Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Mencontoh IndyCar "bisa jadi akhir dari Formula 1"

Bos tim Haas, Gunther Steiner, memperingatkan Formula 1 untuk tidak mencontoh balap single-seater IndyCar.

Sébastien Bourdais, Dale Coyne Racing with Vasser-Sullivan Honda

Sébastien Bourdais, Dale Coyne Racing with Vasser-Sullivan Honda

Scott R LePage / Motorsport Images

Sébastien Bourdais, Dale Coyne Racing with Vasser-Sullivan Honda
Aksi balapan IndyCar 2018 di Long Beach

 

Pada musim 2018, IndyCar menerapkan konsep aerokit yang sama untuk semua mobil kompetitor. Meskipun masih ada ruang untuk berinovasi seperti pada bagian suspensi. Langkah ini selain mampu menekan biaya, jumlah aksi salip-menyalip juga ikut bertambah.

Sejak mobil baru diluncurkan, tercatat rekor baru untuk jumlah overtake terbanyak di sirkuit jalan raya seperti St. Petersburg. Balapan di sirkuit oval Phoenix juga menjadi lebih ramah dengan aksi salip-menyalip. Hal ini pun mendapat tanggapan positif dari para pembalap IndyCar.

Berbanding terbalik dengan sulitnya melakukan aksi salip-menyalip di balapan F1 sejak diperkenalkannya regulasi baru pada 2017. Tapi Steiner memperingatkan bahwa F1 tidak harus mencontoh IndyCar yang kini makin dekat dengan balap-spek (spesifikasi semua mobil sama).

"Jika F1 beralih ke balap-spek, maka itu bisa menjadi akhir dari F1. Ini adalah kasta tertinggi motorsport, jadi teknologi masih penting," kata Steiner.

"Kita harus berhati-hati, jangan terlalu menyederhanakan F1. Karena banyak orang tertarik dengan aspek teknologi, dan F1 adalah platform yang bagus untuk itu.

"Kita harus membuat F1 lebih mudah diakses karena dengan begitu setidaknya orang-orang akan paham dengan apa yang kami kerjakan. Itu yang harus kita capai. Bukan menyederhanakan F1 seperti IndyCar, karena mungkin F1 justru bisa berubah menjadi GP1.

“Sebagus-bagusnya IndyCar dan mereka bahagia dengan hasilnya, kita harus fokus pada ajang balap kita sendiri supaya bisa lebih maju."

Laporan tambahan oleh Scott Mitchell

Ikuti Motorsport.com di:

Guenther Steiner, Team Principal, Haas F1

Guenther Steiner, Team Principal, Haas F1

Foto oleh: Andrew Hone / Motorsport Images

Aksi balap IndyCar di Long Beach

Aksi balap IndyCar di Long Beach

Foto oleh: Scott R LePage / Motorsport Images

Aksi balap IndyCar di Long Beach

Aksi balap IndyCar di Long Beach

Foto oleh: Phillip Abbott / Motorsport Images

Aksi balap F1 GP Tiongkok

Aksi balap F1 GP Tiongkok

Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images

Aksi balap IndyCar di Long Beach

Aksi balap IndyCar di Long Beach

Foto oleh: Phillip Abbott / Motorsport Images

Aksi balap F1 GP Tiongkok

Aksi balap F1 GP Tiongkok

Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images

Aksi balap F1 GP Tiongkok

Aksi balap F1 GP Tiongkok

Foto oleh: Zak Mauger / Motorsport Images

Aksi balap IndyCar di Long Beach

Aksi balap IndyCar di Long Beach

Foto oleh: Art Fleischmann

Aksi balap F1 GP Tiongkok

Aksi balap F1 GP Tiongkok

Foto oleh: Andrew Hone / Motorsport Images

Aksi balap IndyCar di Long Beach

Aksi balap IndyCar di Long Beach

Foto oleh: Scott R LePage / Motorsport Images

10

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Bagaimana Red Bull RB14 menjelma jadi pemenang balapan?
Artikel berikutnya Toro Rosso-Honda manfaatkan wawasan LMP1 di F1 2018

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia