Honda berharap kemitraan Red Bull "tidak seperti McLaren"
Jika kemitraan Honda dengan Red Bull menjadi kenyataan, pabrikan mesin Formula 1 asal Jepang itu berharap tidak mengalami situasi yang sama seperti saat bersama McLaren.


Bos motorsport Honda, Masashi Yamamoto, bertemu dengan konsultan motorsport Red Bull, Helmut Marko, di Spanyol pekan lalu untuk membahas prospek kemitraan antara kedua belah pihak.
Selagi menunggu keputusan dari Red Bull, Yamamoto mengungkapkan bahwa Honda juga akan mengevaluasi apakah mereka mampu memasok mesin untuk dua tim sekaligus.
"Kami menganggapnya sebagai hal yang positif, karena itu berarti kami punya lebih banyak waktu untuk berkonsultasi," ujarnya kepada Motorsport.com. "Kami sangat positif. Jika kami bisa bekerja sama dengan Red Bull, maka itu menjadi hal yang besar untuk Honda, karena mereka adalah tim yang top.
"Ini akan memberikan kami semacam tekanan sebagai pemasok mesin. Kami harus mempertimbangkan beragam aspek dengan sangat matang. Karena pertanyaannya adalah: apakah kami bisa menangani permintaan dari tim sebesar Red Bull?
"Kami harus bisa merasakan beban tanggung jawab untuk memasok mesin."
Baca juga:
Honda tengah bersiap melakukan ekspansi seperti penambahan staf. Yamomoto juga berujar bahwa struktur organisasi akan menjadi lebih "padu" di tingkat manajemen, meski sektor teknis masih akan tetap dipisah.
Direktur teknis, Toyoharu Tanabe, kemungkinan besar akan memimpin dan mengawasi segala kegiatan Honda di sirkuit.
Jika kemitraan dengan Red Bull menjadi kenyataan, maka Honda bisa kembali masuk dalam sorotan seperti saat memasok mesin untuk McLaren yang penuh dengan drama.
"Kemitraan kami dengan McLaren cukup sulit, tapi juga menjadi pengalaman," tambah Yamamoto. "Mereka memberikan kami pelajaran berharga sebagai mitra mesin."
"Sekarang kami bekerja sama dengan Toro Rosso, yang berjalan sangat baik. Jika kami bermitra dengan Red Bull, kami berharap situasinya tidak akan sama seperti saat bersama McLaren."
Ikuti Motorsport.com di:

Foto oleh: Joe Portlock / Motorsport Images

Foto oleh: Andrew Hone / Motorsport Images

Foto oleh: Andrew Hone / Motorsport Images

Foto oleh: Andrew Hone / Motorsport Images

Foto oleh: Andrew Hone / Motorsport Images

Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images

Foto oleh: Andrew Hone / Motorsport Images

Foto oleh: Andrew Hone / Motorsport Images



Gelael di Toro Rosso, Tost: "Ini bukan soal uang"
Barcelona dan Spanyol adu argumen soal lagu kebangsaan

Berita terbaru
Mick Schumacher Pantas Berada di Tim Lebih Baik
Eks pembalap F1 Hans-Joachim Stuck menilai Mick Schumacher telah membuktian diri mampu bersaing di level tinggi dan akan senang melihatnya membalap untuk tim yang lebih kuat.
Gegara Raikkonen, Red Bull Batal Akuisisi Renault
Kimi Raikkonen ternyata pernah jadi biang gagalnya akuisisi Sauber oleh Red Bull pada 2001. Saat itu, pabrikan minuman Austria ingin mengambil slot Formula 1.
Sebastian Vettel Dapat Denda Paling Tinggi di F1
Pembalap Jerman dari Tim Aston Martin tersebut mendapatkan denda hampir 36 ribu euro akibat sejumlah pelanggaran dari 13 balapan F1 yang sudah digelar musim ini.
Bujet Tim untuk Gaji Pembalap: Ferrari Cuma Ungguli 4 Tim Bawah
Red Bull Racing tim dengan anggaran terbesar untuk gaji pembalap di F1 musim ini, diikuti Mercedes. Bujet Ferrari masih di bawah McLaren, Alpine, dan Aston Martin.