Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

McLaren-Williams kepayahan, bukti F1 tak kenal ampun

Menurut direktur olahraga Formula 1, Ross Brawn, menurunnya performa McLaren dan Williams musim lalu dianggap sebagai bukti bahwa F1 tidak mengenal ampun.

Stoffel Vandoorne, McLaren MCL33 leads Sergey Sirotkin, Williams FW41

Stoffel Vandoorne, McLaren MCL33 leads Sergey Sirotkin, Williams FW41

Andy Hone / Motorsport Images

Melihat sejarahnya, McLaren dan Williams merupakan dua tim F1 tersukses yang bermarkas di Inggris Raya. Namun pada 2018, beragam masalah membuat kedua tim tersebut lebih sering berkutat di rombongan belakang.

Brawn berpendapat, kunci sukses tim jawara seperti Mercedes adalah adanya stabilitas dalam tim. Sedangkan McLaren dan Williams dalam beberapa tahun terakhir ini kerap merombak jajaran manajemen mereka.

"Mercedes masih memiliki orang-orang yang saya kenal sejak 2007, itu lebih dari 10 tahun stabilitas," kata Brawn kepada Motorsport.com. "Itu sangat penting.

"Menurut saya, Williams dan McLaren telah melewati perubahan dan itu membutuhkan waktu sebelum semuanya menjadi stabil. Mereka adalah tim yang hebat dengan sejarah luar biasa, tapi sayangnya Formula 1 tidak memedulikan sejarah, Formula 1 hanya peduli dengan apa yang terjadi di trek.

"Kami di Formula 1, tentu ingin mereka bisa kembali kompetitif karena mereka adalah tim dan brand yang hebat. Namun, Formula 1 tidak mengenal ampun.

"Jika Anda tidak melakukan pekerjaan yang bagus, maka itu akan terlihat pada hari Minggu [balapan]. Mereka punya kemampuan untuk kembali kompetitif, tapi itu bakal menjadi tugas yang sulit."

Baca Juga:

Meski performa Ferrari jelas tidak separah McLaren dan Williams, Brawn mengatakan, kurangnya stabilitas juga membuat skuat Maranello kembali gagal merengkuh gelar juara dunia. Terlebih setelah kepergian sang presiden, Sergio Marchionne, yang wafat pada pertengahan tahun lalu.

"Penyebabnya tidak pernah satu hal saja, selalu kombinasi dari berbagai hal," imbuh Brawn. "Sudah pasti, meninggalnya Sergio Marchionne memberi dampak bagi Ferrari.

"Itu memang kabar menyedihkan, dan tentu saja mempengaruhi tim. Ditinggalkan sosok seperti dia, pastinya itu membuat situasi di tim menjadi sangat tidak stabil untuk sementara waktu.

"Tapi jika mereka melihat apa yang telah mereka pelajari, dan Sebastian [Vettel] melihat apa yang telah dia pelajari, saya pikir ada kans besar mereka akan kembali bertarung [di 2019]," tukasnya.

Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images

Claire Williams, Wakil Team Principal, Williams Racing, Zak Brown, Direktur Eksekutif, McLaren Racing

Foto oleh: Andrew Hone / Motorsport Images

Foto oleh: Andrew Hone / Motorsport Images

Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images

Claire Williams, Wakil Team Principal, Williams Racing, Zak Brown, Direktur Eksekutif, McLaren Racing

Foto oleh: Sutton Images

Ross Brawn, Formula One

Foto oleh: Andrew Hone / Motorsport Images

Foto oleh: Andrew Hone / Motorsport Images

Foto oleh: Zak Mauger / Motorsport Images

Foto oleh: Erik Junius

Sebastian Vettel, Ferrari

Foto oleh: Erik Junius

Sebastian Vettel, Ferrari SF71H
10

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Formula 1 didesak kurangi downforce
Artikel berikutnya Norris punya target besar pada 2019

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia