Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Red Bull kini fokus tingkatkan kecepatan puncak

Usai balapan GP Tiongkok, Christian Horner meyakini Red Bull telah memulihkan performa sasis RB15. Ia mengisyaratkan kelemahan utama timnya sekarang adalah kecepatan puncak.

Max Verstappen, Red Bull Racing RB15

Foto oleh: Steven Tee / Motorsport Images

Hasil tes tengah musim di Bahrain menjadi angin segar bagi skuat Milton Keynes yang kesulitan mencari keseimbangan mobil teranyar mereka di dua ronde pertama F1 2019.

Pada balapan GP Tiongkok, Minggu (14/4), Max Verstappen berhasil memisah duo Ferrari untuk menduduki peringkat keempat. Horner menunjuk hal tersebut sebagai bukti bahwa timnya mulai mampu memaksimalkan potensi RB15.

“Itu pasti,” ujarnya. “Kami membuat kemajuan sejak Bahrain dan pastinya kami lebih kompetitif pada pekan ini.

“Jika Anda melihat sektor waktunya, khususnya pertama dan kedua, kami tampil cukup bagus. Di sektor ketiga, kami masih harus bekerja lagi, tapi dengan upgrade yang akan datang, mudah-mudahan itu akan membantu. Jadi secara keseluruhan, ini adalah pekan yang positif.”

Dengan menyebut sektor ketiga Shanghai, yang mana terdapat trek lurus sepanjang 1,2 km, Horner secara tidak langsung mulai menuntut peningkatan performa dari mitra mesin mereka, Honda.

“Saya pikir mereka sedang membuat progres,” ucap Horner tentang Honda. “Ada beberapa hal yang sedang dimatangkan dan pastinya itu akan membantu.

 “Ini semua soal evolusi. Target kami tahun ini adalah memangkas jarak dari Mercedes dan Ferrari, dan kami sedang melakukannya.

“Kami memisah dua Ferrari, dan pastinya pace kami semakin dekat dengan Mercedes. Nanti akan ada efek akordion yang bisa terjadi antara sekarang hingga pertengahan tahun.”

Kendati mampu melompati Charles Leclerc di Tiongkok, Horner menilai hal tersebut lebih disebabkan oleh faktor strategi ketimbang performa mobil.

“Saya tidak berpikir mobil kami lebih kencang dari Ferrari, jadi cara terbaik untuk mengalahkan mereka, atau setidaknya salah satu dari mereka, adalah dengan melakukan dua kali pit stop.

“Itu kemudian memancing diskusi antara Sebastian [Vettel]  dengan pit wall Ferrari soal apakah mereka harus melakukan pit stop lagi. Pada akhirnya mereka dan Mercedes juga melakukannya.

Leclerc menjadi yang dikorbankan. Jadi bagi kami, P4 adalah hasil maksimum.”

Max Verstappen, Red Bull Racing RB15, Pierre Gasly, Red Bull Racing RB15
Pierre Gasly, Red Bull Racing
Sebastian Vettel, Ferrari SF90, Max Verstappen, Red Bull Racing RB15
Helmut Markko, Konsultan, Red Bull Racing, Christian Horner, Team Principal, Red Bull Racing
Pierre Gasly, Red Bull Racing RB15
Max Verstappen, Red Bull Racing RB15
Max Verstappen, Red Bull Racing RB15
Max Verstappen, Red Bull Racing RB15
Max Verstappen, Red Bull Racing RB15
Max Verstappen, Red Bull Racing RB15
10

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Leclerc tak diberi kesempatan yang cukup
Artikel berikutnya Tak seperti Ferrari, Mercedes maksimalkan potensi

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia