Bos AlphaTauri Ogah Asuh Dua Debutan F1 Sekaligus
Mendudukkan dua debutan dalam kursi mobil Formula 1, seperti Haas, tak ada dalam kamus bos AlphaTauri, Franz Tost. Ia melihat risiko langkah itu lebih besar daripada keuntungan yang didapatkan.

Skuad, yang sebelumnya bernama Toro Rosso, itu sedang menikmati momen menggembirakan. Peringkat mereka dalam klasemen konstruktor naik dari ketujuh musim 2020 jadi keenam tahun lalu.
Para pembalap, Pierre Gasly dan debutan Yuki Tsunoda, mampu bersaing di grup tengah dan depan. Gasly memang tidak mendapat satu kemenangan pun seperti tahun lalu, tapi mampu memperbaiki posisi di klasemen, dari P10 ke P9, berkat konsisten tembus 10 besar.
Sedangkan, Tsunoda awalnya membuat tim kesal karena tingkahnya dan rapor buruk di paruh pertama F1 2022. Inisiatif AlphaTauri memindahkannya ke Italia berbuah manis.
Pembalap muda Jepang itu lebih mudah diatur, sedikit tenang dan bisa fokus pada balapan. Ia mengumpulkan 32 poin, bahkan finis keempat pada Grand Prix Abu Dhabi. Pencapaian tersebut jauh lebih baik daripada sesama debutan F1 2021, Mick Schumacher dan Nikita Mazepin.
Kemajuan Tsunoda tak lepas dari program tim menduetkan pendatang baru dan pembalap berpengalaman. Di sini, ada proses pembelajaran terutama bagi Tsunoda sehingga kemampuannya terdongkrak dengan cepat.
Proses tersebut tidak didapatkan oleh Schumacher dan Mazepin yang sama-sama buta medan. Alhasil, mereka menjadi penghuni dasar klasemen tanpa pernah mendulang satu poin pun. Menariknya, bos Haas, Gunther Steiner tidak keberatan karena seperti mengasuh dua anak.
Pernyataan itu berseberangan dengan prinsip Tost. “Dalam Formula 1 sekarang, jika Anda menurunkan dua pembalap tanpa pengalaman maka Anda mendapat tantangan sangat besar. Pastinya, Anda langsung ada di posisi paling belakang Kejuaraan Konstruktor,” ujarnya dilansir GPFans.
“Dengan dua anak, tidak ada peluang bersaing di tengah atau depan karena arena jauh sangat kompetitif. Itu terlalu kuat.”
Perbedaan pengalaman bak bumi dan langit tentu berpengaruh pada catatan waktu mereka.
“Jika Anda lihat waktu kualifikasi. Itu bisa perseratus detik. Saya kira di Arab Saudi, Pierre 0,087 detik di belakang Charles Leclerc, yang artinya selisih hanya 78 cm atau apa pun. Ada dua posisi,” ucap Tost.
“Kemudian jika Anda punya pembalap muda, tak berpengalaman, kita bicara tentang persepuluh, bukannya perseribu.
“Saya kira kombinasi antara pembalap berpengalaman, kalau ada pembalap muda berkemampuan tinggi, AlphaTauri selalu berada dalam posisi dan siap mengedukasi pilot muda itu.”
Tentang sulitnya Tsunoda menyaingi rekan setim yang lebih senior, Tost berpendapat bahwa itu karena pemuda 21 tahun tersebut baru pertama balapan di sebagian besar sirkuit yang dipakai musim ini.

Pierre Gasly, AlphaTauri, Yuki Tsunoda, AlphaTauri
Foto oleh: Jerry Andre / Motorsport Images
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.