Raikkonen: Tak ada gunanya menyalahkan Vettel
Banyak yang menyalahkan Sebastian Vettel atas kesalahan yang ia buat sendiri di Formula 1 2018. Rekan setimnya di Ferrari, Kimi Raikkonen, memberi pembelaan.
Foto oleh: Manuel Goria / Motorsport Images
Vettel dan rivalnya dari Mercedes, Lewis Hamilton, bertarung sengit di puncak klasemen sepanjang paruh pertama musim F1 2018. Namun peruntungan pembalap Jerman itu mulai berubah setelah kecelakaan saat memimpin balapan kandangnya di Hockenheim.
Semenjak itu, Vettel juga melakukan sejumlah kesalahan besar, termasuk ketika ia melintir usai bersenggolan dengan Hamilton di lap pembuka GP Italia.
Rekan setimnya, Raikkonen, menyempatkan diri berbincang secara eksklusif bersama Motorsport.com sebelum balapan GP Amerika Serikat – di mana Vettel kembali melintir di lap awal, dan memberikan pandangannya soal rentetan insiden yang dialami Vettel.
"Saya tidak tahu apakah ia sering membuat kesalahan," ucap Raikkonen. "Di Jerman dia keluar lintasan, tapi waktu itu kondisi memang cukup sulit.
"Saya tidak tahu apakah itu yang akhirnya mempengaruhi hasil di sisa musim, sulit untuk dijelaskan. Selalu ada orang yang menunjuk ini, itu, dan berkata, 'Ini penyebab dia gagal menang'.
“Karena jika Anda ingin melakukan hal itu kepada seseorang, maka ada jutaan kata yang berbunyi, 'ah, dia seharusnya melakukan ini supaya hasil akhirnya berbeda'.
“Tapi berbicara setelah kejadian adalah hal yang sangat mudah. Jadi itu tidak ada gunanya."
Kesalahan Vettel di Austin nyaris dimanfaatkan Hamilton untuk mengunci titel F1 tahun ini. Tapi ia mampu bangkit untuk finis keempat, sementara Raikkonen mengakhiri puasa lima tahun kemenangan dan Hamilton harus puas di urutan ketiga.
Meski pestanya tertunda, Hamilton tetap berpeluang besar memboyong gelar juara dunia kelimanya pekan ini di Meksiko. Ini berarti status Raikkonen sebagai peraih juara dunia terakhir dari Ferrari masih akan bertahan setidaknya untuk satu musim lagi.
"Saya tidak terlalu memikirkannya," kata sang kampiun F1 2007. "Mungkin satu hari nanti, ketika saya berhenti, saya bisa mulai berpikir, 'senang rasanya bisa menjadi juara dunia bersama Ferrari'.
"Tapi bukan berarti saya berpikir 'ah, ok saya yang terakhir'. Orang lain yang membicarakannya, tapi soal itu mau diapakan lagi. Kita lihat saja apa yang akan terjadi tahun depan dan tahun berikutnya," tuturnya.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments