Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Presiden FIA tegaskan F1 tak akan beralih ke elektrik

Ada sejumlah pihak menyarankan Formula 1 beralih sepenuhnya ke tenaga elektrik di masa mendatang. Tapi presiden FIA, Jean Todt, menyebutnya sebagai hal yang "tak masuk akal".

Esteban Ocon, Racing Point Force India VJM11, Sebastian Vettel, Ferrari SF71H, Lewis Hamilton, Mercedes AMG F1 W09 and Sergio Perez, Racing Point Force India VJM11 battle on lap one

Foto oleh: Manuel Goria / Motorsport Images

Meningkatnya pamor Formula E, baik dari fans dan pabrikan, membuat sejumlah pihak berkata bahwa F1 seharusnya mulai mempertimbangkan ikut beralih ke tenaga elektrik agar tetap relevan dengan teknologi mobil jalanan.

Baca Juga:

Namun FE ternyata memegang hak eksklusif dengan FIA untuk menjadi satu-satunya ajang single-seater serba elektrik hingga akhir 2039. Todt tidak menganggap hal ini sebagai masalah karena menurutnya F1 memang tidak direncanakan meniru konsep eletrik yang ada di FE.

"Benar kami punya kesepakatan eksklusif di single-seater dengan promotor FE untuk beberapa tahun lagi. Tapi omongan tentang Formula 1 akan beralih ke elektrik di masa depan adalah hal yang tidak masuk akal," ujar Todt.

"Itu tidak akan terjadi, karena memang tidak bisa. Di sini kita berbicara dua kategori balap yang benar-benar berbeda."

Jean Todt, Presiden FIA

Jean Todt, Presiden FIA

Foto oleh: Jerry Andre / Sutton Images

Todt kemudian menjelaskan lebih lanjut mengapa FE dan F1 harus dianggap sebagai dua kategori balap yang berbeda.

"FE tidak punya performa yang ada di F1," pungkas Todt. "Untuk saat ini salah satu alasan mengapa FE dihelat di tengah kota adalah karena FE tidak akan bisa menarik minat penonton jika balapan berlangsung di sirkuit seperti Monza. Sekali lagi kita berbicara dua kategori balap yang berbeda.

"Benar-benar menyesatkan jika kita membandingkan FE dan F1. F1 merupakan kategori balap yang sudah mapan. Sementara FE, seperti yang sudah saya katakan berkali-kali, bisa dibilang adalah bayi dari FIA, jadi masih banyak yang harus dipelajari. Tapi meskipun begitu, FE berkembang dengan sangat baik.

"Kami memulainya empat tahun yang lalu, dan selama ini kami membutuhkan dua mobil untuk menyelesaikan balapan berdurasi 45 menit. Di akhir tahun ini, kami akan bisa membalap hanya dengan satu mobil.

"Jadi itu menunjukkan bahwa motorsport bisa menjadi sebuah laboratorium, bukan hanya pertunjukkan. Tapi membandingkan dua kategori tersebut hanya akan membuang-buang waktu saja."

Aksi balapan Formula E
Tom Dillmann, Venturi Formula E
Jean Todt, Presiden FIA, Chase Carey, Chairman, Formula One
Andre Lotterer, Techeetah
Jérôme d'Ambrosio, Dragon Racing, Mitch Evans, Jaguar Racing
Mitch Evans, Jaguar Racing
Daniel Abt, Audi Sport ABT Schaeffler
Jean-Eric Vergne, Techeetah
Jérôme d'Ambrosio, Dragon Racing
Jean Todt, FIA President
10

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Horner anjurkan Mercedes ambil risiko promosikan Ocon
Artikel berikutnya Eksklusif: Leclerc dan FIA bicara pentingnya halo di Formula 1

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia