Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Rossi dan Lorenzo tolak kehadiran balap F1 di Assen

Jelang MotoGP Belanda, dua pembalap unggulan, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo, menolak kehadiran balap Formula 1 di Assen.

Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Sirkuit Assen, yang telah lama menjadi tuan rumah grand prix motor sejak musim pertama pada 1949, kini tengah melobi untuk bisa menghelat balap F1 mulai 2020.

Direktur balap FIA, Charlie Whiting, berkata bahwa untuk bisa menggelar F1 GP Belanda, Assen hanya membutuhkan modifikasi kecil.

Kendati demikian, tujuh kali juara dunia MotoGP, Valentino Rossi, menjadi salah satu yang vokal menentang prospek balapan F1 di sirkuit yang kental dengan sejarah balap motor tersebut.

"Saya berharap mereka tidak datang ke sini," tegas Rossi. "Karena F1 sudah punya banyak sirkuit yang memang khusus untuk balap mobil, seperti Le Castellet [Paul Ricard] pekan lalu. Jika kita melihat sejarah, Assen hanya untuk balap motor.

"Pertama-tama yang perlu dipertimbangkan adalah permukaan yang tidak rata dan kemudian akan ada perubahan yang perlu dilakukan [untuk F1]. Jadi lebih baik F1 jangan ke sini. Dari segi historis, juga akan lebih baik jika hanya ada balapan MotoGP di sini."

Max Verstappen melaju di Assen dalam sebuah demorun
Press Conference, Cal Crutchlow, Team LCR Honda, Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing
Press Conference, Marc Marquez, Repsol Honda Team
Press Conference, Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, Ducati Team
Max Verstappen performs at Red Bull Showrun: Assen
Sirkuit TT Assen
Max Verstappen beraksi di Assen dalam sebuah demorun
Max Verstappen melaju di Assen dalam sebuah demorun
Max Verstappen melaju di Assen dalam sebuah demorun
Max Verstappen melaju di Assen dalam sebuah demorun
10

 

Tiga kali juara dunia MotoGP, Jorge Lorenzo, juga mengkhawatirkan hal yang sama mengenai kemungkinan timbulnya permukaan lintasan yang tidak rata jika F1 benar-benar menggelar balapan di Assen.

"Mudah-mudahan [F1] tidak datang ke sini, pertama karena permukaan lintasan bisa jadi tidak rata, kedua karena mereka akan melakukan banyak perubahan pada layout trek," kata Lorenzo.

"Akan sangat aneh melihat mobil-mobil F1 melaju di trek yang sepenuhnya hijau [dengan rerumputan] di pinggir lintasan.

“Saya tidak tahu akan seperti apa perubahannya, tapi supaya permukaan bisa tetap mulus, akan lebih baik jika F1 tidak datang ke sini."

Sedangkan rekan setim Lorenzo di Ducati, Andrea Dovizioso, memberi pandangan yang lebih tolerir meski ia tetap tidak yakin F1 akan benar-benar menggelar balapan di Assen.

"Di sini? Tidak mungkin," ujarnya. "Karena di sini terlalu sempit, terlalu kecil. Mungkin mereka akan melakukan beberapa perubahan, tapi saya tidak yakin dengan itu. JIka menjadi kenyataan, ya bagus. Bukan masalah buat saya."

Juara bertahan MotoGP, Marc Marquez, yang awal Juni ini berkesempatan menjajal mobil F1 di Red Bull Ring, juga memberikan pendapat yang serupa.

"F1 akan melaju sangat kencang [di Assen] karena banyak tikungan cepat. Mungkin catatan waktunya akan berada di kisaran satu menit.

"Tapi akan sangat menarik untuk melihat F1 beraksi di sirkuti seperti Assen. Tapi ya untuk balap motor ini berarti akan muncul permukaan yang tidak rata, tapi bagi saya itu bukan masalah besar."

Laporan tambahan oleh Oriol Puigdemont

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Ricciardo segera teken kontrak baru dengan Red Bull
Artikel berikutnya Pembalap F1 kritisi penambahan zona DRS sudah seperti "Mario Kart"

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia