Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Pirelli jelaskan penyebab terkikisnya ban Raikkonen

Pirelli membeberkan penyebab terkikisnya ban milik pembalap Ferrari, Kimi Raikkonen, pada balapan Formula 1 GP Italia.

Blistered rear tyre on the car of Kimi Raikkonen, Ferrari SF71H in parc ferme

Foto oleh: Manuel Goria / Motorsport Images

Tim-tim Formula 1 tidak mendapat awal GP Italia yang ideal setelah sesi latihan pertama terganggu oleh kondisi cuaca buruk. Sementara kecelakaan dramatis yang dialami Marcus Ericsson memaksa sesi latihan kedua harus terpotong 20 menit.

Baca Juga:

Akibatnya tim hanya bisa melakukan paling banyak 10 lap selama program long-run atau simulasi balapan. Angka tersebut jauh dari kata cukup untuk bisa memahami karakteristik ban yang akan dipakai pada balapan.

"Jumat menjadi hari yang aneh karena FP1 berlangsung dalam kondisi basah, jadi tim-tim harus memfokuskan pekerjaan mereka di FP2," kata bos motorsport Pirelli, Mario Isola.

"Tapi setelah itu ada kecelakaan yang dialami [Marcus] Ericsson, jadi FP2 hanya menyisakan waktu satu jam bagi mereka untuk mencari setup mobil, mengetes dua kompon untuk mencari lap delta, dan melakukan long-run dengan bahan bakar penuh.

"Long-run dilakukan sebanyak 10 lap, kemudian lewat hasil itu mereka harus memprediksi apa yang akan terjadi, tapi itu bukan sesuatu yang linear."

Meski kurangnya sesi latihan di trek dialami oleh semua tim, masalah yang dialami Raikkonen dipicu oleh kejadian yang ia hadapi selama balapan.

Setelah melakukan pit stop, Raikkonen harus berupaya keras agar tidak terkena overcut dari Lewis Hamilton, dengan kata lain pembalap Finlandia itu terpaksa menguras performa bannya lebih lama dari biasanya. Kemudian ia terhambat oleh Valtteri bottas yang membuatnya kehilangan downforce dan lebih sering tergelincir.

"Karena tingkat keausannya rendah, kompon soft jadi lebih mudah terkikis," terang Isola. "Tingkat keausan yang rendah berarti akan memunculkan panas lebih banyak di dalam kompon.

“Jika Anda menempel mobil lain, maka Anda akan kehilangan downforce, dan lebih mudah tergelincir. Sementara kompon supersoft memiliki cengkeraman lebih besar dan tidak mudah tergelincir.

"Setelah itu jika bannya baru dan dikuras sejak lap pertama, maka Anda akan memperparah efeknya."

Kimi Raikkonen, Ferrari SF71H
Kimi Raikkonen, Ferrari SF71H
Kimi Raikkonen, Ferrari SF71H,  Lewis Hamilton, Mercedes AMG F1 W09
Kimi Raikkonen, Ferrari SF71H
Kimi Raikkonen, Ferrari SF71H
Kimi Raikkonen, Ferrari SF71H, Lewis Hamilton, Mercedes AMG F1 W09
Kimi Raikkonen, Ferrari SF71H, Lewis Hamilton, Mercedes AMG F1 W09
Kimi Raikkonen, Ferrari SF71H, Lewis Hamilton, Mercedes AMG F1 W09
Kimi Raikkonen, Ferrari SF71H, Lewis Hamilton, Mercedes AMG F1 W09
Podium GP Italia
10

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Mercedes selidiki anjloknya kecepatan Ferrari
Artikel berikutnya Mercedes bantah gunakan taktik "pit stop tipuan"

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia