Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Honda minta F1 tutup celah regulasi mesin

Honda berharap Formula 1 bisa memperjelas rincian regulasi mesin supaya tidak ada “zona abu-abu” yang dapat dimanfaatkan tim.

Pierre Gasly, Red Bull Racing RB15

Foto oleh: Erik Junius

Honda kembali ke Formula 1 pada 2015 atau tahun kedua dari penerapan regulasi mesin V6 turbohibrida.

Namun produsen mesin asal Jepang itu masih kesulitan menyamai performa dua pabrikan terdepan saat ini, Mercedes dan Ferrari. Mereka menyebut keengganan mereka memanfaatkan celah regulasi, seperti trik pembakaran oli, sebagai salah satu alasannya.

“[Ketika regulasi mesin baru dimulai] semua pabrikan langsung berusaha mencari zona abu-abu, terutama Ferrari dan Mercedes,” ungkap bos motorsport Honda, Masashi Yamamoto, kepada Motorsport.com.

“Sementara kami datang lebih telat, jadi kami tertinggal dari segi pengetahuan dan pemahaman. Jadi Honda ingin zona abu-abu itu dihilangkan. Kami ingin mereka berhenti, itu harapan kami,” tuturnya.

 

Foto oleh: Andrew Hone / LAT Images

Baca Juga:

Kabar baiknya, setidaknya buat Honda, mulai musim ini, regulasi baru menyatakan bahwa tim harus memastikan tangki oli cadangan mereka tetap kosong selama jalannya babak kualifikasi.

Pun demikian Yamamoto sadar zona abu-abu akan selalu menjadi bagian dari balapan karena para pembuat regulasi tidak memiliki pengetahuan sedalam para teknisi.

“Tapi jika bicara F1, kita tahu FIA memiliki banyak spesialis, dan kami rasa mereka masih bisa membuat regulasi yang lebih bagus agar tidak ada lagi zona abu-abu,” terangnya.

Performa Honda mulai membaik sepanjang 2018, menyusul bergabungnya kepala program IndyCar, Toyoharu Tanabe, kini sebagai direktur teknis program F1, dan ahli mesin Honda, Yasuake Asaki, untuk memimpin divisi R&D di Sakura, markas mesin Honda.

“Alasan kami bisa membuat kemajuan adalah karena kami memilih orang-orang handal dalam pengembangan di dunia balap dan membawa mereka ke tim F1 kami, kemudian diperkuat dengan kualitas pabrik kami,” tambah Yamamoto.

“Yang pasti, kami belajar dari apa yang terjadi selama tiga tahun terakhir ini, itu hal terbesar buat kami.

“Meski terkadang gagal, kami terus mencoba, dan ini kami pelajari. Jadi dari hal tersebut, kami bisa membuat kemajuan, dan itu bisa dilanjutkan pada 2019.”

Masashi Yamamoto, Honda F1
Max Verstappen, Red Bull Racing RB15, menyalip Sebastian Vettel, Ferrari SF90
Toyoharu Tanabe, F1 Technical Director, Honda
Max Verstappen, Red Bull Racing RB15
Max Verstappen, Red Bull Racing
Red Bull Racing-Honda merayakan podium ketiga yang diraih Max Verstappen
Max Verstappen, Red Bull Racing
Max Verstappen, Red Bull Racing RB15
Max Verstappen, Red Bull Racing RB15
Max Verstappen, Red Bull Racing RB15
10

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Sebelum tes F1, Schumacher fokus debut F2
Artikel berikutnya Renault ingin membuktikan kemajuan mesin

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia