Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Komentar

Lima legenda F1 di mata fotografer ternama Rainer Schlegelmilch

Fotografer Formula 1 ternama, Rainer W. Schlegelmilch, memberikan pandangannya tentang lima pembalap legendaris F1 sepanjang 55 tahun kariernya di motorsport.

Jochen Rindt, Team Lotus

Jochen Rindt, Team Lotus

Rainer W. Schlegelmilch

Motorsport Network mengakuisisi koleksi foto luar biasa Schlegelmilch pada tahun lalu, dan kini ia memberikan pandangan pribadi mengenai para legenda balap F1 yang pernah tertangkap dalam lensa kamera miliknya.

Schlegelmilch juga akan mengajak Anda mengapresiasi karakter para sosok di balik helm, tentunya didampingi dengan foto karyanya sendiri. Untuk melihat karya-karya ikonis lainnya dari Schelegelmich, Anda bisa segera mengunjungi situs Motorsport Images, atau membelinya dalam bentuk terbingkai  dengan kualitas tinggi di sini.

Ayrton Senna

Ayrton Senna, McLaren, wins

Foto oleh: Rainer W. Schlegelmilch

"Senna adalah pembalap yang sangat, sangat serius. Ia juga sosok yang sangat religius. Menang selalu menjadi target buat dirinya. Saya ingat di tahun terakhirnya [bersama McLaren pada 1993], ia kerap bertengkar dengan Ron Dennis. Tapi dia juga menunjukkan karakter yang baik seperti saat dia memberikan kemenangan untuk teman dekatnya di Formula 1, Gerhard Berger [pada GP Jepang 1991]. Menurut saya itu adalah hal yang langka, karena bagi kebanyakan pembalap, musuh bebuyutan mereka adalah rekan setim."

Jochen Rindt

Jochen Rindt, Team Lotus

Foto oleh: Rainer W. Schlegelmilch 

"Ia adalah orang 'gila' asal Jerman dan kemudian tinggal di Austria, dan dapat lisensi balap juga dari Austria. Ketika dia datang, dia seperti anjing muda yang liar, tapi sangat fokus saat membalap dan akhirnya juara. Saya bahkan sudah memiliki fotonya sejak 1963 dan sangat terkesan dengan kemampuan balapnya. Seseorang berkata kepada saya: 'Orang Austria itu suatu hari nanti akan menjadi pembalap hebat', dan itu menjadi kenyataan.

"Di penghujung kariernya pada 1968, ia mulai sering disebut sebagai playboy, mungkin ia pembalap F1 pertama yang mendapat julukan seperti itu. Ia adalah pembalap yang berpikir secara modern, suka tampil dramatis, dan ditemani wanita cantik."

Jackie Stewart 

Jackie Stewart

Foto oleh: Rainer W. Schlegelmilch

"Buat saya, dia adalah orang yang sangat terbuka. Saya orang jerman dan dulu saya sering menghindari kolega-kolega yang berasal dari Inggris, karena tahu saja, F1 waktu itu kental dengan suasana Inggris. Setelah berkenalan dengan jurnalis asal Inggris, saya baru bisa dikenalkan dengan Jackie dan berbincang dengan istrinya, Helen.

"Seketika itu juga saya merasa diterima sebagai bagian dari keluarga mereka, bahkan hingga saat ini. Saya ingat beberapa tahun yang lalu dia berkata 'Rainer, ketika kamu mengunjungi Silverstone, silahkan datang ke rumah saya dan kita akan makan siang bersama,' itu sungguh luar biasa buat saya. Tidak ada pembalap selain dia – dan mungkin juga Jacky Ickx, yang pernah berkata seperti itu. Sosoknya sangat bersahabat dan kami sangat menghormati satu sama lain."

Jim Clark 

Race winner Jim Clark, Team Lotus 49

Foto oleh: Rainer W. Schlegelmilch

"Jim Clark adalah pahlawan saya di era foto hitam-putih. Saya ingat ketika ia meninggal di Hockenheim, itu menjadi salah satu hari terkelam dalam hidup saya. Karena bagi saya, Clark adalah manusia super dan tidak ada yang percaya bahwa dia bisa mengalami kecelakaan.

"Ia adalah pembalap terbaik, selalu menang, selalu bahagia, dan selalu terbuka. Sikapnya sungguh normal ketika berdiri di podium. Ketika ia meninggal, saya tidak bisa paham mengapa saya sungguh mencintai olahraga yang merenggut orang-orang terbaiknya. Tidak ada olahraga lain yang begitu berbahaya, jadi saya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pulih dari perasaan itu."

Michael Schumacher 

Michael Schumacher, Ferrari F310

Foto oleh: Rainer W. Schlegelmilch

"Di awal-awal, dia sungguh fantastis untuk Jerman, yang waktu itu masih belum memberi dampak besar di F1. Masyarakat Jerman membutuhkan sosok yang familiar dan itu terbukti dengan banyaknya penonton televisi di masanya. Michael adalah pembalap yang hebat dan berbakat. Tetapi seiring reputasinya yang meroket, ia menjadi susah bagi kami untuk berkenalan secara lebih dekat. Inilah awal dari perubahan di mana jarak antara pembalap dengan fotografer biasa mulai semakin jauh."

Untuk mengenali lebih dekat sosok rainer Schlegelmilch, Anda juga bisa menonton cuplikan film Freezing Speed dan versi lengkapnya bisa disaksikan di Motorsport.tv.

Rainer Schlegelmilch on the LAT stand
Rainer Schlegelmilch di atas panggung LAT, pada acara Autosport International

Foto oleh: Mark Sutton / LAT Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya GP Jerman: Vettel klaim pole kandang, Hamilton merana
Artikel berikutnya Mercedes 0,5 detik lebih lambat dari Ferrari di lurusan - Wolff

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia