, Toro Rosso STR13
Max Verstappen, Red Bull Racing RB14, Brendon Hartley, Toro Rosso STR13
10

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya De Silvestro ingin program a la Red Bull khusus wanita
Artikel berikutnya Marko: Red Bull harus jadikan Verstappen juara dunia termuda

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia